Miliarder Mark Cuban: Masa Depan Ada di Tangan Orang yang Menguasai AI

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Mark Cuban, seorang pengusaha, investor yang saat ini menyandang gelar miliarder, meyakini bahwa kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi luar biasa dalam menciptakan kekayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam episode terbaru podcast High Performance, dikutip dari CNBC, Jumat (4/7/2025), Cuban bahkan memprediksi bahwa AI akan menjadi kunci lahirnya triliuner pertama di dunia jika menjadi seseorang yang mampu memanfaatkan teknologi ini dengan cara yang belum terpikirkan saat ini.

“Kita belum melihat yang terbaik, atau yang paling gila, dari apa yang bisa dilakukan AI,” ujar mantan juri Shark Tank berusia 66 tahun itu.

Ia menambahkan, orang yang meraih kekayaan luar biasa tersebut mungkin saja bukan berasal dari perusahaan besar, melainkan “hanya satu orang di ruang bawah tanah.” Cuban menegaskan bahwa itulah kekuatan transformatif AI: tak terbatas, tak terduga, dan siap menciptakan peluang bagi siapa saja yang bisa memanfaatkannya secara cerdas.

Saat ini, teknologi kecerdasan buatan generatif telah mulai diadopsi oleh masyarakat luas untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari menyusun jadwal dan daftar tugas, hingga menjadi teman virtual yang membantu menenangkan pikiran atau membimbing percakapan sulit.

Di ranah bisnis, penggunaannya bahkan lebih strategis. CEO Chipotle, Scott Boatwright, mengungkap kepada Fortune bahwa penerapan perangkat AI telah memangkas waktu proses perekrutan perusahaannya hingga 75%.

Musim pra-Uji

Namun menurut miliarder Mark Cuban, ini baru permulaan. “Ini baru musim pra-uji coba kemampuan AI,” katanya dalam podcast High Performance.

Cuban membandingkan fase perkembangan AI saat ini dengan awal kemunculan komputer pribadi, internet, dan telepon pintar, yang awalnya diragukan, tapi kini justu tak tergantikan.

“Lima tahun lagi, orang-orang akan bertanya-tanya bagaimana mereka bisa hidup tanpa AI,” ujarnya. “Dan mereka yang memanfaatkannya secara tepat akan menghasilkan banyak uang.”

Meski begitu, Cuban menegaskan bahwa potensi AI bukan berarti ancaman ala film fiksi ilmiah. “Saya tidak bilang kita akan punya Terminator,” katanya.

“Saya tidak mengatakan akan ada robot yang lebih pintar dari manusia. Tapi kita akan menemukan cara untuk membuat hidup jadi jauh lebih baik.”

Ancaman Buat Pekerja

Meski kecerdasan buatan (AI) membawa banyak kemudahan dan peluang, teknologi ini juga memunculkan sejumlah tantangan serius yang tak bisa diabaikan. Salah satu isu utama adalah ancaman terhadap lapangan kerja.

Sejumlah perusahaan teknologi seperti Shopify dan Fiverr secara aktif mendorong karyawan mereka untuk mempelajari keterampilan berbasis AI, sebagai bentuk adaptasi terhadap kemungkinan pergeseran peran.

Sementara itu, Duolingo mulai menggantikan kontraktor manusia dengan sistem AI untuk menangani tugas-tugas tertentu. Langkah itu semakin memicu kekhawatiran akan peran manusia yang semakin terpinggirkan.

Tak hanya itu, penyalahgunaan AI juga menjadi sorotan. Teknologi ini kerap dimanfaatkan untuk melakukan penipuan digital, menyebarkan informasi palsu, dan mendalangi serangan siber.

Munculnya konten manipulatif seperti deepfake, hoaks, hingga bot otomatis di media sosial menjadi bukti betapa rawannya AI disalahgunakan jika tak diatur dengan bijak.

Dampak Lingkungan

AI juga membawa dampak terhadap lingkungan. Proses pelatihan model AI skala besar membutuhkan infrastruktur komputasi yang sangat intensif energi.

Penelitian menunjukkan bahwa pelatihan satu model seperti OpenAI GPT-3 membutuhkan sekitar 1.287 megawatt jam Listrik, jumlah yang cukup untuk menyalakan sekitar 120 rumah tangga di Amerika Serikat selama satu tahun penuh. Selain energi, pusat data juga mengonsumsi air dalam jumlah besar untuk menjaga suhu prosesor tetap stabil.

Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Mark Cuban menekankan pentingnya keterlibatan aktif individu dalam memahami dan menggunakan kecerdasan buatan. Ia berpendapat bahwa menghindari AI justru akan merugikan diri sendiri di masa depan.

“Unduh Gemini dari Google. Unduh ChatGPT dan ajukan pertanyaan tentang apa saja,” kata Cuban.

Meski begitu, ia mengingatkan agar tidak menerima semua jawaban AI mentah-mentah.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |