Sengketa Kontrak YouTube TV vs Univision Berbuntut Isu Politik, Trump Ikut Campur

2 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menekan Google agar mengembalikan akses siaran Univision di platform YouTube TV. Menurut Trump, jaringan televisi berbahasa Spanyol itu sebagai alat penting bagi Partai Republik menjelang pemilu paruh waktu (Midterm Elections).

YouTube TV menghentikan siaran Univision hampir sepekan lalu setelah kedua perusahaan gagal mencapai kesepakatan kontrak baru terkait kerja sama distribusi (carriage contract).

Dikutip dari CNN, Selasa (7/10/2025), dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut pemblokiran terhadap penyiar berbahasa Spanyol terbesar di Amerika Serikat itu: “SANGAT BURUK bagi Partai Republik pada pemilu mendatang.”

Ia juga mendesak Google demi alasan keadilan agar segera membiarkan Univision kembali tayang.

Unggahan tersebut menjadi contoh terbaru dari kebiasaan Trump menekan perusahaan media secara terbuka, kali ini ditujukan kepada YouTube, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia dengan miliaran pengguna aktif setiap bulannya.

Menanggapi hal itu, YouTube mengatakan kepada CNN pada Minggu bahwa pihaknya tetap terbuka untuk negosiasi.

“Kami tetap terbuka untuk mencapai kesepakatan yang mencerminkan kinerja Univision di YouTube TV. Hingga saat itu, konten mereka tetap tidak tersedia di YouTube TV,” ujar perwakilan YouTube, dilansir dari CNN.

Sengketa Politik

Negosiasi kontrak distribusi televisi seperti ini biasanya bersifat legal dan bersinggungan dengan strategi hubungan publik perusahaan. Namun, Univision tampak menjadikan sengketa kali ini sebagai isu politik dengan menggandeng sejumlah anggota parlemen dan kini presiden Amerika Serikat.

CEO TelevisaUnivision, Daniel Alegre, menyampaikan apresiasinya kepada Trump melalui media sosial.

“Terima kasih Presiden Trump atas pengakuan terhadap pengaruh Univision dan pentingnya komunitas Hispanik (hal yang berkaitan dengan Spanyol),” tulis Alegre.

Ia menambahkan, bahwa membawa Univison ke Youtube TV merupakan prioritas perusahaan saat ini.

YouTube TV sendiri kini menjadi salah satu alternatif layanan televisi berlangganan yang tumbuh pesat, menawarkan berbagai saluran dengan biaya bulanan yang terjangkau bagi pengguna yang beralih dari TV kabel dan satelit tradisional.

Namun, YouTube menyebut kegagalan kesepakatan dengan Univision disebabkan oleh tuntutan yang dianggap tidak realistis.

“TelevisaUnivision memiliki lebih dari 160 juta pelanggan dan miliaran penayangan di YouTube, tempat mereka memperoleh pendapatan iklan dari kontennya,” jelas juru bicara YouTube.

Menurutnya, di layanan berbayar YouTube TV, TelevisaUnivision hanya menyumbang sebagian kecil dari total konsumsi.

Perhatian Pribadi ke Univision

Bagi Trump, perhatian terhadap Univision tampak bersifat pribadi.

Dalam unggahan yang sama, ia menulis, “Mereka sangat baik kepada saya dalam program politik dengan rating tertinggi yang pernah mereka miliki, dan saya mencetak rekor dukungan pemilih Hispanik untuk Partai Republik.”

Hal ini menunjukkan Trump memandang Univision sebagai aset penting dalam upaya kampanye politiknya.

Hubungan Univision dengan Trump juga semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir. Secara korporasi, jaringan media tersebut disebut mengambil pendekatan yang lebih moderat dan cenderung terbuka terhadap berbagai pihak.

Menariknya, seruan Trump kepada YouTube muncul hanya beberapa hari setelah platform tersebut mencapai kesepakatan hukum dengannya. YouTube menyetujui penyelesaian gugatan yang diajukan Trump setelah akun media sosialnya ditangguhkan pascainsiden 6 Januari 2021.

Berdasarkan dokumen pengadilan, YouTube sepakat membayar USD 22 juta kepada organisasi nirlaba Trust for the National Mall, yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan kawasan bersejarah National Mall.

Dana itu akan digunakan untuk mendukung pembangunan White House State Ballroom.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |