Bos BSI Buka Suara Soal Spin-off dari Mandiri ke Danantara

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Anggoro Eko Cahyo buka suara terkait rencana pengalihan kepemilikan BSI dari Bank Mandiri ke BPI Danantara. 

Dalam tanggapannya, Anggoro mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan wewenang pemegang saham perseroan. 

“Spin-off itu pasti wacananya pemegang saham, ya. Mungkin lebih tepat (dikonfirmasi) ke Danantara,” ujar Anggori kepada media di JCC Senayan, Kamis (26/6/2025). 

Dia menegaskan, fokus jajaran manajemen BSI saat ini adalah memastikan kinerja perseroan tetap solid ke depannya.

“Jadi mau di bawah siapa pun, yang penting kita deliver result saja,” terangnya, yang tengah menunggu persetujuan dari OJK untuk memimpin BSI.

Dalam keterangan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa proses untuk BSI menjadi bank BUMN kelima tengah berlangsung.

 “Saya kira sudah aman, kan? Memang sesuai rencana saja kan, Pak? Saya kira sedang dalam proses,” ujarmya saat didampingi Anggoro. 

Terkait skema pengambilalihan BSI oleh Danantara, Dian menjelaskan terdapat berbagai opsi, seperti melalui kepemilikan saham Merah Putih atau Dwiwarna.

Bos BSI Soroti Penetrasi Perbankan Syariah RI Masih Kecil: Hanya 8 Persen

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo menuturkan bahwaekonomi syariah diharapkan menjadi arus utama dan penggerak ekonomi nasional ke depan. 

“Mari kita jadikan BSI Expo ini tak hanya pameran, tetapi juga ruang kolaborasi, inovasi, dan afirmasi bahwa ekonomi syariah adalah masa depan yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Anggoro dalam pidatonya di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Dalam kesempatan itu, Anggoro menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia atau 88 persen dari total populasi.

Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam penetrasi perbankan syariah, dengan jumlah yang relatif kecil (8 persen) dibandingkan negara-negara muslim lainnya.

Tetap Optimis

Meski demikian, BSI tetap optimistis terhadap industri keuangan syariah di dalam negeri, salah satunya melihat tren peningkatan kesadaran spiritual di antara masyarakat.

Anggoro mengutip data riset internal BSI yang menunjukkan bahwa hampir 60 persen penduduk muslim di Indonesia tergolong memiliki nilai spiritual yang tinggi, dengan 29 persen bersifat konformis dan 30 persen universalis.

“Kenapa? Karena memang kesejahteraan yang meningkat, inklusi keuangan yang membaik, dan juga peningkatan daya saing dari berbagai syariah,” lanjutnya.

Adapun salah satu potensi pasar besar yang dijajaki BSI adalah segmen tabungan haji. 

"(Tabungan haji) yang menjadi kekuatan kami dan kami akan dorong terus di mana masih ada 8,9 juta yang belum memiliki rekening haji," beber Anggoro. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |