Yogyakarta Jadi Lokasi Wisata Favorit Pengguna Kereta di Nataru 2025/2026, Ini Datanya

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - PT KAI (Persero) mencatat lonjakan luar biasa penumpang kereta api jarak jauh relasi Jakarta-Yogyakarta, baik untuk pemberangkatan dari Stasiun Pasar Senen maupun Pasar Gambir. Tiket kereta api untuk relasi ini bahkan sudah terpesan untuk pemberangkatan dari Jakarta maupun kepulangan dari Yogyakarta

Gambir-Yogyakarta jadi relasi kereta jarak jauh kelas eksekutif paling diminati dengan 34.657 tiket. Disusul Yogyakarta-Gambir yang jadi relasi sebaliknya dengan 32.471 tiket. 

Di sisi lain, tiket kereta api jarak jauh kelas ekonomi dari Jakarta menuju Yogyakarta pun sangat diminati. Terlihat dari KA relasi Lempuyangan-Pasar Senen sebagai rute paling laku nomor tiga dengan 27.819 tiket. Disusul di posisi keempat untuk relasi Pasar Senen-Lempuyangan dengan 25.702 tiket. 

"Untuk tiket Yogyakarta itu sangat laku sekali. Jadi tiket-tiket kita ke Yogya dan ke Jawa Tengah itu nomor satu, kemudian baru ke Jawa Timur," ujar VP Public Relations PT KAI (Persero) Anne Purba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Menurut data KAI per 23 Desember 2025 pukul 08.00 WIB, Stasiun Pasar Senen jadi tempat pemberangkatan terfavorit sebanyak 219.995 tiket. Disusul Stasiun Yogyakarta dengan 156.885 tiket, Stasiun Gambir 152.999 tiket, dan Stasiun Lempuyangan 90.173 tiket. 

Sementara untuk tempat tujuan, Stasiun Pasar Senen jadi paling disukai dengan 210.498 tiket. Diikuti Stasiun Yogyakarta 153.322 tiket, Stasiun Gambir 143.793 tiket, dan Stasiun Lempuyangan 84.827 tiket. 

Anne Purba mengutarakan, tingginya permintaan untuk KA jarak jauh relasi Jakarta-Yogyakarta maupun sebaliknya membuat tiket untuk beberapa kereta sudah habis terpesan. "Ratusan kereta loh (sudah habis). Jadi sekarang kalau Yogya misalkan Taksaka ya, malam itu mayoritas sudah habis," ungkapnya. 

Tiket Terusan Menuju Bali

Tak hanya Yogyakarta, KAI memperkirakan tiket kereta api terusan menuju Banyuwangi juga bakal cepat habis terjual. Sebab, beberapa pelancong diramal bakal melanjutkan waktu libur Natarunya menuju Bali dengan menggunakan kereta api via Banyuwangi. 

Dalam konteks ini, Anne mengacu kepada KA rute Yogyakarta-Surabaya Gubeng yang masuk 10 besar relasi perjalanan paling diminati, dengan 18.120 tiket ludes terjual. 

"Kemudian yang namanya tadi Banyuwangi, itu bisa lanjutan dari Yogya ke Banyuwangi. Jadi kita melihat dari relasi dulu. Karena kan kalau mau ke Banyuwangi dari Yogya bisa, dari Semarang bisa, dari Surabaya bisa," tuturnya. 

Prediksi ini juga terlihat dari munculnya KA Airlangga rute Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi sebagai kereta api jarak jauh terfavorit. Juga adanya KA Pandanwangi rute Jember-Ketapang Banyuwangi sebagai kereta api lokal paling diminati. 

KAI Reaktivasi Jalur Kereta di Jawa Barat Mulai 2026, Cianjur dan Bandung Paling Awal

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan memulai reaktivasi sejumlah jalur kereta di Jawa Barat pada 2026. Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin mencatat ada sekitar 600 kilometer (km) jalur kereta api yang akan direaktivasi.

Bobby menyebut, jalur KA di Cianjur dan Bandung telah dipetakan untuk direaktivasi pada tahap awal. Kepadatan kendaraan jalur darat menjadi salah satu pertimbangan yang menjadikannya prioritas.

"Jadi reaktivasi jalur ini kita punya beberapa prioritas ke depannya. Satu adalah bagaimana jalur-jalur yang lama yang sekarang itu sudah crowded juga di lalu lintas kendaraan bermotornya," ungkap Bobby, ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Prioritas Reaktivasi Jalur

Jalur Cianjur-Bandung akan menjadi prioritas reaktivasi jalur. Kemudian, jalur KA menuju wilayah Selatan Bandung seperti Soreang dan Ciwidey juga masuk dalam program reaktivasi KAI.

"Seperti, Cianjur ke Bandung, itu dalam program kita untuk melakukan reaktivasi. Kemudian dari Bandung ke selatan, itu melewati Soreang ke Ciwidey. Itu prioritas pertama kita dulu. Itu yang akan kita reaktivasi dulu, dan trasenya itu, grondkaart adalah grondkaart-nya KAI," jelas Bobby.

Adapun, pada tahap pertama, KAI akan mengaktifkan lagi 500-600 km jalur KA. Ini masih sebagian kecil dari target aktivasi jalur KA sepanjamg 12.000 km hingga 2029 mendatang seperti mandat Presiden Prabowo Subianto. "Kita harus mulai (2026) dong. Diperintahkan sama Pak Prabowo kan sampai 12.000 km," ujar dia.

Butuh Rp 50 Miliar

Sebelumnya, Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyatakan bahwa dibutuhkan anggaran sekitar Rp 50 miliar per kilometer (km) untuk menghidupkan kembali jalur rel yang sudah lama tidak aktif di Jawa Barat. Sayangnya, meskipun rencana ini bukan hal baru, realisasinya kerap terkendala keterbatasan anggaran.

"Per km (dibutuhkan) Rp 50 miliar," kata Djoko kepada Liputan6.com, Rabu (23/4/2025).

Adapun Gubernur Jawa Barat Dede Mulyadi menyuarakan niat untuk mengaktifkan seluruh jaringan kereta api di wilayahnya, melanjutkan wacana yang pernah diusung pendahulunya, Ridwan Kamil.

Namun, karena minimnya dukungan dana, sejauh ini hanya satu jalur yang berhasil diaktifkan kembali, yaitu lintas Cibatu – Garut sepanjang 19,3 kilometer, yang dananya ditanggung oleh PT Kereta Api Indonesia.

"Rencana reaktivasi sejumlah jalur rel di Jawa Barat bukan hal baru. Namun tidak berjalan maksimal, lantaran tidak didukung anggaran yang mencukupi," ujarnya.

Djoko menegaskan, menghidupkan kembali jalur kereta api bukan sekadar semangat dan niat baik. Diperlukan tekad yang kuat serta ketersediaan dana yang memadai.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |