Purna PMI Bangkit Bersama BRI Peduli: Dari Pelatihan Bambu Menuju Kemandirian Usaha

2 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan perekonomian nasional. Namun, banyak purna PMI menghadapi kesulitan ketika kembali ke tanah air, seperti keterbatasan keterampilan usaha, minimnya akses modal, dan sulitnya menemukan peluang ekonomi yang berkelanjutan.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, BRI melalui program TJSL BRI Peduli meluncurkan Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia. Inisiatif ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan purna PMI agar mampu berdaya saing dan mandiri secara ekonomi setelah kembali dari luar negeri.

Pelatihan Kerajinan Bambu di Desa Loyok, Lombok Timur

Program ini difokuskan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Sebanyak 30 purna pekerja migran mengikuti pelatihan intensif yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan usaha dan kreativitas mereka.

Materi pelatihan meliputi pengembangan produk bambu berbasis tren pasar dan preferensi konsumen, teknik anyaman lanjutan, diversifikasi produk berkualitas ekspor, pengelolaan keuangan, perhitungan harga pokok penjualan, strategi pemasaran, branding, dan inovasi desain produk.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen BRI dalam meningkatkan kapasitas purna PMI agar lebih siap menghadapi dunia kerja atau membuka usaha sendiri.

“Dengan dukungan mentor yang berpengalaman, purna PMI akan memiliki kesempatan dalam mengembangkan usahanya secara mandiri atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keterampilan mereka. Hal ini nantinya dapat mendorong kemandirian dan kesejahteraan serta diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakat,” jelas Dhanny.

Potensi Desa Loyok Sebagai Sentra Anyaman Bambu

Desa Loyok dikenal sebagai pusat produksi kerajinan bambu di Lombok Timur. Namun, keterbatasan bahan baku dan persaingan dengan produk modern membuat pemasaran produk tradisional menurun. Dengan banyaknya purna PMI di wilayah ini, BRI melihat potensi besar untuk menggabungkan keterampilan lokal dengan peluang bisnis baru.

Program ini menitikberatkan pada pengembangan kewirausahaan berbasis kerajinan bambu dengan potensi pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri. Produk berbahan bambu kini semakin diminati di pasar global berkat tren produk ramah lingkungan.

Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapatkan pembekalan dalam pengelolaan keuangan, efisiensi usaha, serta strategi pemasaran modern agar mampu menembus pasar global.

“Program ini pun diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha berbasis komunitas yang dapat memberikan dampak ekonomi secara lebih luas bagi para peserta maupun bagi masyarakat sekitar,” imbuh Dhanny.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |