Kadin Indonesia Bidik Dubai Jadi Gerbang Ekspor ke Eropa hingga Afrika

14 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membidik perluasan pasar ekspor ke berbagai negara dengan Dubai sebagai hub-nya. Salah satu potensi bisnisnya adalah kecerdasan buatan (AI) bagi industri otomotif.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe, menegaskan periode kepengurusan Kadin ke depan akan fokus pada peningkatan ekspor ke berbagai negara tujuan.

“Selama ini kita masih konvensional, mayoritas ke China, India, Pakistan, Jepang, dan sebagian ke Amerika Serikat (AS). Kita perlu terobosan baru. Dubai bisa jadi pintu masuk ke pasar Eropa, negara negara lain, bahkan Afrika,” ujar Juan dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1238/2025).

Dia melihat peluang ekspor yang bisa melalui Dubai, di antaranya teknologi digital, industri otomotif, distribusi komoditas internasional, dan transit hub untuk produk-produk Afrika sebelum masuk ke Indonesia. Selain jadi hub, pendanaan dari Dubai juga disebut menarik, utamanya bagi perusahaan publik dan startup.

“Mereka lihat prospeknya bagus. Startup kita punya kontribusi cukup banyak, dan hubungan bisnis dengan Dubai harus terus dijaga,” tegas dia.

Peluang Bisnis AI

Selain itu, Juan melihat pula peluang bisnis dari penerapan artificial intelligence (AI) dalam industri otomotif. Misalnya, kendaraan listrik, pengisi dayanya (charging station), hingga baterai.

Pada aspek ini, Juan menilai Dubai menjadi satu lokasi yang tepat sebagai titik mula untuk pengembangan di dalam negeri.

"AI itu buat Indonesia penting, kita bisa belajar langsung dari Dubai tanpa harus jauh-jauh. Di sektor otomotif, EV charging di sana berkembang pesat. Kita bisa kolaborasi, seperti yang dilakukan Astra di industri EV. Vietnam bisa sukses, kenapa kita tidak,” tandas Juan.

Kawasan Strategis

Sementara itu, Executive Chairman dan CEO Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) Ahmed Bin Sulayem menilai Dubai dan Jakarta memiliki banyak kesamaan sebagai pusat perdagangan dan logistik yang dinamis.

“Dubai berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika, sementara Jakarta sebagai pusat komersial negara dengan populasi terbesar keempat di dunia berperan penting dalam rantai pasok Asia Tenggara. Indonesia sendiri adalah kekuatan besar dalam perdagangan komoditas,” ujar Ahmed.

DMCC (Dubai Multi Commodities Centre) adalah zona perdagangan bebas yang didirikan oleh pemerintah Dubai pada tahun 2002. DMCC berfokus pada perdagangan komoditas seperti emas, berlian, logam mulia, teh, dan biji-bijian. DMCC juga merupakan salah satu zona bebas dengan pertumbuhan tercepat di Uni Emirat Arab

Perlu Ekspansi Setelah Tarif Trump

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie buka suara terkait berlakunya tarif resiprokal 19% buat produk Indonesia ke Amerika Serikat. Menurutnya, pengusaha sudah waktunya untuk melakukan ekspansi.

Anindya mengamini tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump sudah mulai berlaku. Namun, bagi Indonesia, masih ada negosiasi teknis lanjutan soal tarif di beberapa komoditas tertentu.

"Jadi intinya kalau sepengetahuan kami, tarif Trump itu sudah berlaku sesuai dengan apa yang ditetapkan, tapi penyesuaian akan terus berjalan," ungkap Anindya ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

"Tapi yang paling penting buat kita secara prinsip, kita sudah tahu di mana kita. Sekarang bukan saja bertahan, kita sudah mesti memikirkan meningkatkan kapasitas daripada pabrik. Karena kalau tidak (akan) kehilangan kesempatan," tuturnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |