Tambal Kekosongan Stok SPBU, Vivo Serap 40 Ribu Barel BBM Impor dari Pertamina

4 weeks ago 37

Liputan6.com, Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) sepakat untuk melakukan proses business to business (B2B) pembelian BBM impor dari Pertamina Patra Niaga, untuk mengisi kekosongan stok di SPBU milik perseroan. Dari 100 ribu barel kargo impor yang ditawarkan, Vivo menyerap 40 ribu barel untuk melayani kebutuhan konsumennya.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyampaikan apresiasi atas langkah bersama ini.

"Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik," ujarnya, Sabtu (27/9/2025).

Lebih lanjut, Roberth menambahkan, mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Harapan kami, dengan niat baik ini Vivo dapat berkolaborasi, dengan tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN," imbuhnya.

Adapun proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.

4 SPBU Sepakat Beli ke Pertamina

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, sejumlah pengelola SPBU swasta telah menjalin kesepakatan impor BBM lewat skema business to business (B2B) dari PT Pertamina (Persero), untuk mengisi kekosongan stok BBM di SPBU swasta.

Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengatakan, kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta tersebut sudah tiba di Indonesia, tepatnya pada Rabu (24/9/2025) lalu.

Kuota impor BBM tambahan tersebut disalurkan kepada 5 perusahaan pengelola SPBU swasta, yakni Shell Indonesia, BP-AKR, Vivo, Exxon, dan AKR Corporindo. Namun, Anggia menyebut salah satu di antaranya masih enggan mengambil BBM impor dari Pertamina.

"Sampai hari Rabu malam itu dari 5 badan usaha swasta, hanya satu BU swasta yang belum sepakat," ujar Dwi Anggia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025) kemarin.

Skema B2B

Kendati begitu, ia tidak mau membocorkan secara spesifik SPBU swasta mana yang belum sepakat. "Coba dicek nanti, barang yang masih kosong berarti dia yang tidak sepakat," imbuh dia.

Pemerintah pun tidak bisa ikut campur lebih lanjut terkait itu. Lantaran menyangkut kepentingan bisnis pengadaan BBM antara Pertamina dan swasta lewat skema B2B.

"Semua persyaratan sudah dipenuhi oleh Pertamina. Karena harusnya kalau memang niat baik untuk menyelesaikan masalah ini agar masyarakat bisa terlayani, ya sudah langsung harusnya segera laksanakan B2B-nya, dan barang bisa disalurkan segera. Karena barangnya sudah ada di Indonesia," tuturnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |