Pendiri House of Raminten Hamzah Sulaiman Meninggal: dari Sego Kucing Rp 1.000 hingga Jadi Ikon Kuliner Jogja

8 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Berita duka, pendiri Pendiri House of Raminten Yogyakarta Hamzah Sulaiman meninggal dunia pada Rabu malam, 23 April 2025. Hamzah Sulaiman meninggal di usia 75 tahun.

Berita duka tersebut disebar oleh aku Instagram House of Raminten pada Kamis (24/4/2025):

"Selamat jalan, kanjeng. Terima kasih banyak atas segalanya, engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami 😭 Semoga di sana bahagia ya kanjeng ❤️."

Selain House of Raminten, Hamzah Sulaiman juga dikenal pemilik Hamzah Batik yang dulunya bernama Mirota Batik Malioboro.

Hamzah sulaiman dikenal juga sebagai Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo yang merupakan nama gelar pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X Raja kraton Yogyakarta.

Nama Raminten di ambil dari sebuah peran Hamzah Sulaiman dalam acara komedi situasi di sebuah stasiun televisi local (Jogja TV). Beliau memerankan sosok perempuan Jawa yg lengkap dengan busana Jawa; berkebaya, memakai jarik dan berkonde.

Dari peran itulah beliau memulai dengan nama Raminten dan sosok yang sudah di kenal masyarakat saat ini. Bahkan menjadi icon di Hamzah Batik & Raminten Group.

Sejarah The House of Raminten Kotabaru berdiri pada tanggal 26 Desember 2008 dan beralamat di JL.FM Noto No.7 Kotabaru Yogyakarta. Di awal berdirinya The House of Raminten hanya berjualan aneka jamu.

Mulai dari jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Dalam perkembangannya selain jamu juga menjual Sego Kucing dengan harga Rp.1000. Rupanya dengan menjual sego kucing dengan harga yang “spektakuler” inilah sejarah Raminten mulai di kenal orang.

Dari sinilah awal mula pelanggan mulai berdatangan sampai rela mengantri untuk dapat tempat duduk. Dan SEGO KUCING seribu rupiah inilah yang sampai sekarang tetap menjadi icon di The House of Raminten.

Pendiri House of Raminten Yogyakarta Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia di Usia 75 Tahun

Ikon budaya dan kuliner Yogyakarta, yang dikenal luas sebagai pemilik House of Raminten, Hamzah Sulaiman, meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhir pada Rabu malam, 23 April 2025, di usia 75 tahun.

Akun Instagram House of Raminten berbagi, Kamis, 24 April 2025, "Selamat jalan, kanjeng. Terima kasih banyak atas segalanya, engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami 😭 Semoga di sana bahagia ya kanjeng ❤️."

Selain House of Raminten, mendiang Hamzah juga dikenal melalui bisnis Hamzah Batik, rangkum Merdeka.com. Ia juga dikenal sebagai seorang seniman serba bisa semasa hidupnya. Hamzah kerap tampil dalam pementasan di dunia akting, tari, dan ketoprak.

Bisnis kuliner yang sekarang jadi salah satu ikon Kota Gudeg itu dirintisnya pada 1979, rangkum kanal Regional Liputan6.com per 20 Agustus 2024. Nama Raminten diambil dari karakter yang diperankan Hamzah di acara komedi sebuah stasiun televisi lokal.

Raminten merupakan karakter Jawa berkebaya tradisional, lengkap dengan kain batik, sanggul, dan kacamata khas. Sosoknya menginspirasi sutradara Nia Dinata untuk membuat film dokumenter yang digarap bersama Kalyana Shira Films.

Film dokumenter itu bakal mengupas warna-warni dunia Raminten, memotret perjalanan sang pendiri dalam membina dan membesarkan Raminten. Tidak hanya sebagai sebuah bisnis kuliner maupun pertunjukan, tapi juga menyangkut "keluarga pilihan," termasuk para karyawan dan penampil.

Ruang Aman untuk Berekspresi

Hamzah membangun Raminten sebagai ruang aman untuk berekspresi, khususnya lewat pertunjukan Raminten Cabaret. Nia mengungkap, ide pembuatan film dokumenter sebenarnya sudah tercetus sejak lama. Ia mengaku melihat Raminten sebagai sosok luar biasa dan berperan dalam menghidupkan budaya Yogyakarta.

"Dengan tokoh alter ego Raminten, sosok ini membawa kebaikan luar biasa, ketulusan, dan inklusivitas," kata Nia di Yogyakarta, Senin, 19 Agustus 2024. Menurutnya, film dokumenter ini akan menampilkan banyak detail dengan lebih leluasa.

Tidak sendirian, Nia menggandeng Melissa Karim dan Dena Rachma. Film dokumenter Raminten akan menjadi proyek layar lebar pertama mereka. Dena mengaku bersemangat bisa mendalami sosok Hamzah Sulaiman yang menginspirasi. "Fakta bahwa Raminten dengan segala warna-warninya benar-benar menarik untuk diceritakan," ujar dia.

Pembuatan film dokumenter Raminten telah dimulai sejak April 2024, disusul proses pengambilan gambar pada Juli 2024. Proyek ini semula diharapkan rampung pada akhir 2024. Namun, merujuk unggahan Instagram Kalyana Shira Films, beberapa waktu lalu, film dokumenter tersebut masuk tahap penyuntingan pada Januari 2025, dan baru akan dirilis tahun ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |