Harga Perak Antam Hari Ini 29 Desember 2025 Melanjutkan Kenaikan

3 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Harga perak PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali melanjutkan kenaikan pada perdagangan Senin, (29/12/2025). Kenaikan harga perak ini mengikuti harga perak dunia yang mencapai rekor di pasar spot.

Mengutip data logammulia.com, harga perak Antam naik Rp 800 menjadi Rp 48.765. Pada perdagangan sebelumnya, harga perak Antam ditransaksikan di posisi Rp 47.965.

Harga perak di pasar spot naik ke rekor tertinggi baru di atas USD 80 per ounce. Analis menilai, kenaikan harga perak didorong oleh pembelian spekulatif dan ketatnya pasokan yang masih berlanjut.

Sprott Asset Management mengatakan, reli perak pada 2025 mencerminkan persediaan yang menipis yang diperdagangkan secara bebas, yang memperkuat pergerakan harga seiring meningkatnya permintaan.

“Harga perak terus mencerminkan prospek makro yang lebih menguntungkan pada 2026, dengan suku bunga lebih rendah dan potensi melemahnya dolar AS yang meningkatkan daya tarik aset riil,” ujar Senior Investment Analyst Global X ETF’s Trevor Yates.

Spesifikasi Jenis Perak di Antam:

Berikut spesifikasinya:

Perak Batangan 250 gram

Perak batangan (silver bar) 250 gram hadir dalam bentuk minting dengan finishing halus yang dapat digunakan sebagai alternatif instrumen investasi selain emas.

Berat 250 gram

Kemurnian 99.95%

Tebal 7.3 mm

Dimensi 38 x 86 mm

Perak Batangan 500 gram

Perak batangan (silver bar) 500 gram hadir dalam bentuk klasik dengan finishing halus yang dapat digunakan sebagai alternatif instrumen investasi selain emas.

Berat 500 gram

Kemurnian 99.95%

Tebal 8.5 mm

Dimensi 38 x 86 mm

Perak Butiran Murni 99,95%

Perak butiran (silver granules) dihasilkan melalui proses pemurnian dan granulasi. Terdapat pilihan berat 1 Kilogram, 5 kilogram dan 10 Kilogram dengan kemurnian 99,95% dan ukuran 2 mm - 5 mm.

Prediksi Harga Perak Dunia

Sejumlah analis optimistis terhadap harga perak pada 2026. Analis BMO Capital Markets menuturkan, ada ruang bagi logam mulia untuk menguat pada 2026 meskipun perak mungkin tidak dapat mempertahan rekor tertinggi sepanjang masa saat ini.

Mengutip Kitco, BMO Capital Markets prediksi, rata-rata harga perak sekitar USD 60 per ounce pada kuartal IV 2026. BMO Capital prediksi, harga itu merupakan harga tertinggi pada 2026. BMO prediksi rata-rata harga perak mencapai USD 56,3 per ounce sepanjang 2026.

Analis BMO mengatakan meskipun mereka percaya reli emas selama bertahun-tahun dapat berlanjut pada 2026, pihaknya menjadi lebih berhati-hati terhadap logam mulia lainnya seperti perak dan platinum sebagai perbandingan, yang menunjukkan tanda-tanda kelebihan pembelian dalam beberapa minggu terakhir.

"Logam-logam ini akan dengan senang hati diperdagangkan seperti emas ketika pasar mengalami defisit (dan bahkan dapat menawarkan torsi yang jauh lebih signifikan selama reli harga, seperti yang telah kita lihat tahun ini); namun, model terbaru kami menunjukkan defisit untuk logam-logam ini semakin menyempit."

Harga Emas Makin Perkasa, Ketegangan AS dengan Sejumlah Negara jadi Pemicu

Sebelumnya, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilaimemanasnya situasi perpolitikan di Amerika Latin, antara Amerika Serikat dan Venezuela, dan Amerika Serikat (AS) dengan Nigeria, yaitu di Afrika berpotensi memberikan dampak besar terhadap stabilitas ekonomi global, terutama sektor energi serta mendorong kenaikan harga emas dunia.

Amerika Serikat dilaporkan melakukan operasi militer terhadap kelompok militan yang menguasai wilayah produksi minyak di Nigeria. Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran pengusaha minyak Amerika yang merasa dirugikan akibat terganggunya aktivitas produksi dan distribusi minyak mentah.

"Di mana pasukan Amerika melakukan penyerangan terhadap militan, militan Nigeria yang menguasai sebagian minyak mentah di Nigeria, dan kita harus tahu bahwa Presiden Donald Trump di media dia mengatakan bahwa Amerika akan melakukan serangan terhadap target militan di Nigeria," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Minggu (28/12/2025).

Nigeria sendiri merupakan salah satu produsen minyak utama dunia dan anggota OPEC, dengan produksi sekitar 1,3 juta barel per hari. Gangguan di negara tersebut berpotensi mengerek harga minyak global dan mendorong inflasi, yang pada akhirnya meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

"Sehingga Amerika melakukan penyerangan terhadap militan-militan yang kemungkinan besar akan membuat produksi minyak di Nigeria akan terhambat. Kita harus tahu bahwa Nigeria adalah salah satu negara anggota OPEC yang memproduksi diperkirakan 1,3 juta barel perhari. Itu yang pertama," kata Ibrahim.

Ketegangan AS–Venezuela

Selain Afrika, ketegangan geopolitik di Amerika Latin juga turut memperkuat sentimen positif bagi harga emas. Amerika Serikat dilaporkan terus melakukan penyanderaan terhadap kapal kargo Venezuela sebagai bagian dari sanksi ekonomi.

"Di Amerika Latin, antara Venezuela dan Amerika, ini pun juga terus dijadikan sebagai momok memanasnya situasi geopolitik. Karena Amerika sendiri terus melakukan penyanderaan terhadap kapal kargo," ujarnya.

Venezuela sendiri merupakan salah satu produsen minyak mentah penting dengan kapasitas produksi sekitar 1,1 juta barel per hari. Ketidakstabilan politik di negara tersebut dinilai dapat memengaruhi pasokan minyak global, sehingga memperbesar risiko geopolitik dan mendorong kenaikan harga emas dunia.

Risiko Geopolitik Dorong Emas Jadi Pilihan Safe Haven

Menurut Ibrahim, meningkatnya tensi geopolitik di Afrika dan Amerika Latin membuat pelaku pasar semakin berhati-hati. Investor global cenderung mengalihkan aset mereka dari instrumen berisiko ke aset yang lebih aman, seperti emas.

Ibrahim menilai eskalasi konflik di dua kawasan tersebut berpotensi berlanjut hingga awal 2026. Kondisi ini membuat ketidakpastian global masih tinggi dan sulit diprediksi, terutama terkait stabilitas energi dan inflasi dunia.

"Dan ini yang cukup menarik, kemungkinan besar masuk-masuk di awal-awal tahun 2026 kemungkinan akan semakin memanas. Itu dari tensi geopolitik di Amerika Latin dan Afrika," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |