Keputusan OPEC+ Dongkrak Harga Minyak Mentah, Pasar Tetap Waspadai Permintaan Lemah

2 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia menguat lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin (7/10/2025) setelah OPEC+ mengumumkan rencana peningkatan produksi yang ternyata lebih kecil dari perkiraan pasar.

Keputusan dari organisasi negara produsen minyak ini meredakan kekhawatiran akan banjir pasokan baru, meskipun prospek permintaan global yang lemah diperkirakan akan membatasi kenaikan harga dalam jangka pendek.

Mengutip CNBC, Selasa (7/10/2025), harga minyak mentah Brent naik 94 sen atau 1,46% menjadi USD 65,47 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) di AS naik 81 sen atau sekitar 1,33% ke posisi USD 61,69 per barel.

“Pasar sebelumnya memperkirakan OPEC+ akan menambah produksi lebih besar dari ini,” kata analis Rystad Energy Janiv Shah.

“Namun, kenaikan sebesar 137.000 barel per hari (bph) ini tetap akan memperluas kelebihan pasokan untuk kuartal IV 2025 dan 2026,” tambahnya.

Dalam pertemuan yang digelar pada Minggu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sekutunya memutuskan untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 bph mulai November, jumlah yang sama dengan kenaikan di bulan Oktober.

Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran pasar atas potensi kelebihan pasokan global.

Redam Kekhawatiran

Sebelum keputusan diumumkan, sejumlah sumber menyebut bahwa Rusia mendorong kenaikan terbatas agar harga tetap stabil. Sebaliknya, Arab Saudi dikabarkan menginginkan peningkatan yang lebih besar hingga empat kali lipat untuk merebut kembali pangsa pasar yang sempat menurun.

Analis di PVM Oil Associates Tamas Varga menjelaskan, keputusan yang lebih hati-hati ini juga datang di saat ekspor minyak Venezuela meningkat, aliran minyak Kurdi ke Turki kembali berjalan, dan pasokan minyak Timur Tengah untuk pemuatan November masih berlebih.

Selain itu, Arab Saudi tidak mengubah harga jual resmi (Official Selling Price/OSP) untuk minyak mentah Arab Light ke pasar Asia. Padahal, sebagian penyuling di Asia sempat memperkirakan akan ada kenaikan harga, namun ekspektasi itu mereda karena kekhawatiran pasokan melimpah menekan premi minyak mentah ke level terendah dalam hampir dua tahun.

Prospek Permintaan Lemah, Harga Minyak Cenderung Tertahan

Dalam jangka pendek, analis memperkirakan musim pemeliharaan kilang di Timur Tengah bisa membantu menahan penurunan harga.

Shah dari Rystad menambahkan, penimbunan minyak oleh Tiongkok, risiko geopolitik, serta gangguan rute perdagangan akibat sanksi turut memberikan dukungan bagi harga minyak acuan dunia.

Meski demikian, permintaan global yang masih lemah menjadi hambatan utama bagi reli harga.

“Tanpa katalis positif baru dan dengan prospek permintaan yang makin tidak pasti, harga minyak kemungkinan akan tetap terbatas, meskipun kenaikan produksi OPEC+ lebih kecil dari yang dikhawatirkan,” kata analis senior Phillip Nova Priyanka Sachdeva.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |