Gas Bumi jadi Kunci Hilirisasi Industri

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Hilirisasi industri menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan perekonomian nasional, hal ini ditunjang dengan pasokan gas bumi yang didukung dengan pemerataan jaringan pipa transmisi.

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan, swasembada energi adalah kunci utama dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. Untuk itu, pengembangan infrastruktur gas bumi, khususnya jaringan pipa, menjadi sangat penting sebagai tulang punggung distribusi energi nasional

“Melalui hilirisasi, kita mendukung peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi dalam negeri," kata Erika, Kamis (26/6/2026).

PT Pertamina Gas (Pertagas) pun menjadikan pemerataan pipa transmisi gas bumi, sebagai upaya dalam mendukung target pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional.

Pertagas bersama Subholding Gas sebagai tulang punggung transmisi gas bumi nasional memiliki peran penting dalam memastikan distribusi energi yang handal dan merata.

“Kami memastikan pemerataan jaringan pipa gas bumi ke kawasan industri strategis dan turut menjalankan Roadmap Integrasi Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Nasional sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan energi Indonesia,” tuturnya.

Peran Strategis

Gamal mengungkapkan, Pertagas memiliki peran strategis dalam memastikan infrastruktur penyaluran gas yang handal dan terintegrasi untuk mendukung industri strategis seperti pupuk, pembangkitan, kilang dan industri lainnya.

Dari sisi pengembangan infrastruktur, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Harry Budi Sidharta menegaskan bahwa PGN, sebagai Subholding Gas Pertamina, merupakan mitra strategis pemerintah dalam mendukung hilirisasi industri gas bumi melalui integrasi infrastruktur dan inovasi teknologi.

"Ini semakin memperkuat posisi Subholding Gas Pertamina sebagai pemain kunci dalam mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi dan agregasi gas bumi di Indonesia," tutupnya.

Bahlil Temui Wakil Rusia Pekan Ini, Serius Bahas Impor Minyak

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menemui  wakil Rusia pekan ini untuk membahas mengenai rencana mengimpor minyak dan gas bumi (migas) dari Rusia. Rencana impor migas dari Rusia ini usai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Penjajakan ini (impor migas) sudah kami lakukan. Saya pekan ini rapat dengan tim dari Rusia, dari pengusaha BUMN-nya Rusia akan datang ke Indonesia,” kata Bahlil setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/6/2025).

Bahlil menuturkan, selain membuka peluang impor migas, kunjungannya ke Rusia saat mendampingi Prabowo juga membuka peluang kerja sama teknologi dengan Rusia.

Kerja sama teknologi itu bertujuan mendongkrak lifting migas Indonesia terutama yang berasal dari sumur-sumur tua.

"Kita (Indonesia) mempunyai sumur idle, tetapi untuk teknologi harus kita belajar dan kolaborasi,” ujar Bahlil.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kesiapan negara untuk meningkatkan kerja sama di sektor energi dengan Indonesia. Ini terutama menambah pasokan minyak dan gas alam cair (LNG) ke pasar Indonesia.

Perluas Kontribusi

Dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana St. Petersburg, Kamis, 19 Juni 2025, Presiden Putin menyebut sejumlah perusahaan Rusia telah bekerja secara efektif di Indonesia dan siap memperluas kontribusinya.

"Perusahaan Rusia bekerja di Indonesia dengan efektif, kami bersedia menambah pasokan minyak dan LNG cair ke pasar Indonesia," kata Putin.

Ia juga mengatakan kolaborasi strategis yang sedang berlangsung antara Rosneft dan PT Pertamina dalam pembangunan kilang dan fasilitas petrokimia di Jawa Timur sebagai contoh nyata penguatan hubungan ekonomi kedua negara di sektor energi.

Presiden Putin menuturkan, Rusia juga membuka peluang keterlibatan dalam proyek-proyek energi baru dan pengembangan infrastruktur migas di Indonesia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |