Hulu Migas RI Masih Sexy, Ada 65 Cekungan Belum Tereksplorasi

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah meyakini iklim investasi sektor hulu migas Indonesia sudah mulai bergerak ke arah yang positif. Ditandai sejak beberapa tahun terakhir, dimana pemerintah kembali memberikan pilihan kepada perusahaan untuk menggunakan skema cost recovery dalam kontrak bagi hasil migas.

Kebijakan itu diyakini bisa mendorong daya tarik dan agresifitas pelaku usaha untuk melakukan eksplorasi dan meningkatkan produksi migas.

Koordinator Pengawasan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi, Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yulianto, menegaskan bahwa eksplorasi migas masih sangat dibutuhkan. Mengingat kebutuhan energi dalam hal ini energi fosil dalam satu dekade ke depan masih cukup besar.

Dengan sumber daya alam migas di Indonesia saat ini, menurut dia, seharusnya Indonesia bisa terhindar dari ancaman krisis energi.

"Saat ini industri migas Indonesia masih menarik di tengah berbagai kendala yang terjadi. Pemerintah juga terus mendorong berbagai perbaikan baik dari sisi regulasi maupun fiscal term agar dapat mengakomodir kebutuhan investor," ungkapnya dalam acara Media Briefing menuju IPA Convex 2025 di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Punya Daya Saing Menarik

Lebih lanjut, Yulianto juga optimistis jika daya saing industri hulu migas di Indonesia masih menarik. Namun tetap harus memperhatikan juga dengan penawaran yang ada di negara-negara lain.

"Dilihat dari perkembangan joint study yang ada sebanyak 24 joint study, hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan bagi minat investasi. Tetapi tidak cukup sampai di situ. Harus terus diupayakan perbaikan term and condition, dan hal-hal lainnya seperti regulasi yang terkait," desaknya.

"Koordinasi antar pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah sangat penting dilakukan untuk semakin meningkatkan daya saing Indonesia," dia menekankan.

Sementara Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Asnidar, menilai masih ada peluang untuk meningkatkan daya saing Indonesia dengan beberapa cara. Pertama, memberikan peluang bagi hasil yang lebih lebar untuk kontraktor khususnya pada lapangan-lapangan frontier.

"Hal ini juga mencakup pemberian insentif yang lebih besar bagi para pelaku industri di area frontier yang memiliki keterbatasan akses dan biaya eksplorasi serta risiko yang lebih tinggi, seperti area laut dalam dan area dengan topografi yang menantang," ungkapnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |