Panel Surya dan Mobil Listrik Semakin Banyak, Siap-Siap Harga Perak Melesat

2 weeks ago 25

Liputan6.com, Jakarta Indonesia tengah memasuki babak penting dalam transisi menuju energi baru terbarukan (EBT). Dorongan pemerintah untuk mempercepat pengembangan panel surya dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tidak hanya mengubah peta energi nasional, tetapi juga memicu lonjakan permintaan komoditas strategis global, salah satunya perak.

Pemerintah telah menetapkan target ambisius net zero emission 2060 dan menggalakkan program pemasangan panel surya atap, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala besar, serta percepatan adopsi mobil listrik.

Kebijakan ini membuat Indonesia tidak hanya menjadi pasar teknologi hijau, tetapi juga pemain penting dalam rantai pasok komoditas penunjang energi bersih.

Financial Analyst Finex Brahmantya Himawan mengatakan, panel surya dan mobil listrik merupakan katalis besar bagi kenaikan permintaan perak dunia. Rata-rata 1 GW panel surya menyerap 10-ton perak, sementara satu unit kendaraan listrik mengandung 25–50-gram perak.

"Ketika adopsi dua teknologi ini terus meningkat, pasar perak global akan menghadapi tekanan permintaan struktural yang signifikan," ujar Brahmantya, dikutip Selasa (7/10/2025).

Menurut data global, kapasitas instalasi panel surya telah mencapai lebih dari 550 GW per tahun. Dengan kebutuhan rata-rata 10-ton perak per GW, konsumsi perak dari sektor surya saja dapat mencapai 5.500 ton per tahun.

1.000 Ton Kebutuhan Perak

Ditambah penjualan EV global yang sudah menembus 20 juta unit per tahun, kebutuhan perak dari sektor otomotif dapat menyumbang tambahan 500–1.000 ton per tahun.

Tekanan ini diperparah oleh kondisi pasokan yang stagnan. Meksiko, produsen perak terbesar dunia, dilaporkan menghadapi keterbatasan cadangan dan penurunan produksi dua digit dalam satu dekade terakhir.

Ketika permintaan terus meningkat sementara suplai menipis, harga perak berpotensi mengalami tren naik struktural dalam lima tahun ke depan.

"Selain fungsi tradisionalnya sebagai aset lindung nilai saat krisis, kini perak mendapat dorongan baru dari sektor teknologi hijau. Kombinasi ini bisa menciptakan siklus kenaikan harga jangka panjang. Investor perlu jeli melihat peluang diversifikasi portofolio melalui instrumen berbasis logam mulia," tutup Brahmantya.

Harga Perak Tembus Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun, Intip Penyebabnya

Harga perak terus naik dan pada perdagangan Rabu kemarin dan menyentuh level tertingginya dalam hampir 14 tahun terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran soal kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), terbatasnya pasokan di pasar spot, serta meningkatnya minat investor terhadap perak sebagai alternatif selain emas.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis (24/7/2025), harga perak spot naik 0,3% menjadi USD 39,40 per troy ounce pada 13.54 GMT. Angka ini tertinggi sejak September 2011.

 Sepanjang tahun ini, harga perak telah melonjak 36%, mengalahkan pertumbuhan emas yang naik 31%. Saat ini perak hampir menyentuh level penting USD 40 per ons.

Kenaikan harga ini salah satunya dipicu oleh rencana Presiden AS Donald Trump, yang ingin mengenakan tarif impor sebesar 50% untuk tembaga mulai 1 Agustus.

Kebijakan ini juga berdampak pada pasar logam lainnya seperti perak, membuat harga berjangka di AS jadi lebih mahal dibanding patokan harga di London. Akibatnya, biaya sewa logam di pasar spot pun ikut naik.

Meski emas, perak, dan logam mulia lainnya sempat dikecualikan dari tarif baru pada bulan April, pasar tetap bereaksi seolah logam-logam itu juga terdampak.

“Pasar meniru pola perdagangan tembaga di Comex,” kata kepoala analis MKS PAMP Nicky Shiels.

Ia memperkirakan harga perak bisa naik hingga USD 42 per ons tahun ini.

Defisit Pasokan

Permintaan industri terhadap perak juga tetap kuat. Bahkan, perak sudah mengalami defisit pasokan selama lima tahun terakhir. Di sisi lain, banyak investor mulai melirik perak karena dinilai sebagai alternatif investasi yang lebih murah dibanding emas.

Kenaikan perak ini juga membuat rasio harga emas terhadap perak mencapai posisi terkuat dalam tujuh bulan terakhir. Jika pada April lalu dibutuhkan 105 ons perak untuk membeli 1 ons emas, kini cukup dengan 87 ons perak.

“Tarif tembaga telah memicu gejolak di pasar logam dan mempengaruhi logam lainnya,” kata seorang pedagang logam mulia di London. Ia memperkirakan biaya sewa logam akan menurun setelah kekhawatiran soal tarif AS mereda.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |