Pertamina Perkuat Reputasi Global Lewat Strategi Ini

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Reputasi Pertamina di panggung global tak lepas dari peran Tim Investor Relations yang sukses membangun trust di ekosistem finansial global. Inilah salah satu faktor penting yang membuat Pertamina memiliki nilai strategis di mata investor. Perjalanan Pertamina membangun trust investor inilah yang dituangkan dalam buku Road to Trust: Strategi Pertamina Membangun Relasi Solid dengan Investor.

VP Investor Relations PT Pertamina (Persero) Juferson Victor Mangempis mengatakan, fungsi Investor Relations Pertamina menjalankan peran unik. Sebab, tidak hanya menjadi penghubung strategis antara Pertamina sebagai perusahaan non-listed dengan investor (bond holder), tetapi juga menjalankan peran parenting bagi fungsi-fungsi Investor Relations di Pertamina Group yang sudah go public (Tbk).

“Ini kombinasi unik, karena membutuhkan penguasaan strategi membangun relasi dengan debt investor maupun equity investor,” terangnya, dikutip Kamis (18/12/2025).

Buku yang merupakan kristalisasi knowledge dan experience tim Investor Relations Pertamina ini ditulis oleh Juferson Victor Mangempis, Zainal Abidin (Manajer IR Communication & Engagement Pertamina), Agung Fibrianto (Senior Analyst IR Pertamina), dan Afrizal Choiron Meydiantoro (Analyst IR Pertamina).

Menurut Juferson, kompleksitas peran Investor Relations Pertamina semakin meningkat seiring dinamika global, termasuk perubahan lanskap pendanaan pascakrisis finansial 2007/2008 yang mendorong dominasi debt funding dan menjadikan Debt IR Capability sebagai kompetensi kunci bagi perusahaan global.

“Karena itulah kami mengembangkan konsep Investor Relations House yang menjadi framework implementasi best practices IR di Pertamina,” jelasnya.

Fase Transformasi Organisasi

Manajer IR Communication & Engagement Pertamina Zainal Abidin menambahkan, Investor Relations Pertamina menjalani beberapa fase transformasi organisasi, termasuk menjalankan peran orkestrator bagi empat emiten di Pertamina Group, yakni PT PGN (PGAS), PT Elnusa (ELSA), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TUGU), dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO).

“Dinamika dan peran unik inilah yang mendorong Pertamina menyusun buku yang tidak hanya menjadi dokumentasi proses transformasi, tapi juga media edukasi dan panduan bagi praktisi Investor Relations di Pertamina Group maupun perusahaan lain,” terangnya.

Buku Road to Trust juga mendapat apresiasi positif dari Senior Advisor Investor Relations Danantara Wuddy Warsono. Menurut dia, buku ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor tidak bisa diraih dengan instan, melainkan hasil dari konsistensi, transparansi, dan komitmen berkelanjutan.

“Sukses PERTAMINA membangun relasi solid dengan investor global memiliki nilai strategis, tidak saja menjadi salah satu barometer best-in-class Investor Relations di Indonesia, tetapi juga sejalan dengan misi mentransformasi Danantara Companies sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi strategis,” ujarnya.

Kilang Pertamina Internasional Kantongi Kredit USD 100 Juta dari Bank Timur Tengah

Sebelumnya, Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperoleh fasilitas kredit bank luar negeri sebesar USD 100 juta dari bank Uni Emirat Arab (UEA), First Abu Dhabi Bank (FAB) Cabang Singapura. Rencananya, pinjaman ini akan dipakai untuk modal kerja. 

"Pembiayaan ini akan dimanfaatkan sebagai modal kerja untuk mendukung proses pembelian bahan baku, seiring meningkatnya utilisasi kilang dan kebutuhan perusahaan untuk menjaga keandalan suplai dalam mendukung operasional yang terus berkembang," ujar Direktur Keuangan KPI Fransetya Hasudungan Hutabarat di Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Dia mengungkapkan, perolehan fasilitas kredit dari institusi keuangan internasional ini akan memberikan dampak positif bagi KPI, baik dalam hal memperkuat struktur pendanaan global maupun meningkatkan fleksibilitas dalam mengamankan pasokan minyak mentah.

"Dukungan fasilitas pembiayaan dari luar negeri juga mencerminkan pengakuan pasar global terhadap kinerja perusahaan yang semakin kuat, di tengah tantangan industri energi yang kompleks," ujar Fransetya. Fransetya juga menyampaikan bahwa capaian ini merupakan wujud kepercayaan lembaga keuangan global terhadap KPI.

“Kerja sama ini menunjukkan bahwa KPI dipandang sebagai perusahaan dengan fundamental yang solid dan prospek jangka panjang yang positif. Keberhasilan memperoleh fasilitas kredit dari bank internasional di tengah ketidakpastian geopolitik, volatilitas harga minyak dunia, serta dinamika pasar energi global merupakan pencapaian penting bagi perusahaan,” ujar Fransetya.

Saat ini, pasar energi dunia masih dipengaruhi berbagai faktor eksternal, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang dapat mengganggu stabilitas suplai, fluktuasi harga minyak akibat dinamika produksi OPEC+ dan tren permintaan global, serta percepatan transisi energi yang mempengaruhi pola investasi sektor minyak dan gas.

Sinyal Positif

Dalam konteks tersebut, dukungan pembiayaan luar negeri dari bank UEA menjadi sinyal positif atas posisi KPI sebagai salah satu pelaku utama industri pengolahan minyak yang dipercaya oleh global lenders. Di tingkat nasional, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi.

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri tercatat lebih tinggi dibandingkan kapasitas produksi kilang nasional. Kondisi ini membuat Indonesia masih harus mengimpor sebagian produk BBM untuk menjaga ketercukupan suplai.

"Dengan meningkatnya utilisasi kilang serta penguatan struktur pembiayaan untuk pengadaan minyak mentah, KPI berperan penting dalam mengoptimalkan produksi BBM domestik, secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan mendukung ketahanan energi nasional," ujar Fransetya.

KPI terus berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur pengolahan minyak melalui peningkatan performa operasional kilang, implementasi proyek strategis, dan kolaborasi dengan mitra global.

"Fasilitas kredit sebesar USD 100 juta dari bank FAB ini menjadi langkah strategis yang akan memperkuat rantai pasok, meningkatkan kapasitas pemrosesan minyak mentah, dan berkontribusi terhadap upaya perusahaan dalam menjaga ketahanan energi Indonesia," tutup Fransetya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |