Rupiah Perkasa, Harga Logam Mulia Diprediksi Masih Stagnan

2 weeks ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan harga logam mulia diperkirakan belum akan mengalami kenaikan signifikan dalam waktu dekat.

Ia memproyeksikan harga emas batangan akan tetap bergerak stagnan di kisaran Rp 2.150.000 hingga Rp 2.210.000 per gram.

"Untuk logam mulia sendiri kemungkinan besar masih akan stagnan. Di level-level Rp 2.150.000 - Rp 2.210.000," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Minggu (5/102/2025).

Menurut Ibrahim, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi faktor utama yang menahan kenaikan harga logam mulia di pasar domestik.

Ia menjelaskan, penguatan rupiah terjadi seiring dengan penutupan sementara pemerintahan federal Amerika Serikat, yang memberikan tekanan terhadap dolar AS. Meski di awal pekan sempat melemah, rupiah berhasil menutup perdagangan dengan penguatan.

Kondisi tersebut membuat investor dalam negeri cenderung menahan pembelian emas fisik, menunggu arah pasar yang lebih jelas menjelang akhir tahun.

"Kemudian untuk dolar, dolar sendiri kemungkinan dalam hari Senin (6/10) itu ditransaksikan di level 97,40. Resistennya adalah 97,90. Itu untuk transaksi di hari Senin. Untuk Sabtu minggu, itu kemungkinan besar support-nya di 97,00. Resistennya adalah di 98,50," ujarnya.

Sentimen Global Masih Campur Aduk

Ibrahim menjelaskan, faktor global masih memberikan tekanan dan peluang yang berimbang terhadap harga logam mulia. Ketegangan geopolitik di Eropa akibat konflik Rusia-Ukraina menjadi sentimen positif bagi emas, karena mendorong investor mencari aset aman (safe haven).

"Nah, ini yang membuat masyarakat kembali melindungi asetnya dengan logam mulia sebagai safe haven," ujarnya.

Namun, di sisi lain, meredanya konflik di Timur Tengah menekan harga emas. Hamas disebut telah menerima proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang disambut baik oleh negara-negara Arab.

Faktor lainnya

Selain itu, pasar juga menantikan hasil negosiasi anggaran di Kongres AS setelah terjadinya shutdown pemerintahan federal. Negosiasi antara Partai Republik dan Demokrat terkait batas atas anggaran menjadi salah satu faktor ketidakpastian pasar.

"Kita melihat bahwa pemerintahan federal di Amerika sampai saat ini masih tutup. Tetapi di Kongres antara Partai Republik dengan Partai Demokrat terus melakukan negosiasi untuk menyetujui win-win solution untuk anggaran untuk pemerintahan federal batas atasnya," ujarnya.

Melihat tren saat ini, Ibrahim menilai harga emas domestik berpotensi menguat jika rupiah melemah kembali dan harga emas dunia berhasil mendekati level USD 4.000 per troy ounce. Namun, jika rupiah terus menunjukkan tren positif, harga logam mulia kemungkinan masih akan bertahan di kisaran Rp 2,1 juta-an per gram.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |