Investor Elliot Investment Akumulasi Saham Lululemon Rp 16,75 Triliun

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Investor Aktivis Elliot Investment Management dikabarkan membangun kepemilikan saham senilai lebih dari USD 1 miliar atau Rp 16,75 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di 16.757) di perusahaan pakaian olahraga, Lululemon Athletica. Tak hanya itu, Elliott juga disebut-sebut tengah mengajukan calon CEO potensial untuk memimpin perusahaan ke depan.

Seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CNBC langkah Elliott ini dilakukan di tengah proses transisi kepemimpinan Lululemon. Kabar tersebut langsung disambut positif oleh pasar, dengan saham Lululemon melonjak sekitar 6 persen pada perdagangan awal Kamis, 18 Desember 2025, demikian dikutip dari CNBC, Jumat (19/12/2025).

Pekan lalu, Lululemon mengumumkan CEO Calvin McDonald akan mengundurkan diri efektif 31 Januari mendatang. Keputusan ini diambil setelah kinerja perusahaan mulai melemah sepanjang setahun terakhir.

Menurut sumber yang berbicara dengan syarat anonim karena membahas informasi rahasia, Elliott dikabarkan telah bekerjasama dengan sejumlah eksekutif berpengalaman, termasuk mantan petinggi Ralph Lauren. Dalam proses tersebut nama CFO sekaligus COO Lululemon, Jane Nielsen mencuat sebagai salah satu kandidat kuat untuk posisi CEO

Dalam siaran pers yang mengumumkan kepergian Calvin McDonald, manajemen Lululemon menyatakan bahwa dewan direksi tengah bekerjasama dengan "firma pencari ekslusif terkemuka" guna mencari pemimpin baru pergantian pucuk pimpinan ini terjadi ditengah sorotan dari pendiri Lululemon, Chip Wilson yang sebelumnya secara terbuka menyatakan bahwa kinerja perusahaan "sedang merosot tajam."

Di sisi lain, Lululemon juga menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar athleisure. Sejumlah merek baru seperti Vuori dan Alo Yoga terus memperluas pangsa pasar dan menantang dominasi pemain lama, termasuk Lululemon

Menambah Daftar Investasi

Jane Nielsen sendiri memiliki rekam jejak panjang di industri ritel dan consumer goods. Ia bekerja di Ralph Lauren sejak 2016 hingga April lalu. Sebelumnya Nelsen juga pernah memegang berbgai posisi strategis di Coach dan Pepsico.

Langkah Elliott masuk ke Lululemon menambah daftar investasi besar yang dilakukan investor aktivis tersebut sepanjang tahun ini. Elliott sebelumnya tercatat memiliki saham senilai lebih dari USD 2 miliar di Workday, serta kepemilikan saham sekitar USD 4 miliar di PepsiCo. Kepemilikan saham Elliott di Lululemon pertama kali dilaporkan oleh Well Street Journal.

Dengan masuknya Elliott dan rencana perubahan kepemimpinan, pasar kini menantikan arah baru strategi Lululemon dalam menghadapi tekanan persaningan dan memulihkan kinerja bisnisnya.

Alasan Tak Terduga Dibalik Mundurnya CEO Lululemon Calvin McDonald

Sebelumnya, Lululemon Athletica Inc akhirnya mengumumkan keputusan besar yang mengguncang industri ritel global. Setelah lebih dari setahun menghadapi tekanan kinerja, perlambatan penjualan di pasar utama Amerika Serikat, serta meningkatnya persaingan dari brand olahraga dan lifestyle baru, CEO Calvin McDonald menyatakan akan mundur dari jabatannya efektif pada 31 Januari 2026 mendatang.

Keputusan ini menjadi titik balik penting bagi perusahaan yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai salah satu pemimpin tren pakaian olahraga premium. Dalam pengumuman resmi pada Kamis waktu setempat, McDonald menggambarkan masa kepemimpinannya sebagai sebuah “pekerjaan impian”, namun menegaskan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi Lululemon untuk melakukan perubahan menyeluruh.

Langkah mundur tersebut juga terjadi di tengah peningkatan tekanan internal, termasuk seruan dari pendiri sekaligus pemegang saham independen terbesar perusahaan, Chip Wilson, yang beberapa bulan lalu secara terbuka menuntut adanya transformasi strategi.

Di sisi lain, pasar memperlihatkan reaksi positif setelah berita pergantian kepemimpinan dirilis, tercermin dari kenaikan saham sekitar 10 persen pada perdagangan setelah jam tutup. Meski menghadapi tantangan besar seperti dampak tarif impor, penurunan minat konsumen AS, dan pergeseran preferensi pembeli ke produk seperti denim, Lululemon masih menunjukkan pertumbuhan yang didorong oleh pasar internasional.

Perusahaan kini bersiap memasuki fase transisi penting, dengan dua petinggi internal ditunjuk sebagai CEO sementara sambil menunggu penetapan pemimpin baru yang diharapkan mampu membawa Lululemon memasuki era pertumbuhan selanjutnya.

Laporan Kinerja dan Rencana Transisi di Lululemon

Lululemon memastikan proses pergantian kepemimpinan akan berjalan mulus dengan menunjuk CFO Meghan Frank dan Chief Commercial Officer André Maestrini sebagai CEO sementara. Sementara itu, Ketua Dewan Marti Morfitt akan mengambil peran yang lebih luas sebagai ketua eksekutif.

Morfitt menyebut Dewan perusahaan tengah bekerja sama dengan firma pencari eksekutif global untuk menentukan pemimpin baru yang dinilai mampu menjalankan transformasi besar-besaran.

"Saat kita menatap masa depan, Dewan Direksi berfokus pada identifikasi seorang pemimpin dengan rekam jejak dalam memimpin perusahaan melewati periode pertumbuhan dan transformasi untuk membimbing babak kesuksesan perusahaan selanjutnya,” kata Morfitt.

Pada saat yang sama, Lululemon juga merilis laporan kinerja kuartal ketiga. Perusahaan mencatat pendapatan USD 2,57 miliar atau sekitar Rp 42 triliun (kurs USD 1 = Rp 16.635), melampaui ekspektasi analis, namun laba bersih justru turun menjadi USD 306,84 juta, sekitar lebih dari Rp 5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski sempat menikmati permintaan kuat pada periode Thanksgiving, Lululemon mengakui tren penjualan kembali melemah sepanjang Desember, sehingga proyeksi kuartal IV diturunkan.

"Saya juga ingin mengakui bahwa kami telah melihat tren melambat sedikit sejak Thanksgiving, yang telah kami pertimbangkan dalam panduan Q4 kami,” kata McDonald.

"Namun, terlepas dari itu, kami memperkirakan tren pendapatan di AS dan Q4 akan sedikit membaik dibandingkan dengan Q3,” tambahnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |