Menhub: Cuaca Ekstrem Harus Diwaspadai saat Nataru 2025–2026

4 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi menyebut cuaca ekstrem jadi hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru 2025–2026. Dudy menegaskan seluruh moda, terutama pengguna mobil pribadi dan sepeda motor, harus ekstra waspada seiring prediksi tingginya curah hujan di berbagai wilayah.

“Penyelenggaraan angkutan Nataru kali ini yang perlu menjadi perhatian adalah kondisi cuaca yang cukup ekstrim yang harus diwaspadai sehingga kita memerlukan kerjasama, kolaborasi yang sangat erat dengan seluruh stakeholder supaya dalam penyelenggaraan angkutan Nataru dapat berjalan dengan baik,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (5/12/2025).

Tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang mencapai 42,78% dari total perjalanan membuat mitigasi cuaca semakin krusial. Pemerintah juga menargetkan perjalanan berlangsung tanpa insiden.

“Harapan kami bahwa dalam penyelenggaraan ini kita tentunya berharap semoga kita dapat menyelenggarkan ini dengan zero accidents dan zero fatality,” tuturnya.

Dalam rangka meminimalkan risiko keselamatan, Pemerintah telah melakukan ramp check seluruh moda angkutan sejak Oktober dan masih akan berlangsung hingga puncak arus liburan. Kemenhub juga menyiapkan posko khusus Nataru yang beroperasi mulai 18 Desember hingga 5 Januari.

Dengan pergerakan masyarakat yang diproyeksikan mencapai 119,50 juta orang pada periode Nataru, pemerintah menegaskan mitigasi cuaca ekstrem menjadi kunci untuk menjaga kelancaran perjalanan masyarakat dan mencegah terjadinya insiden selama puncak musim liburan ini.

Pemerintah Antisipasi Cuaca Ekstrem hingga Akhir Tahun, Siapkan Modifikasi Cuaca

Sebelumnya, Pemerintah bersiaga mengantisipasi potensi cuaca ekstrem hingga akhir tahun. Potensi hujan lebat dan sangat lebat diperkirakan akan turun di wilayah Aceh, Sumatra Utara (Sumut), Jawa, hingga Papua.

"BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam keterangan pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Dia memastikan pemerintah telah menyiapkan antisipasi untuk menurunkan risiko bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem tersebut.

Selain itu, TNI bersama BMKG dan BNPB juga telah bekerja sama dalam melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk menekan intensitas hujan di wilayah terdampak.

"Kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani memprediksi bibit siklon tropis terbentuk di wilayah selatan Indonesia. Dia meminta masyarakat untuk waspada.

"Jadi sebenarnya sekarang kami juga lebih fokus untuk memprediksi terjadinya terbangkitnya bibit siklon di bagian selatan dari Indonesia. Itu yang akan kita hadapi di mendekati Nataru nanti," kata Faisal usai rapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Wilayah Selatan Indonesia

Wilayah selatan Indonesia di antaranya Lampung, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumba, dan Pulau Rote.

"Mulai dari bagian Selatan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua bagian Selatan," ungkapnya.

Sementara di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, kata Faisal, sepanjang Desember ini diprediksi akan dilanda hujan dengan intensitas sedang.

"Biasanya hujan itu di tengah hari sampai dengan malam, sedang maupun mulai ringan sampai sedang," ucap Faisal.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |