Kurs Dolar Melemah, Rupiah Menguat ke Rp 16.773 per Dolar AS

3 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa (30/12/2025), seiring penguatan mata uang Garuda di pasar spot. Rupiah tercatat menguat 15 poin atau sekitar 0,09 persen ke level Rp 16.773 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya.

Penguatan rupiah ini terjadi setelah pada penutupan perdagangan Senin (29/12/2025), mata uang domestik sempat tertekan. Saat itu, rupiah ditutup melemah 43 poin atau sekitar 0,26 persen di level Rp 16.788 per dolar AS.

Meski dibuka menguat, pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menilai pergerakan rupiah masih menghadapi sejumlah tekanan ke depan. Salah satu faktor utama adalah prospek pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

“Rupiah masih dibayangi oleh prospek kebijakan moneter BI yang longgar dan stimulus pemerintah sehingga menekan nilai tukar rupiah vs dolar AS,” kata Ariston dikutip dari Antara. 

Selain faktor kebijakan moneter, stimulus fiskal pemerintah yang digelontorkan menjelang akhir tahun juga dinilai turut memberikan tekanan terhadap pergerakan kurs dolar terhadap rupiah.

Kombinasi Moneter dan Fiskal

Ariston menjelaskan, kombinasi kebijakan moneter yang akomodatif dan stimulus fiskal berpotensi meningkatkan likuiditas di dalam negeri. Kondisi ini, di satu sisi, mendukung pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain dapat menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tekanan terhadap rupiah juga datang dari faktor non-ekonomi. Ariston menyoroti dampak bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Sumatra.

“Bencana alam yang terjadi di Sumatra dan daerah lain di Indonesia juga memberikan sentimen negatif ke rupiah karena bencana ini menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dia.

Menurutnya, bencana alam berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi, distribusi barang, serta konsumsi masyarakat. Hal ini pada akhirnya dapat memengaruhi persepsi investor terhadap prospek ekonomi nasional dan pergerakan nilai tukar rupiah.

Meski demikian, penguatan rupiah pada awal perdagangan menunjukkan masih adanya respons positif pasar terhadap kondisi jangka pendek, meski tekanan eksternal dan domestik belum sepenuhnya mereda.

Faktor Risiko Domestik

Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat posisi rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) masih berada di level yang sama dengan penutupan sebelumnya.

Berdasarkan data BI, Jisdor menempatkan rupiah di posisi Rp 16.788 per dolar AS. Angka ini mencerminkan bahwa pergerakan kurs dolar terhadap rupiah masih relatif fluktuatif dan dipengaruhi berbagai sentimen global maupun domestik.

Ke depan, pelaku pasar diperkirakan akan terus mencermati arah kebijakan moneter BI, perkembangan stimulus pemerintah, serta kondisi ekonomi global, termasuk pergerakan dolar AS.

Selain itu, faktor risiko domestik seperti cuaca ekstrem dan bencana alam juga menjadi perhatian karena dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dan nilai tukar.

Dengan kondisi tersebut, pergerakan rupiah diperkirakan masih akan bergerak dinamis dalam jangka pendek, mengikuti perkembangan sentimen pasar dan arah kebijakan ekonomi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |