Heboh Kendaraan Alami Gangguan Mesin Usai Isi BBM di SPBU Benyamin Sueb, Ini Hasil Temuan Pertamina

1 month ago 27

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) angkat bicara soal keluhan konsumen di media sosial terkait dugaan gangguan performa kendaraan usai pengisian bahan bakar jenis Pertamax di SPBU 34.14413 Benyamin Sueb, Jakarta Utara, pada tanggal 21 September 2025.

Sesuai informasi yang beredar, transaksi dilakukan pada tanggal 17 September 2025 dan gangguan pada mesin kendaraan mulai dirasakan pada tanggal 21 September 2025 — atau empat hari setelah pengisian BBM dilakukan.

"Berdasarkan hasil pengecekan awal yang dilakukan BBM Pertamax dari SPBU tersebut menunjukkan hasil uji mutu (QnQ) dalam kondisi sesuai spesifikasi (on spec), dengan hasil visual jernih dan tidak ditemukan kontaminasi," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Regional JBBPT Pertamina Patra Niaga Susanto August Satria

Pertamina Patra Niaga Regional JBB juga telah melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk pengecekan CCTV pada periode waktu pengisian untuk memastikan kebenaran data transaksi.

Pertamina Patra Niaga Regional JBB berkomitmen untuk menjaga kualitas BBM dan pelayanan kepada konsumen, serta terus melakukan pengawasan mutu produk secara berkala melalui mekanisme Quality Control & Quality Assurance di setiap SPBU.

Pertamina Patra Niaga Regional JBB terbuka dengan masukan dan keluhan dari konsumen.

Terkait adanya kendala yang dihadapi konsumen, Pertamina Patra Niaga Regional JBB mengimbau masyarakat yang memiliki keluhan dapat melaporkan via Pertamina Call Center (PCC) 135 atau email [email protected] serta mendatangi SPBU dengan bukti struck pembelian BBM serta kronologis lengkap.

Pelanggan Pindah ke SPBU Swasta, Bos Pertamina Curhat Begini

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyadari adanya perpindahan pelanggan di SPBU Pertamina ke produk swasta. Namun, dia memastikan kualitas BBM di SPBU Pertamina tetap dalam kondisi yang terbaik.

Dia menyadari adanya perpindahan pelanggan itu sebagai imbas dari isu tata kelola hukum yang dihadapi perusahaan. Tapi, dia juga bekerja keras untuk bisa mengembalikan lagi kepercayaan konsumen BBM Pertamina.

"Tentunya harus kerja keras. Sekarang kan saya bilang, salah satu faktor penyumbang tentunya, ada trust issue dari masyarakat antara lain, kita sedang ada kasus tata kelola hukum. Kita ini semua, masyarakat sudah tahu," kata Simon di Istana Kepresidenan Jakarta, ditulis Sabtu (20/9/2025).

"Jadi kita juga terus menerus melakukan perbaikan di dalam tata kelola dan kita secara rutin melakukan sosialisasi bahwa yang sudah kami lakukan ini yang sebenarnya," sambungnya.

Pada konteks kualitas BBM, Simon juga tengah menggenjot peningkatan kapasitas produksi seperti kilang. Pengembangan Kilang Balikpapan misalnya, diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan kualitas BBM setara Euro 5.

"10 Ppm (tingkat kandungan) sulfurnya, jadi sangat rendah. Jadi tentunya kita terus menerus investasi juga ke arah sana. Meneruskan pekerjaan-pekerjaan yang sudah ada sebelumnya," tandasnya.

Pertamina Tak Cari Untung

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri menegaskan pihaknya tidak akan mencari keuntungan sepihak dari kolaborasi dengan badan usaha swasta. Seluruh transaksi jual beli akan dilakukan secara terbuka.

Dia tidak berbicara banyak mengenai keuntungan yang akan diraup Pertamina. Dipastikannya BUMN tidak akan mengambil keuntungan dari kerja sama ini.

"Yang pasti saya juga tegaskan pada tadi ke semua, terbuka ke teman-teman dari Badan Usaha Swasta bahwa Pertamina juga tidak memanfaatkan situasi ini dan tidak mencari keuntungan di sini," tegas Simon di Istana Kepresidenan, Jakarta, ditulis Sabtu (20/9/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |