Trump Ancam Tambahan Tarif 10% Buat BRICS, Sri Mulyani Siaga

5 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal ancaman penambahan tarif impor sebesar 10 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kepada negara-negara anggota BRICS.

Sri Mulyani mengatakan, Pemerintah RI bakal terus berusaha di tengah suasana dunia yang memang terus mengalami pergolakan.

"Kita sudah melihat hari ini bapak Presiden (Prabowo Subianto) ada di pertemuan BRICS dengan para pemimpin. Kemudian Presiden Donald Trump membuat statemen bahwa kelompok BRICS dianggap tidak mendukung Amerika. Sehingga mengancam akan menyampaikan tambahan tarif," ujarnya dalam raker bersama Komisi XII DPR RI, Senin (7/7/2025).

"Ini untuk menggambarkan bahwa dalam suasana seperti ini, kita akan terus dihadapkan pada suasana yang sangat dinamis," dia menekankan.

Adapun Donald Trump telah mengumumkan tarif impor tambahan sebesar 10 persen kepada BRICS, saat blok negara-negara berkembang tersebut berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil untuk sebuah pertemuan puncak.

"Setiap Negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini," tulis Trump dalam postingan di plarform media sosial Truth Social, dikutip dari CNBC International.

BRICS Kecam Kenaikan Tarif Trump

Merespon pernyataan Trump, negara-negara anggota BRICS secara tegas mengecam kenaikan tarif tersebut.

Dikutip dari CNBC, lewat pernyataan bersama para pemimpin BRICS, blok yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran itu mengecam praktik perdagangan yang sewenang-wenang dan tidak pandang bulu.

Mereka juga mengemukakan kekhawatiran terhadap kebijakan dagang sepihak, seperti tarif dan pembatasan impor yang bisa merusak keadilan perdagangan global. Mereka mengingatkan, jika praktik ini terus menyebar, bukan hanya ekonomi dunia yang terguncang, tapi juga jurang ketimpangan antarnegara akan semakin lebar.

Ganggu Upaya Bangun Tatanan Ekonomi Lebih Inklusif

Mereka menyoroti betapa blok BRICS selama ini berupaya membangun tatanan ekonomi internasional yang lebih inklusif, dengan mengurangi dominasi dolar AS dan memperkuat suara negara-negara Selatan Global.

Langkah Trump memaksa para anggota untuk bersatu lebih kokoh, bukan hanya demi melindungi kepentingan perdagangan mereka, tetapi juga sebagai perwujudan solidaritas politik dan diplomatik.

"Proliferasi tindakan pembatasan perdagangan akan mengganggu stabilitas ekonomi dunia dan melukai kerja sama antarnegara berkembang," kecam BRICS.

Tegaskan Komitmen Jaga Kedaulatan

Para pemimpin BRICS justru menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga kedaulatan dan saling mendukung satu sama lain. Termasuk menawarkan dukungan simbolis kepada Iran atas serangan militer yang dilancarkan kepadanya.

Dengan sikap tegas ini, BRICS bukan sekadar menentang kebijakan tarif AS, melainkan juga memperlihatkan tekad mereka untuk terus memperluas pengaruh dan solidaritas di panggung global, menantang lembaga-lembaga dominan Barat demi keadilan dan keseimbangan ekonomi dunia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |