Petani Tebu Minta Lelang Gula Diperbaiki Imbas Gula Rafinasi Banjiri Pasar

3 weeks ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya peredaran gula rafinasi di pasar konsumen akhir turut membuat petani tebu khawatir. Perubahan skema lelang gula disebut menjadi salah satu solusi.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen menyoroti peredaran gula rafinasi di pasaran. Hal tersebut dikhawatirkan mampu memperlambat penyerapan tebu petani.

“Konsumsi gula kita masih tinggi, tapi pasar justru tercampur dengan gula rafinasi. Maka mekanisme pelelangan harus diperbaiki,” ungkap Soemitro dalam keterangan resmi, Senin (29/9/2025).

Menurutnya, pola pelelangan mandiri seperti yang dijalankan Holding BUMN Pangan atau ID Food bisa menjadi solusi. Dengan sistem tersebut, distribusi gula lebih cepat sekaligus menjaga harga di tingkat petani.

Peredaran gula rafinasi juga diamini oleh SVP Sekretaris Perusahaan ID Food Yosdian Adi Pramono. Peredaran gula rafinasi bisa menekan harga gula petani dan membuat penjualan gula dari pabrik gula BUMN menjadi lesu.

Temuannya, gula rafinasi membanjiri pasar konsumen rumah tangga di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan. “Kami berharap pengawasan dan penindakan terhadap peredaran gula rafinasi bisa lebih ditegakkan. Hal ini penting agar pasar gula konsumsi tetap sehat, harga petani terjaga, dan pabrik gula BUMN tetap berdaya saing,” ujar Yosdian.

Serapan Ratusan Ribu Ton Gula Lokal

Sevelumnya, Holding BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food telah menyerap puluhan ribu ton gula hasil produksi lokal. Tujuannya untuk memjaga harga acuan pembelian (HAP) di tingkat petani tebu.

Langkah ini dilakukan bersama dengan PT Sinergi Nula Nusantara (SGN) atau SugarCo dan pedagang. Total penyerapan dari tiga pihak ini mencapai 121.312 ton atau setara nilai Rp 1,75 triliun.

“Kami memahami keresahan petani saat musim giling tebu, terutama terkait harga yang berpotensi turun. Karena itu, ID FOOD bersama SGN serta pedagang terus menggenjot penyerapan gula secara bertahap. Dengan mekanisme ini, harga petani tetap terjaga dan distribusi gula ke pasar berjalan stabil,” ujar SVP Sekretaris Perusahaan ID FOOD Yosdian Adi Pramono dalam keterangan resmi, Senin (29/9/2025).

Stabilisasi Harga

Rinciannya, ID FOOD menyerap sebanyak 92.830 ton, SGN sebanyak 6.896 ton, dan pedagang sebanyak 21.586 ton. Penyerapan gula dilakukan di 24 pabrik gula, yang terdiri dari 18 pabrik gula SGN dam 6 pabrik gula ID FOOD.

Total serapan gula petani sebesar 121.312 ton tersebut dilakukan dengan menggunakan mekanisme pendanaan pinjaman Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), komersil, internal, dan pedagang.

“Keterlibatan BUMN pangan melalui skema penyerapan dan distribusi diharapkan mampu menjaga stabilisasi stok dan harga, sehingga mempersempit kesenjangan antara produksi dan kebutuhan masyarakat,” ungkap Yosdian.

Target Konsumsi Gula

Tahun ini, berdasarkan data neraca komoditas Badan Pangan Nasional (Bapanas), konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 2.841.928 ton, sementara produksi gula kristal putih (GKP) dalam negeri baru sekitar 2.589.073 ton.

ID FOOD menegaskan akan terus memperkuat peranannya sebagai offtaker gula petani serta memperluas jaringan distribusi hingga ke ritel modern dan pasar tradisional.

“Dengan langkah ini, ID FOOD tidak hanya hadir sebagai penyerap hasil panen, tetapi juga sebagai motor penggerak industri gula nasional melalui dukungan hulu hingga hilir. Sinergi BUMN pangan bersama petani, SGN, pedagang, dan stakeholder lainnya diharapkan semakin memperkuat ketahanan pangan Indonesia,” tuturnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |