Strategi Baru Industrialisasi Nasional: Cara Menperin Tingkatkan Daya Saing Global

3 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkokoh fondasi industri nasional agar tetap tangguh menghadapi dinamika global yang kian menantang. Langkah ini diambil sebagai upaya mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045 melalui arah kebijakan yang terintegrasi Industrialisasi.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa pihaknya telah menetapkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN). Strategi ini dirancang untuk menjawab tantangan masa depan sekaligus meningkatkan daya saing manufaktur di kancah internasional.

“SBIN bertumpu pada empat pilar utama, yakni hilirisasi industri, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, serta keberlanjutan,” ujar Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/12/2025).

Menperin menambahkan bahwa keberhasilan keempat pilar tersebut sangat bergantung pada kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Sinergi ini dianggap sebagai kunci utama dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

Dalam implementasi SBIN, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) memegang peran sentral. Melalui 24 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia, Kemenperin berkomitmen menyediakan layanan jasa industri yang adaptif. Kepala BSKJI, Emmy Suryandari, menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada penguatan infrastruktur mutu agar produk lokal mampu bersaing secara global.

Industrial Gathering 2025: Sinergi untuk Kemandirian

Sebagai bagian dari penguatan ekosistem tersebut, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) menyelenggarakan Industrial Gathering 2025. Mengusung tema “Sinergi dan Kolaborasi Menuju Kemandirian Industri”, acara ini menjadi wadah komunikasi antara pemerintah dan pelaku usaha.

Kegiatan yang digelar secara hibrida ini diikuti oleh 200 peserta, termasuk perwakilan instansi pusat, daerah, BUMN, Bank Indonesia, hingga akademisi dan asosiasi industri. Kepala BSKJI, Emmy Suryandari, menekankan pentingnya standardisasi dalam menjaga kualitas produk.

“BSKJI akan terus memastikan bahwa produk industri nasional memenuhi standar mutu, keselamatan, serta standar global yang berkelanjutan. Seluruh unit kerja kami dorong untuk terus berinovasi dan adaptif dalam menjawab kebutuhan industri,” tuturnya saat membuka acara secara daring.

Plt. Kepala BBSPJIKB, Cahyadi, menambahkan bahwa pertemuan ini bukan sekadar seremoni, melainkan forum konstruktif untuk mensosialisasikan perluasan layanan. Ia berharap kolaborasi dengan mitra lama maupun calon mitra baru dapat semakin solid di masa depan. Hal ini penting untuk memastikan setiap kebijakan yang diambil tepat sasaran bagi kebutuhan pasar.

Perluasan Layanan dan Apresiasi bagi Mitra Industri

Ke depan, BBSPJIKB melakukan langkah berani dengan memperluas jangkauan layanannya. Jika sebelumnya fokus pada sektor kerajinan dan batik, kini layanan jasa industri mereka ditingkatkan agar kompatibel dengan berbagai sektor manufaktur lainnya. Langkah ini diambil agar unit kerja Kemenperin memiliki agility atau kelincahan dalam merespons perkembangan zaman.

Dalam rangkaian acara yang sama, diselenggarakan pula diskusi panel yang menghadirkan pakar dari Ditjen IKMA Kemenperin, Kadin DIY, hingga praktisi industri dari PT Fumira. Diskusi ini mengupas tuntas tantangan dan peluang industri nasional agar tetap berdaya saing tinggi.

Sebagai bentuk apresiasi, BBSPJIKB memberikan penghargaan kepada mitra loyal dalam kategori Top Client, Top Loyal, dan Best Partner. Selain itu, dilakukan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada industri yang telah memenuhi standar ketat.

Sertifikasi tersebut mencakup enam aspek penting, yaitu:

  • Sertifikasi Produk SNI
  • Batikmark
  • Sertifikasi Profesi
  • Sistem Manajemen Mutu
  • Sertifikasi Halal
  • Sertifikasi Industri Hijau

“Layanan yang kami kembangkan mencakup sertifikasi, pengujian, kalibrasi, uji profisiensi, hingga pendampingan teknis. Seluruh layanan tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan mutu, keselamatan, dan daya saing produk industri nasional,” pungkas Emmy Suryandari.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |