SBY: Indonesia Bisa Pimpin Dunia Selamatkan Bumi, Asal Semua Pihak Mendukung

2 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meyakini Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin global dalam upaya menyelamatkan bumi dari krisis iklim. Namun, hal ini membutuhkan bantuan dan dukungan dari semua pihak.

SBY menilai visi Presiden Prabowo Subianto untuk menyelamatkan bumi sudah cukup baik. Menurutnya, tekad ini harus didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi hingga perusahaan swasta.

"Saya pelajari dan saya rasakan semangat, tekad, dan kesungguhan Presiden Prabowo, yang diperlukan adalah dukungan kita semua," kata SBY dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Ia menegaskan, dukungan bersama terhadap visi Presiden Prabowo sangat penting. Jika Indonesia berhasil mengatasi tantangan ini, dampaknya akan besar bagi dunia.

"Karena kalau Indonesia sukses dalam menyelamatkan bumi, termasuk dalam memastikan energi yang kita gunakan bersih, dunia juga akan lebih selamat," ujar SBY.

Ia menambahkan harapannya, "Dengan asumsi, dengan harapan semua negara memiliki tekad yang sama, semua negara juga bersama-sama untuk mencapai target yang kita gariskan di Paris pada tahun 2015."

Kritik SBY Soal Penanganan Krisis Iklim

Sebelumnya, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh kritik pedas kepada negara-negara di dunia. Menurutnya, saat ini lebih banyak perhatian pada masalah geopolitik dan mengesampingkan penanganan krisis iklim.

Dia memandang saat ini banyak negara memprioritaskan kepentingan negaranya sendiri dan mengesampingkan kepentingan bersama.

"Ini dangerous, karena akhirnya siapa yang menangani agenda global seperti sustainable development, seperti combating climate crisis sekarang ini, siapa? Kalau mereka sibuk untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya sendiri, bukan berarti itu tidak penting, penting, I know," ungkap SBY dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Lebih Banyak Buat Perkuat Militer

Dia menilai sikap itu tidaklah sepenuhnya buruk mengingat ketegangan geopolitik di berbagai wilayah saat ini. Namun, penting agar kepentingan global seperti krisis iklim bisa ditangani secara bersamaan.

"Uang secara global lebih banyak sekarang diarahkan membangun kekuatan militer untuk tujuan pengamanan geopolitik dan seterusnya bukan lagi untuk menangani isu lingkungan, mengurangi communicable diseases around the globe, untuk menyukseskan pembangunan bangsa-bangsa berdasarkan sustainable development concept," tutur dia.

"Ini not a challenge faced by all countries in the world, mudah-mudahan United Nations, kembali G20 meskipun saya kurang optimis, semualah pemimpin betul-betul bersama-sama," sambungnya.

Sikap Negara

SBY kembali menyoroti sikap negara di dunia saat ini. Menurutnya, ada pemimpin negara yang tidak percaya akan dampak krisis iklim. Pada saat yang sama, ada yang percaya akan hal itu tapi tidak melakukan apapun.

"Bahkan cenderung mempengaruhi yang lain 'sudahlah, nomor sekian itu yang penting kepentingan nasional kita di atas segalanya'," ucap SBY.

Menurutnya, sikap itu bisa diartikan sebagi tindakan yang tidak bertanggungjawab. "For me it is not only irresponsible, tapi juga immoral. Karena tahu buminya akan kiamat, karena tau masa depan generasi berikutnya lagi akan hilang," tandasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |