Nilai Ekonomi Indonesia Diprediksi Sentuh USD 360 Miliar Berkat ASEAN DEFA

2 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia kini menjadi pemimpin utama dalam pengembangan ekonomi digital di kawasan ASEAN.

Berdasarkan data yang disampaikan, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2024 telah mencapai USD 90 miliar, tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

"Indonesia memimpin ekonomi digital ASEAN di tahun 2024 mencapai USD 90 miliar dolar. Kemudian juga akan mencapai USD 360 miliar di tahun 2030," kata Airlangga dalam konferensi pers Perundingan ASEAN DEFA putaran ke -14 di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Capaian tersebut mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi digital nasional yang terus tumbuh pesat di tengah percepatan transformasi digital global.

Airlangga, menyampaikan hal tersebut dalam perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Putaran ke-14 yang digelar di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, ia didampingi oleh Chief Negotiation ASEAN-DEFA dan perwakilan dari ASEAN Secretariat. Pertemuan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat integrasi ekonomi digital di kawasan dan memastikan semua negara anggota dapat menikmati manfaat transformasi digital secara merata.

Potensi Ekonomi Digital ASEAN

"Pertemuan ini adalah langkah untuk memperkuat integrasi. Pertemuan daripada tim untuk memfinalisasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement yang dilaksanakan di Jakarta selama 4 hari," ujarnya.

Menurut dia, potensi ekonomi digital ASEAN sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 680 juta jiwa. Besarnya populasi dan tingkat penetrasi internet yang tinggi menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pasar digital paling dinamis di dunia.

Proyeksi Naik Empat Kali Lipat pada 2030

Airlangga mengungkapkan, nilai ekonomi digital Indonesia berpotensi melonjak signifikan dalam enam tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi, nilai ekonomi digital nasional akan meningkat hingga USD 360 miliar pada 2030 atau naik empat kali lipat dibanding capaian tahun 2024.

Pertumbuhan ini didorong oleh pesatnya perkembangan e-commerce, fintech, dan sektor jasa digital lainnya yang terus mencatatkan ekspansi.

Airlangga menjelaskan bahwa sektor e-commerce sendiri telah berkontribusi sebesar USD 150 miliar terhadap total nilai ekonomi digital ASEAN.

DEFA Jadi Kunci Integrasi Ekonomi Digital Kawasan

Airlangga mengatakan, implementasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi langkah strategis untuk mempercepat integrasi ekonomi digital antarnegara anggota ASEAN.

Airlangga menuturkan, tanpa adanya kesepakatan bersama, pertumbuhan ekonomi digital ASEAN mungkin hanya mencapai USD 1 triliun pada 2030.

"Kalau kita proyeksikan di 2030 itu besarnya USD 1 triliun. Tetapi dengan implementasi Digital Economic Framework Agreement itu besarnya bisa menjadi USD 2 triliun," pungkasnya.

Pemerintah Mantapkan Transformasi Digital, AI Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru

Sebelumnya, transformasi digital menjadi salah satu faktor penting bagi Indonesia untuk mewujudkan visi menuju negara maju pada 2045. Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini tidak hanya dipandang sebagai tren teknologi, melainkan juga mesin pertumbuhan ekonomi baru yang mampu meningkatkan daya saing nasional.

Untuk itu, pemerintah bersama perguruan tinggi, pelaku usaha, dan komunitas profesional terus memperkuat kolaborasi membangun ekosistem digital nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan AI adalah sebuah keniscayaan dan AI itu akan menjadi game changer.

“AI yang akan membawa Indonesia dari sekarang negara 16 terbesar di G20, menuju negara yang 4 besar di G20 pada tahun 2045,” ujar Airlangga saat memberikan keynote speech pada KAGAMA Leaders Forum: Indonesia Merdeka AI di Jakarta, dikutip Minggu (28/9/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga memaparkan sejumlah langkah strategis pemerintah, antara lain melalui paket kebijakan ekonomi terbaru (8+4+5) yang mencakup pengembangan digitalisasi dan program pemagangan untuk lulusan perguruan tinggi.

Program ini dirancang agar lulusan dapat segera masuk dunia kerja, dengan skema pemagangan enam bulan yang mendapat dukungan honor dari pemerintah. Pada tahap awal, program menargetkan 20 ribu peserta dan dilaksanakan dalam tiga bulan pertama, lalu dapat diperpanjang tiga bulan berikutnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |