Spirit Airlines Bakal Kurangi 100 Pesawat, Ini Alasannya

Liputan6.com, Jakarta - CFO Spirit Airlines Fred Cromer menuturkan, pihaknya berencana mengurangi armada hingga armada hampir 100 pesawat dan hentikan sejumlah layanan dari pasar AS. Hal ini sebagai bagian dari proses restrukturisasi kebangkrutan yang menyeluruh.

Mengutip CNBC, Minggu (5/10/2025), Spirit Airlines mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 setelah periode kesulitan keuangan yang berkepanjangan.

Maskapai berbiaya rendah ini, menurut Cromer saat ini mengoperasikan 214 pesawat memakai instrumen kebangkrutan untuk menghilangkan rute yang tidak menguntungkan dan mengurangi jejak jaringannya.

"Strategi ini diharapkan dapat menghemat biaya perusahaan hingga "ratusan juta dolar AS", kata Cromer, yang memungkinkannya untuk "mendukung Spirit Airlines yang jauh lebih kecil dan lebih kuat."

Spirit mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka mengajukan mosi ke pengadilan pada Kamis untuk menolak 87 sewa pesawat tambahan.

"Mosi ini masih menunggu persetujuan pengadilan, dan kami terus berinteraksi dengan para pemangku kepentingan utama, termasuk para penyewa kami, sebagai bagian dari restrukturisasi berkelanjutan kami untuk memposisikan Spirit di masa depan."

Cromer menuturkan, kelebihan kapasitas industri di antara maskapai berbiaya rendah, dikombinasikan dengan rendahnya permintaan penumpang, tekanan penurunan harga yang signifikan, dan masuknya kursi berbiaya rendah di maskapai-maskapai lama, menyebabkan perusahaan bangkrut.

"Meskipun industri ini berharap pada awal tahun 2025 akan adanya pemulihan, hal itu tidak terjadi," ujarnya.

"Hal itu jelas menyebabkan situasi yang kita hadapi saat ini.”

Ia tidak menyebutkan batas waktu pengurangan armada. "Saat ini, kami memiliki 214 pesawat,” kata Cromer. “Kami berbicara tentang pengurangan besaran, menguranginya hampir 100 pesawat.”

Dalam beberapa minggu terakhir, Spirit telah mengumumkan rencana untuk menghentikan layanan di lebih dari selusin bandara AS, termasuk Hartford, Connecticut, dan Minneapolis, Minnesota, dan menangguhkan sekitar 40 rute sebagai bagian dari rencana restrukturisasinya. Tidak jelas berapa banyak dari pengurangan tersebut yang telah dilakukan.

Perusahaan juga menolak sewa 27 pesawat dari lessor AerCap dan mengakhiri 12 sewa bandara dan 19 perjanjian penanganan darat.

 AerCap akan membayar Spirit sebesar USD 150 juta atau Rp 2,48 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.589) sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, yang menyelesaikan perselisihan mereka atas kesepakatan yang mencakup 36 pesawat Airbus yang akan dikirimkan antara 2027 dan 2028.