Kreatif dan Berdaya: UMKM Solo Sukses Olah Limbah Jadi Cuan dengan Dukungan BRI

1 week ago 19

Liputan6.com, Solo Semangat inovasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus membawa harapan baru bagi perekonomian nasional. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk perbankan, menjadi kunci agar produk lokal mampu bersaing hingga ke pasar global.

Salah satu kisah inspiratif datang dari EANK Solo, UMKM yang dirintis oleh Eko S. Muryanto sejak 2014. Ide usaha ini lahir dari keresahan sederhana, banyaknya limbah pipa PVC dan akrilik terbuang sia-sia, serta keluhan para pecinta burung yang sulit menemukan sangkar berkualitas. Dari situ, Eko berinovasi mengolah limbah menjadi sangkar burung dan akuarium yang kuat, awet, serta ramah lingkungan. “Limbah pipa PVC yang biasa orang kenal dengan paralon ini, ya kita manfaatkan menjadi kerajinan sangkar dan akuarium berkualitas,” ungkap Eko.

Produk Lokal yang Mendunia

Berkat ketekunan dan kualitas produk yang unggul, karya EANK Solo kini digemari komunitas pecinta burung dan ikan hias di berbagai daerah. Tak berhenti di pasar lokal, produknya juga telah menembus pasar ekspor ke Singapura, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Eko mengungkapkan, kesuksesan tersebut tidak diraih dalam sekejap. Ada proses panjang yang ia jalani bersama BRI, mulai dari pendampingan di Rumah BUMN BRI Solo hingga keikutsertaan dalam pameran BRI UMKM EXPO(RT) sejak 2022. “Dulu kami UMKM yang masih gaptek. Di Rumah BUMN BRI Solo, kami mulai belajar dasar-dasar manajemen usaha mulai dari manajemen keuangan, strategi pemasaran di e-commerce, hingga branding agar produk lebih dikenal. Kemudian melalui pameran BRI UMKM EXPO(RT), akhirnya membukakan kami akses bertemu dengan buyer luar negeri,” jelasnya.

Dukungan KUR Dorong Pertumbuhan

Selain pendampingan, dukungan pembiayaan juga menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan bisnisnya. Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, Eko mampu menjaga kelancaran operasional, membeli bahan baku, dan memperluas kapasitas produksi. “Pendanaan dari KUR sangat membantu kita menambah modal kerja. Dari KUR, kita bisa menjaga keberlanjutan produksi, meningkatkan kualitas, sekaligus berani mengambil peluang baru di pasar. Proses pengajuannya di BRI juga mudah dan cepat,” tuturnya.

Kini omzet EANK Solo stabil di kisaran Rp15-25 juta per bulan, dengan kapasitas produksi mencapai 15-20 sangkar ukuran sedang dan 10 sangkar besar setiap bulan. Tak hanya tumbuh secara bisnis, EANK Solo juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkan delapan pekerja, termasuk pengrajin rumahan.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyampaikan bahwa pemberdayaan UMKM akan terus menjadi fokus utama BRI. Melalui program seperti Rumah BUMN, pameran, dan akses KUR, BRI ingin memastikan pelaku usaha kecil dapat tumbuh berdaya saing dan memperluas pasar.

"Melalui pendampingan intensif dan akses permodalan dari BRI, UMKM diharapkan mampu tumbuh dan merambah pasar yang lebih luas. Kami yakin dengan inovasi yang terus berkelanjutan serta perluasan akses pasar, usaha ini akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal yang signifikan,” tutur Dhanny.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |