Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) ingin mendongkrak produksi dan produktivitas komoditas pertanian pada 2026. Produksi beras ditargetkan dapat menembus 33,8 juta ton.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI seperti dikutip dari Antara, Senin (7/7/2025).
"Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian tahun 2026, dengan target produksi beras sebesar 33,8 juta ton,” kata Amran seperti dikutip dari Antara.
Meskipun demikian, target produksi beras itu lebih rendah jika dibandingkan proyeksi produksi beras Indonesia pada 2025 yang diprediksi mencapai 34,6 juta ton. Prediksi itu berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA).
Selain beras, Amran juga membidik priduksi jagung sebesar 22,7 juta ton, kedelai 343 ribu ton, aneka cabai 3,08 juta ton dan bawang merah sebesar 2 juta ton. Mentan juga menargetkan produksi kopi pada 2025 sebesar 786 ribu ton, kakao sebesar 633 ribu ton, kelapa sebesar 2,89 juta ton, daging sapi/kerbau sebesar 514,07 ribu ton dan daging ayam sebesar 4,34 juta ton.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki program prioritas 2026 yakni optimasi harian, cetak sawah, penyiapan benih unggul, hilirisasi komoditas pertanian, fokus untuk peningkatan produksi padi, jagung dan komoditas strategis lainnya, serta peningkatan produksi susu dan daging sapi.
Amran menuturkan, swasembada pangan termasuk dalam program Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan kebutuhan pangan bagi 284 juta penduduk Indonesia dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Pertanian mendukung pelaksanaan program prioritas nasional swasembada pangan,” ujar Andi Amran.
Produksi Beras
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, kinerja sektor utama dari sisi produksi memberikan alasan optimisme terhadap ekonomi Indonesia.
Sektor pertanian, menurut dia, yang menjadi tulang punggung bagi ketahanan pangan tumbuh sangat tinggi sebesar 10,52%.
Produksi beras melonjak tinggi ke level 19,09 juta ton pada periode Januari-Juni 2025, lebih tinggi secara tahunan dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 16,86 juta ton. Hal itu berarti produk beras meningkat 13,2%.
Produksi beras nasional tercatat sebagai tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara produktif di kawasan ASEAN.
Kinerja sektor pertanian didukung peningkatan produktivitas seiring adanya langkah penyederhanaan aturan distribusi pupuk bersubsidi.
Melalui deregulasi tersebut, lanjutnya, pemerintah menjamin petani untuk mendapatkan pupuk sesuai dengan periode tanam.
Indonesia Kirim 10 Ribu Ton Beras untuk Palestina
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menyatakan komitmennya dalam mendukung rakyat Palestina dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa 10 ribu ton beras. Hibah ini diberikan atas arahan langsung Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
"Atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto), beliau memberikan perintah pada kami untuk memberi bantuan pada saudara kita di Palestina 10 ribu ton beras," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Pertanian Palestina Rezq Basheer-Salimia dikutip dari Antara, Senin (7/7/2025).
Amran menuturkan, pengiriman bantuan pangan akan disesuaikan dengan kesiapan Kedutaan Besar Palestina di Indonesia. Pemerintah Indonesia memastikan bahwa stok beras telah disiapkan dan bisa dikirim kapan saja sesuai permintaan.
"Dan akan dikirim tergantung Dubes Palestina yang ada di Indonesia. Kapan saja bisa dikirim, kami serahkan berasnya," lanjutnya.
Kerja Sama Pertanian Strategis
Tak hanya bantuan pangan, Indonesia dan Palestina sepakat memperkuat kolaborasi di sektor pertanian. Kerja sama ini meliputi budidaya padi dan hortikultura—seperti tomat, mentimun, dan bawang putih—serta pemanfaatan teknologi dan keahlian Palestina dalam manajemen air dan irigasi tetes.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Kementerian Pertanian RI menyiapkan lahan seluas 10.000 hingga 20.000 hektare di Sumatera Selatan dan Kalimantan. Lahan ini akan dikelola bersama sebagai pusat produksi pangan untuk mendukung ketahanan pangan rakyat Palestina dalam jangka panjang.
Delegasi Palestina dijadwalkan meninjau langsung lokasi pertanian di kedua wilayah tersebut guna mengevaluasi kesiapan infrastruktur.
"Manakala saudara-saudara kita membutuhkan pangan, tinggal diambil dari tempat yang kita kerja sama. Jadi ini adalah bentuk bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara kita di Palestina. Juga kita doakan supaya cepat merdeka dan kita support pangannya," kata Amran.
Dukungan Strategis untuk Palestina
Menteri Pertanian Palestina Rezq Basheer-Salimia menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan konsisten Indonesia bagi perjuangan rakyat Palestina, termasuk hak untuk merdeka sesuai hukum internasional.
Menurut Rezq, kerja sama ini mencakup pelatihan tenaga ahli, pertukaran teknologi, promosi investasi, hingga pembukaan akses pasar bagi produk pertanian Palestina. Termasuk juga bantuan pangan darurat, terutama bagi warga Gaza.
Sebagai langkah awal, kedua negara akan membentuk Komite Teknis Pertanian yang melibatkan institusi pemerintah dan sektor swasta dari Indonesia dan Palestina. Inisiatif ini diharapkan memperkuat kerja sama strategis dan saling menguntungkan di bidang pertanian.
Rezq menegaskan bahwa bantuan ini sangat krusial, terlebih di tengah tekanan yang dihadapi sektor pertanian Palestina akibat agresi Israel. Penghancuran lahan dan infrastruktur pertanian terus berlangsung, tidak hanya di Gaza, tetapi juga di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem.
Meski menghadapi tantangan berat, Palestina tetap bertekad menjaga kedaulatan pangan dan mempertahankan eksistensi lahan pertanian.