Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai perkembangan dan hasil signifikan yang diperoleh delegasi Indonesia dalam pertemuan dengan sejumlah pihak Amerika Serikat (AS).
Hal ini usai lebih dari sepekan tim delegasi Indonesia yang diketuai oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke AS untuk negosiasi atas kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik AS pada Senin, 28 April 2025.
Sejumlah pertemuan berhasil mewarnai perjalanan negosiasi delegasi Indonesia, mulai dari pertemuan dengan pejabat tinggi AS yakni US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Treasury, dan Director of National Economic Council, serta beberapa perwakilan negara lain seperti Minister for Trade and Tourism Australia dan Minister of Trade, Industry, and Energy Korea Selatan.
Untuk kian menyempurnakan keterlibatan berbagai kalangan dalam proses perundingan, delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan dengan pelaku usaha AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, USINDO, Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.
"Selama di Amerika Serikat, tim delegasi Indonesia ini terus bekerja dengan menjumpai berbagai stakeholders, baik itu dari Pemerintah, asosiasi, maupun pelaku usaha. Dengan keterlibatan seluruh pihak tersebut, maka hasil dari perundingan ini dapat komprehensif,” ungkap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).
Dapatkan Kesempatan Pertama
Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington DC untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS.
Kesempatan strategis tersebut mampu diperoleh Indonesia berkat posisinya dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC. Kontribusi penting tersebut telah mendorong Indonesia untuk memperoleh peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor, seperti investasi dan perdagangan terhadap komoditas unggulan antar kedua negara.