Malam Satu Suro: Deretan Destinasi Wisata Populer Penuh Tradisi hingga Mistis

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Malam Satu Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah, adalah momen yang dianggap sakral oleh masyarakat Jawa. Pada malam yang jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, hingga Jumat, 27 Juni 2025, banyak tempat wisata di Jawa menjadi pusat perhatian karena dipercaya memiliki unsur mistis atau nilai religius yang kuat.

Pengunjung berdatangan untuk merasakan atmosfer spiritual dan mengikuti berbagai ritual yang diadakan.

Fenomena ini menarik perhatian karena tradisi Malam Satu Suro masih kuat mengakar dalam budaya Jawa. Banyak orang memanfaatkan momen ini untuk melakukan refleksi diri, memohon berkah, atau sekadar menyaksikan upacara adat yang digelar. Berikut adalah beberapa destinasi wisata populer di Jawa yang selalu ramai dikunjungi saat Malam Satu Suro:

Lantas, apa saja destinasi wisata yang populer saat malam satu suro? Mari kita simak selengkapnya di bawah ini.

Keraton Surakarta dan Yogyakarta saat Malam Satu Suro

Kedua keraton ini menjadi pusat kegiatan Kirab Pusaka, sebuah prosesi mengarak benda-benda pusaka keraton. Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan dan mengikuti ritual ini sebagai bentuk refleksi diri. Di Keraton Surakarta, terdapat tradisi Mubeng Beteng, di mana warga berjalan kaki mengelilingi benteng keraton sepanjang malam.

Selain menjadi tontonan yang menarik, Kirab Pusaka juga menjadi simbol pelestarian budaya Jawa yang adiluhung. Masyarakat dari berbagai kalangan usia turut serta dalam acara ini, menunjukkan betapa kuatnya ikatan mereka dengan tradisi leluhur.

Momen ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga. Suasana kebersamaan dan kekhidmatan sangat terasa selama prosesi berlangsung.

Pantai Parangtritis dan Mitos Nyi Roro Kidul

Pantai Parangtritis terkenal dengan legenda Nyi Roro Kidul. Banyak orang datang untuk melakukan meditasi, ritual spiritual, mencuci keris (jamasan), dan melarung sesaji ke laut. Pantai ini dipercaya sebagai gerbang menuju kerajaan gaib Nyi Roro Kidul.

Selain melakukan ritual, banyak pengunjung juga yang sekadar menikmati keindahan pantai dan suasana mistis yang menyelimuti. Deburan ombak dan angin laut menambah kesan sakral pada malam Satu Suro.

Namun, pengunjung juga diimbau untuk tetap berhati-hati dan menghormati adat setempat. Beberapa larangan seperti tidak mengenakan pakaian berwarna hijau juga masih dipercaya oleh sebagian masyarakat.

Gunung Lawu: Tujuan Utama Para Peziarah

Gunung Lawu menjadi tujuan utama para peziarah dan spiritualis untuk bertapa, berdoa, dan melakukan tirakat. Gunung ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur dan memiliki energi spiritual yang kuat.

Para peziarah biasanya mendaki gunung hingga mencapai puncak untuk melakukan ritual atau sekadar mencari ketenangan batin. Pemandangan alam yang indah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki.

Selain para peziarah, Gunung Lawu juga menjadi tujuan favorit bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan alam. Jalur pendakian yang menantang dan pemandangan yang memukau membuat gunung ini selalu ramai dikunjungi.

Petirtaan Jolotundo: Mandi Spiritual di Malam Satu Suro

Situs purbakala ini dipercaya sebagai tempat pemandian Raja Airlangga. Ribuan orang datang untuk melakukan ritual mandi spiritual di malam Satu Suro. Air dari petirtaan ini dipercaya memiliki khasiat untuk membersihkan diri dari energi negatif dan membawa keberuntungan.

Selain melakukan ritual mandi, pengunjung juga dapat menikmati keindahan arsitektur kuno dan suasana tenang di sekitar petirtaan. Tempat ini menjadi oase spiritual bagi mereka yang mencari kedamaian batin.

Petirtaan Jolotundo juga menjadi saksi bisu sejarah panjang kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Situs ini menjadi bukti kejayaan masa lalu dan menjadi daya tarik wisata sejarah yang menarik.

Gunung Kawi: Pesarean yang Ramai Dikunjungi Peziarah

Terletak di perbatasan Malang dan Blitar, tempat ini terkenal sebagai lokasi pesarean (makam keramat). Banyak peziarah datang untuk memohon berkah atau menjalankan laku spiritual. Gunung Kawi dipercaya sebagai tempat yang penuh dengan energi spiritual dan keberkahan.

Para peziarah biasanya membawa bunga dan dupa sebagai persembahan kepada arwah para leluhur. Mereka berdoa dan memohon agar diberikan kemudahan dalam hidup dan dijauhkan dari segala marabahaya.

Selain sebagai tempat ziarah, Gunung Kawi juga menawarkan pemandangan alam yang indah. Udara yang sejuk dan pepohonan yang rindang membuat tempat ini menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai dan melepaskan penat.

Alas Purwo: Hutan Paling Angker di Jawa

Dikenal sebagai hutan paling angker di Jawa, Alas Purwo menjadi tempat favorit untuk semedi dan mencari wangsit, terutama di Gua Istana dan Gua Putri. Hutan ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya makhluk halus dan memiliki energi mistis yang kuat.

Para pencari wangsit biasanya melakukan ritual semedi di dalam gua untuk mendapatkan petunjuk atau ilham. Mereka percaya bahwa Alas Purwo adalah tempat yang tepat untuk berkomunikasi dengan alam gaib.

Namun, pengunjung juga diimbau untuk tetap berhati-hati dan menghormati adat setempat. Beberapa larangan seperti tidak merusak lingkungan dan tidak berkata kasar juga harus dipatuhi.

Alas Ketonggo: Tempat Lelaku Pangeran Diponegoro

Hutan ini dipercaya sebagai tempat lelaku Pangeran Diponegoro. Banyak orang melakukan kungkum dan tirakat mutih di titik-titik sakral seperti Watu Gilang dan Sendang Drajat. Alas Ketonggo dipercaya sebagai tempat yang penuh dengan sejarah dan energi perjuangan.

Para pengunjung biasanya datang untuk mengenang jasa-jasa Pangeran Diponegoro dan memohon agar diberikan semangat perjuangan dalam menghadapi segala tantangan hidup.

Selain sebagai tempat ziarah, Alas Ketonggo juga menawarkan keindahan alam yang mempesona. Hutan yang masih alami dan udara yang segar membuat tempat ini menjadi tempat yang ideal untuk berlibur dan melepaskan penat.

Makam Raja-Raja Mataram: Ngalap Berkah dari Leluhur

Tempat ziarah yang ramai dikunjungi untuk "ngalap berkah" dari para leluhur. Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir para raja dan tokoh penting dari Kerajaan Mataram. Para peziarah datang untuk memohon agar diberikan keberkahan dan kemudahan dalam hidup.

Selain berdoa, para peziarah juga biasanya membawa bunga dan dupa sebagai persembahan kepada arwah para leluhur. Mereka juga membersihkan makam dan merawat lingkungan sekitar sebagai bentuk penghormatan.

Makam Raja-Raja Mataram juga menjadi saksi bisu sejarah panjang Kerajaan Mataram. Tempat ini menjadi bukti kejayaan masa lalu dan menjadi daya tarik wisata sejarah yang menarik.

Pantai Ngliyep: Upacara Labuhan Sedekah Laut

Dikenal dengan upacara Labuhan Sedekah Laut, masyarakat melarung sesaji ke laut sebagai bentuk syukur atas hasil laut yang melimpah. Upacara ini juga menjadi simbol permohonan agar laut tetap memberikan rezeki dan dijauhkan dari segala bencana.

Selain menyaksikan upacara, para pengunjung juga dapat menikmati keindahan pantai dan suasana meriah yang tercipta selama acara berlangsung. Labuhan Sedekah Laut menjadi daya tarik wisata budaya yang unik dan menarik.

Upacara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga. Suasana kebersamaan dan kegembiraan sangat terasa selama acara berlangsung.

Pantai Popoh: Larung Kepala Kerbau dan Tumpeng Besar

Ribuan warga datang untuk menyaksikan larung kepala kerbau dan tumpeng besar sebagai simbol penolak bala dan doa keselamatan. Upacara ini menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun dan menjadi daya tarik wisata budaya yang unik.

Selain menyaksikan upacara, para pengunjung juga dapat menikmati keindahan pantai dan suasana meriah yang tercipta selama acara berlangsung. Larung kepala kerbau dan tumpeng besar menjadi simbol permohonan agar dijauhkan dari segala bencana dan diberikan keselamatan.

Upacara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga. Suasana kebersamaan dan kegembiraan sangat terasa selama acara berlangsung.

Ponorogo: Grebeg Suro yang Meriah

Di alun-alun Ponorogo digelar Grebeg Suro, yang dimulai dengan ziarah ke Makam Batoro Katong, Srandil dan Petilasan Kutu Wetan, dilanjutkan dengan Kirab Pusaka, Tumpeng Purak serta wayangan serentak. Grebeg Suro menjadi perayaan yang meriah dan menjadi daya tarik wisata budaya yang unik.

Selain menyaksikan upacara, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai pertunjukan seni dan budaya yang ditampilkan selama acara berlangsung. Grebeg Suro menjadi ajang pelestarian budaya dan menjadi kebanggaan masyarakat Ponorogo.

Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga. Suasana kebersamaan dan kegembiraan sangat terasa selama acara berlangsung.

Sebagai catatan, informasi ini valid per tanggal 26 Juni 2025. Detail acara dan kegiatan di setiap lokasi mungkin berubah setiap tahunnya, jadi sebaiknya Anda mengecek informasi terbaru sebelum berkunjung.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |