Mentan Amran Tak Kasih Ampun Oknum Nakal Jual Pangan di Atas HET Jelang Nataru

8 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menegaskan komitmen kuat menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, yang berdekatan dengan persiapan Ramadhan di awal 2026.

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, memastikan seluruh komoditas pangan strategis berada dalam kondisi aman dan terkendali, sekaligus menegaskan tidak ada lagi toleransi bagi pelaku usaha yang menjual pangan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Dalam pertemuan di Badan Pangan Nasional, Mentan Amran menyampaikan bahwa kesepakatan utama pemerintah dan pelaku usaha adalah menjaga keseimbangan ekosistem pangan nasional.

Ia menekankan bahwa pendekatan persuasif telah dilakukan dalam waktu yang cukup panjang. Namun ke depan, pemerintah tidak lagi sekadar memberi imbauan.

Satgas pangan akan langsung turun ke lapangan dan menindak tegas setiap pelanggaran HET. Kebijakan ini menjadi sinyal kuat bahwa stabilitas harga pangan merupakan prioritas utama pemerintah, terlebih di momen rawan lonjakan permintaan seperti Nataru dan Ramadhan.

Di sisi pasokan, Amran memastikan stok beras sebagai komoditas utama nasional berada dalam kondisi sangat aman, bahkan mengalami tren penurunan harga. Minyak goreng, ayam ras, telur ayam, serta daging juga dilaporkan lebih dari cukup.

Sementara untuk komoditas hortikultura yang kerap bergejolak seperti cabai, pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif melalui redistribusi pasokan antarwilayah.

Menanggapi harga cabai yang sempat menembus Rp 100 ribu per kilogram di Jakarta, Amran menyebut cabai merupakan komoditas dengan porsi kecil namun fluktuatif.

"Iya cabai, cabai bagian kecil tapi suplainya kita ambil dari tempat lain. Harga cabai masih posisi baik," sebut Amran.

Stok Pangan Strategis Lebih dari Cukup

Mentan Amran menyampaikan, berdasarkan laporan seluruh asosiasi pangan, pasokan beras nasional menjadi yang paling aman. Selain beras, ketersediaan minyak goreng juga melimpah mengingat Indonesia merupakan produsen besar.

"Tadi semua stok lebih dari cukup. Melapor ayam, telur, daging cukup. Jadi ini yang paling penting ya, beras nomor satu Alhamdulillah. Bahkan turun. Ya nomor satu beras. Minyak goreng cukup, lebih dari cukup,' tutur Amran.

Ayam dan telur pun dipastikan dalam kondisi surplus. Pemerintah menegaskan harga komoditas tersebut tidak boleh naik, dan jika ditemukan pelanggaran, aparat akan segera bertindak.

"Kita produsen terbesar. Ayam telur cukup, semua asosiasi mengatakan cukup. Saya katakan gak boleh naik. Kalau naik kita tindak," tegas Amran.

Cabai Jadi Perhatian, Pemerintah Lakukan Redistribusi

Menanggapi harga cabai yang sempat menembus Rp 100.000 per kilogram di Jakarta, Amran menyebut cabai merupakan komoditas dengan porsi kecil namun fluktuatif.

"Iya cabai, cabai bagian kecil tapi suplainya kita ambil dari tempat lain. Harga cabai masih posisi baik," ucap Amran.

Pemerintah telah mengambil pasokan dari daerah lain seperti Aceh untuk menekan harga. Ia menegaskan, dengan suplai yang cukup, harga cabai tidak boleh melampaui acuan yang ditetapkan.

"Tidak boleh melewati HET karena suplai cukup," tegas Amran.

Bapanas: Harga di Luar Jawa Umumnya Sesuai HET

Sekretaris Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, mengungkapkan bahwa harga pangan khususnya beras premium yang masih berada di atas HET terpantau terbatas di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Maluku, dan Maluku Utara masih di atas 10 persen. 

"Beras aja yang terpantau, beras aja. Beras premium," ucap Edhy.

"Itu di wilayah timur aja sih, di Papua. Papua, kemudian di Maluku, Maluku Utara itu masih di atas 10 persen," tambahnya.

Komoditas yang mengalami tekanan harga terutama beras premium. Namun, distribusi beras SPHP telah dilakukan dan mulai menurunkan harga di wilayah tersebut.

"sekarang kita sudah mencoba melakukan, mendistribusikan beras SPHP. Jadi sekarang sudah turun lah, sudah turun," jelas Edhy.

Proyeksi Aman hingga Lebaran

Sarwo Edhy menyebutkan, berdasarkan neraca pangan nasional, kondisi pasokan hingga akhir tahun dan awal tahun depan dipastikan aman, bahkan sampai periode Lebaran.

"Awal tahun depan masih aman, berdasarkan neraca yang kita susun. Sampai dengan akhir tahun masih aman, kemudian awal tahunnya juga masih aman. Pokoknya sampai dengan lebaran masih aman, kan nanti panen lagi, sudah panen lagi. Aman lah insya Allah, masalah pangan aman," sebut Edhy.

Sarwo Edhy menyampaikan potensi fluktuasi ke depan diperkirakan hanya terjadi pada cabai karena faktor musiman dan cuaca, namun pemerintah siap melakukan intervensi berkelanjutan melalui distribusi antarwilayah.

'Ya biasanya kan cabai, karena kan musiman, kalau musim hujan itu kan banyak yang rontok. Tapi kemarin sudah datang dari Aceh ke kita, kemudian dibeli oleh pelaku, para pedagang cabai di pasar Induk,"

Dengan langkah tegas pengawasan HET dan intervensi pasokan yang terukur, pemerintah optimistis stabilitas harga pangan nasional dapat terjaga, sehingga masyarakat dapat menyambut Nataru dan Ramadhan dengan tenang.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |