Liputan6.com, Jakarta Harga emas terus mengalami kenaikan signifikan sepanjang pekan keempat Maret 2025, menembus level psikologis USD 3.000 per ons dan hampir mencapai USD 3.100.
Melansir Kitco News, Senin (31/3/2025), ketidakpastian ekonomi global, tarif impor yang meningkat, serta inflasi yang terus mengancam menjadi faktor utama yang mendorong investor beralih ke emas sebagai aset safe haven.
Pada awal pekan, harga emas dunia di pasar spot diperdagangkan di angka USD 3.024 per ons dan sempat bergerak dalam kisaran sempit sekitar. Namun, pada sesi perdagangan Amerika Utara hari Senin, harga emas turun mendekati USD 3.000 per ons. Meski begitu, permintaan tetap tinggi dan harga kembali menguat hingga pertengahan minggu.
Pergerakan signifikan pertama terjadi pada Rabu malam, ketika pedagang Asia mendorong harga emas menembus USD 3.037 per ons. Setelah mengalami sedikit koreksi ke USD 3.027, emas kembali melonjak dengan dukungan dari pasar Eropa hingga mencapai USD 3.055 per ons pada Kamis pagi.
Proyeksi Pelaku Pasar
Menurut survei mingguan Kitco News, banyak analis pasar masih sangat optimis terhadap prospek harga emas dalam waktu dekat.
Colin Cieszynski, Kepala Strategi Pasar di SIA Wealth Management, mengatakan bahwa emas masih dalam tren naik yang kuat, terutama karena ketidakpastian global yang terus berlanjut.
"Saya optimis terhadap emas untuk minggu depan. Harga telah berhasil menembus level resistensi dan secara teknikal masih menunjukkan kekuatan," ujar Cieszynski.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa volatilitas masih bisa terjadi, terutama menjelang 2 April, ketika Presiden Trump diperkirakan akan mengambil keputusan terkait kebijakan tarifnya.
Senada dengan itu, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menilai bahwa faktor fundamental yang mendorong pembelian emas masih kuat.
"Harga emas melewati batas USD 3.000 dengan mudah. Ada banyak permintaan potensial dari bank sentral, konsumen di Tiongkok, dan investor di Amerika Utara yang belum sepenuhnya masuk ke pasar," ujarnya.
Kenaikan Harga Emas
Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, juga menegaskan bahwa kenaikan harga emas masih akan berlanjut. Menurutnya, kekuatan emas terlihat jelas setelah berhasil menembus USD 3.000 per ons tanpa hambatan berarti.
Darin Newsom, Analis Pasar Senior di Barchart.com, menambahkan selama ketegangan geopolitik masih terjadi, emas akan tetap menjadi pilihan utama investor.
"Persamaannya sederhana jika situasi global tetap seperti ini, tren kenaikan harga emas juga akan terus berlanjut," jelasnya.
James Stanley, Ahli Strategi Pasar Senior di Forex.com, turut menyoroti dominasi investor dalam pergerakan harga emas. Ia menilai, investor masih memegang kendali, dan belum ada tanda-tanda mereka akan melepasnya dalam waktu dekat. Kenaikan ini belum menunjukkan pelemahan yang berarti.
Dengan berbagai faktor yang mendukung penguatan harga emas, banyak analis sepakat tren kenaikan ini masih akan berlanjut. Namun, volatilitas tetap menjadi tantangan yang perlu diwaspadai oleh para investor.
Hasil Survey Kitco
Pada pekan keemat Maret 2025, 20 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan para investor Wall Street yang optimis mengambil kendali hampir total setelah sentimen yang seimbang minggu lalu.
Sebanyak 15 pakar, atau 85%, memperkirakan harga emas akan naik lebih lanjut selama minggu depan, sementara hanya satu analis, atau 5%, yang memperkirakan penurunan harga logam mulia tersebut. Dua pakar lainnya, yang mewakili 10% dari total, memperkirakan konsolidasi lebih lanjut untuk emas.
Sementara itu, 202 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan sentimen Main Street hanya membaik sedikit dari minggu sebelumnya.
Sebanyak 129 pedagang eceran, atau 64%, memperkirakan harga emas akan naik lebih tinggi minggu depan, sementara 39 lainnya, atau 19%, memperkirakan logam kuning tersebut akan diperdagangkan lebih rendah. Sebanyak 34 investor lainnya, yang mewakili 17% dari total, memperkirakan harga emas akan bergerak menyamping selama minggu depan.
Sentimen Sepekan ke Depan
Berita utama ekonomi minggu depan akan didominasi oleh penerapan tarif perdagangan global oleh pemerintahan Trump pada hari Rabu, dan laporan penggajian nonpertanian bulan Maret pada hari Jumat pagi, dengan para analis memperingatkan bahwa keduanya berpotensi untuk memicu daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Data penting lainnya termasuk ISM Manufacturing PMI dan lowongan pekerjaan JOLTS pada hari Selasa, ADP Employment pada Rabu, dan ISM Services PMI dan Weekly Jobless Claims pada hari Kamis.