Kepala NASA Jared Isaacman: AS Bakal Kembali ke Bulan saat Pemerintahan Donald Trump

Liputan6.com, Jakarta - Kepala NASA sekaligus miliarder Jared Isaacman mengatakan Amerika Serikat (AS) akan kembali ke bulan dalam masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump.

Mengutip CNBC, Minggu (28/12/2025), Jared Isaacman, sekutu dekat CEO SpaceX Elon Musk mengatakan, komitmen kembali Trump untuk menjelajahi bulan adalah kunci untuk membuka “ekonomi orbital”.

"Kami ingin memiliki kesempatan untuk menjelajahi dan mewujudkan potensi ilmiah, ekonomi, dan keaman nasional di bulan,” ujar dia.

Komentar Isaacman pada Jumat adalah beberapa pernyataan publik pertama sejak dikonfirmasi jabatannya oleh Senat pada minggu lalu, setelah saga panjang sepanjang 2025.

Donald Trump awalnya menominasikan Isaacman untuk peran Kepala NASA pada Desember 2024, tetapi presiden tiba-tiba menarik pilihannya pada Mei karena “hubungan sebelumnya” Isaacman.

Meskipun Trump tidak merinci apa hubungan tersebut, beberapa pihak menduga itu terkait dengan dengan hubungan dekat Isaacman dengan Musk. Elon Musk telah berselisih dengan Trump selama musim panas.

Pada November, Trump kembali mencalonkan Isaacman, yang merupakan seorang pengusaha dan menjadi astronot sipil setelah memimpin misi orbital di atas pesawat ruang angkasa Crew Dragon milik SpaceX pada 2021.

Peluang di bulan termasuk membangun pusat data dan infrastruktur ruang angkasa, serta berpotensi menambang Helium-3, gas langka yang tertanam di permukaan bulan yang dapat menjadi bahan bakar utama untuk tenaga fusi, kata Isaacman.

Ia menambahkan, setelah membangun "pangkalan bulan," NASA akan mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam tenaga nuklir dan propulsi nuklir ruang angkasa untuk eksplorasi lebih lanjut.

NASA saat ini bekerja sama dengan berbagai kontraktor termasuk SpaceX, Blue Origin milik Jeff Bezos, dan Boeing, untuk berpartisipasi dalam kampanye Artemis, program eksplorasi bulan yang juga bertujuan untuk mempersiapkan misi ke Mars.

Kampanye ini didorong setelah Undang-Undang One Big Beautiful Bill Trump mengalokasikan USD 9,9 miliar atau Rp 166,17 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.785)  untuk NASA awal tahun ini.

Misi Artemis II, penerbangan uji pertama NASA dengan awak di atas roket Space Launch System dan pesawat ruang angkasa Orion, diharapkan akan lepas landas dalam waktu dekat, kata Isaacman.

Ekspedisi ini akan dilanjutkan dengan misi Artemis III, di mana SpaceX dikontrak untuk membangun sistem pendaratan di bulan.

SpaceX dan Blue Origin sedang menyempurnakan kendaraan peluncuran angkat berat dengan transfer baling-baling kriogenik di orbit agar lebih mudah digunakan kembali, tambahnya.

"Itulah yang akan memungkinkan kita untuk dapat pergi ke dan dari bulan dengan biaya terjangkau, dengan frekuensi tinggi, dan mempersiapkan misi ke Mars dan seterusnya,” kata Isaacman.

Sebelumnya, pengusaha miliarder Jared Isaacman resmi dikonfirmasi Senat Amerika Serikat sebagai kepala baru Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA). Pengesahan ini mengakhiri proses panjang dan penuh dinamika yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.

Dikutip dari NBC News, Kamis (18/12/2025), Isaacman pertama kali ditunjuk untuk memimpin NASA pada Desember 2024 oleh Presiden terpilih saat itu, Donald Trump. Namun, lima bulan kemudian, Trump secara tiba-tiba menarik pencalonan tersebut setelah melakukan “peninjauan menyeluruh terhadap keterkaitan sebelumnya”.

Dalam perkembangan yang tidak biasa, Trump kembali mengajukan nama Isaacman pada November. Ia menilai pengalaman dan kecintaan Isaacman terhadap dunia antariksa “membuatnya sangat tepat untuk memimpin NASA memasuki era baru yang berani”.

Proses konfirmasi ini berlangsung di tengah masa krusial bagi NASA, yang tengah menghadapi ketidakpastian anggaran dan prioritas program. Seperti lembaga federal lainnya, NASA juga terdampak pemangkasan anggaran dan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump memperkecil ukuran birokrasi federal.

Dalam pemungutan suara akhir, Senat menyetujui pencalonan Isaacman dengan hasil 67 suara setuju dan 30 suara menolak.

Sebelumnya, Komite Perdagangan, Sains, dan Transportasi Senat telah menyetujui pencalonan tersebut usai sidang dengar pendapat pada 3 Desember. Dalam forum itu, Isaacman menegaskan pentingnya membawa kembali astronot Amerika Serikat ke Bulan sebelum China mencapai permukaan satelit alami Bumi tersebut.

Isaacman, yang kini berusia 42 tahun, merupakan pendiri dan CEO perusahaan pemrosesan pembayaran Shift4. Ia belum pernah bekerja di NASA maupun di pemerintahan federal.

Ia akan menggantikan Sean Duffy, Menteri Transportasi AS, yang menjabat sebagai administrator sementara NASA sejak Juli.

Dalam sidang konfirmasi, Isaacman menyatakan fokus utamanya adalah mengembalikan misi ke Bulan dan memenangkan perlombaan antariksa baru dengan China. Kedua negara sama-sama berambisi membangun kehadiran manusia jangka panjang di Bulan.

Namun, program Artemis milik NASA menghadapi berbagai penundaan dan pembengkakan biaya, sementara program antariksa China berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

NASA menargetkan pengiriman empat astronot mengitari Bulan tahun depan sebagai uji coba penting roket dan wahana generasi terbaru. Jika berhasil, pendaratan manusia di wilayah kutub selatan Bulan direncanakan pada 2027. China sendiri menargetkan pendaratan astronotnya di Bulan pada 2030.