Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin memastikan bahwa emas tidak akan dikenakan tarif impor. Pernyataan ini membatalkan keputusan sebelumnya dari Bea Cukai AS yang sempat menyatakan bahwa emas batangan dari Swiss akan dikenakan bea masuk.
"Emas tidak akan dikenakan tarif!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, dikutip dari CNBC, Selasa (12/8/2025).
Harga emas berjangka langsung merespons, ditutup turun 2,48% menjadi USD 3.404,70 per ons setelah pengumuman tersebut.
Sebelumnya, pada Jumat lalu, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi setelah Bea Cukai AS memutuskan bahwa emas batangan cor 1 kilogram dan 100 ons dari Swiss akan dikenakan tarif 39%.
Tarif ini merupakan bagian dari kebijakan perdagangan Trump terhadap Swiss.
Jenis emas batangan tersebut biasanya digunakan sebagai jaminan kontrak di Bursa Komoditas (COMEX), salah satu pasar utama untuk perdagangan emas, perak, dan logam mulia lainnya.
Keputusan bea cukai itu sebenarnya tidak hanya berlaku untuk Swiss, tetapi juga untuk semua negara yang mengekspor jenis emas batangan tersebut ke AS. Dengan kata lain, tarif akan mengikuti negara asal emas itu.
Asosiasi Logam Mulia Swiss sempat mengingatkan bahwa kebijakan tersebut berpotensi mengganggu aliran perdagangan emas fisik di pasar internasional.
Trump sendiri sebelumnya, pada 7 Agustus, telah menerapkan tarif yang ia sebut “tarif timbal balik” untuk puluhan mitra dagang AS.
Sentimen Ini Bayangi Harga Emas Selama Sepekan
Sebelumnya dituliskan bahwa sejumlah data ekonomi akan kembali menarik perhatian pada pekan ini. Data inflasi akan menjadi sorotan untuk pasar komoditas emas selama sepekan.
Sementara itu, berdasarkan survei emas mingguan Kitco News terbaru menunjukkan analis kembali positif terhadap harga emas. Sedangkan pedagang ritel mempertahankan bullish terhadap prospek emas jangka pendek. Demikian mengutip laman Kitco, Senin, (11/8/2025).
10 analis berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Pelaku pasar wall street kembali memegang kendali setelah drama emas dan kenaikan solid pekan lalu. Enam analis atau 60% memperkirakan harga emas akan naik lebih lanjut selama sepekan. Sedangkan hanya satu analis mewakilii 10% yang memperkirakan penurunan harga emas. Tiga analis lainnya atau 30% prediksi harga emas akan diperdagangkan sideways.
Sementara itu, 188 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco dengan investor mempertahankan opini mayoritas bullishnya. 129 pedagang ritel atau 69% memperkirakan harga emas naik pekan depan.
Sedangkan hanya 23 atau 12% yang memperkirakan logam mulia akan melemah. 36 investor lainnya atau 19% memprediksi harga emas dunia akan terus konsolidasi selama sepekan.
“(Harga emas-red) naik,” ujar Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom.
Ia menuturkan, semakin banyak hal berubah dan semakin banyak hal tetap sama. Pada Kamis pekan laku pasar melihat pengumuman dari pemerintah Amerika Serikat kalau emas batangan dapat dikenakan tarif. "Tentu saja. Ketika kebijakan perdagangan terbatas pada satu kata, mengapa tidak?,” ujar dia.
Harga Emas Bakal Naik
Analis Forex.com, James Stanley juga prediksi harga emas akan naik.”Saya sudah bullish sejak lama dan tidak melihat alasan untuk berubah sekarang,” kata dia.
Untuk emas spot, harga emas di posisi 3435 merupakan posisi yang menonjol karena telah melewati tiga pengujian pada Mei, Juni, dan Juli. “Namun sejauh ini masing-masing telah membawa retracement atau pullback yang lebih kecil, jadi saya pikir bullish masih berada di dalamnya dan dapat memaksa breakout,” kata dia.
Sementara itu, COO Asset Stategis International Rich Checkan memperkirakan akan butuh sedikit waktu bagi berita terbaru tentang tarif emas batangan dari Swiss untuk meresap ke dalam sistem. “Tunggu dan lihat minggu ini untuk melihat kejelasan, atau perubahan lain dari Presiden Trump,” kata dia.
Sentimen Pekan Ini
Adapun sejumlah sentimen yang akan pengaruhi harga emas antara lain pada Selasa dini hari akan diumumkan keputusan suku bunga Bank Sentral Australia. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dari 3,85% menjadi 3,60%.
Kemudian pelaku pasar akan mengalihkan perhatian ke laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat pada Juli yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti naik menjadi 0,3% dari 0,2% pada Juni.
Pada Rabu akan sepi data ekonomi. Namun, sejumlah pernyataan penting dari Gubernur The Fed Goolsbee dan Bostic.
Data ekonomi akan kembali menarik perhatian pada Kamis dengan IHP AS dengan inflasi inti diperkirakan naik 0,2% setelah pembacaan mendatar pada Juni serta klaim pengangguran mingguan.
"Saya memperkirakan Emas akan melemah setelah menguji USD 3.410 sebelum akhir pekan," kata Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex, Marc Chandler.