Penulis Simon Sinek: Langkah Mundur demi Lompatan Tinggi

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, menerima pekerjaan dengan gaji lebih rendah atau mengambil jeda panjang dari dunia kerja terdengar seperti kemunduran dalam karier.

Namun, menurut penulis buku laris sekaligus pakar kepemimpinan, Simon Sinek, langkah yang tampak mundur justru bisa menjadi batu loncatan menuju kebahagiaan dan kesuksesan jangka panjang. Demikian mengutip dari CNBC, Rabu (24/9/2025).

Dalam podcast “A Bit of Optimism” edisi 2 September yang menghadirkan pakar kebahagiaan sekaligus profesor Harvard University, Arthur Brooks, Sinek menjelaskan banyak orang terjebak dalam pola pikir satu-satunya cara berkembang adalah dengan terus bergerak maju.

"Banyak orang berpikir kalau hanya dengan menjaga momentum maju, itulah satu-satunya cara untuk berkembang. Padahal kenyataannya, itu lebih mirip ketapel. Ada saatnya kamu harus mundur dulu, lalu terlempar lebih cepat dibandingkan hanya mendorong batu ke depan,” kata Sinek.

Belajar dari Mengambil Langkah Mundur

Menurut Sinek, kebahagiaan dan kepuasan hidup datang dari pembelajaran, mencari peluang yang sesuai minat, serta bangkit kembali dari keputusan yang tidak berjalan sesuai harapan.

Sayangnya, banyak orang kesulitan menikmati proses itu karena terjebak pada bagaimana orang lain memandang keputusan mereka. Hal ini terutama dirasakan pelajar dan profesional muda yang merasa seolah berlomba dengan teman sebayanya untuk mencapai target tertentu.

"Gagasan ‘Saya akan mendukung’ menunjukkan bahwa Anda sedang berlomba menuju sesuatu, yang berarti ada garis finis dan itulah yang paling Anda nantikan. Itu sepenuhnya keliru,” ujarnya.

Sinek menekankan, saat seseorang cukup percaya diri dengan jalannya sendiri tanpa khawatir penilaian orang lain, barulah ia akan merasa lebih bahagia dan terpenuhi.

Arthur Brooks, yang kini dikenal sebagai pakar kebahagiaan, membagikan kisah pribadinya tentang karier yang tampak mundur tetapi justru membuka jalan sukses.

Ia awalnya adalah pemain horn Prancis profesional yang bahkan keluar dari kuliah pada usia 19 tahun demi tur musik. Selama bertahun-tahun, Brooks berjuang mencari nafkah sebagai solois hingga akhirnya menyerah mengejar terobosan besar dan kembali kuliah di akhir usia 20-an.

Keputusan itu justru menuntunnya pada jalur akademik yang kemudian membentuk kariernya sekarang. "Sepanjang hidup saya, kira-kira setiap 10 tahun, saya merombak hidup saya dari awal,” kata Brooks kepada Harvard Magazine pada Desember 2022.

Menurut Sinek, kemauan untuk meninjau ulang karier, meski berarti mundur dari sisi gaji, jabatan, atau prestise, adalah bagian penting dari menemukan kebahagiaan sejati.

"Kalau kamu terlalu takut untuk berubah, tidak tahu cara merancang ulang dirimu, dan tidak mau mundur dalam hal uang, kekuasaan, maupun prestise, kamu akan kesulitan,” tegas Sinek.

Bagi siapa pun yang sedang menimbang untuk mengguncang kariernya, ada baiknya mengajukan sejumlah pertanyaan reflektif.

Dalam tulisan untuk CNBC Make It pada Mei lalu, pelatih eksekutif Cynthia Pong menyarankan 10 pertanyaan, 3 di antaranya:

• “Apakah dalam seminggu terakhir kamu sering terpikir untuk meninggalkan bidang kerja saat ini?”
• “Apakah orang terdekatmu merasa kamu sebaiknya ganti karier?”
• “Keahlian, bakat, dan perspektif unik apa yang bisa kamu bawa ke bidang baru?”

Pong menuliskan, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa membantu membedakan apakah ketidaknyamanan yang dirasakan hanya frustrasi yang normal, “sesekali” yang dialami setiap orang atau tanda pola ketidakbahagiaan yang lebih besar dan perlu diatasi.