Harga Minyak Anjlok, Ini Gara-garanya

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 1% pada hari Selasa  (Rabu waktu Jakarta) saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina, yang dapat mengakibatkan kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap ekspor bahan bakar Rusia.

Sebelumnya pada hari itu, harga minyak dunia mencapai titik tertinggi dalam dua minggu di tengah kekhawatiran bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah dapat mengurangi pasokan minyak, dan harapan bahwa rencana stimulus ekonomi di China dan Jerman dapat meningkatkan permintaan bahan bakar di dua ekonomi terbesar dunia.

Harga minyak Brent AS turun 51 sen atau 0,72% menjadi USD 70,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate ASMinyak mentah (WTI) turun 68 sen, atau 1,01%, dan ditutup pada USD 66,90.

Bahkan jika AS dan Rusia berhasil mencapai gencatan senjata di Ukraina, banyak analis mengatakan mereka memperkirakan akan memakan waktu lama sebelum ekspor energi Rusia meningkat secara signifikan.

“Bahan bakar fosil Rusia mungkin pada tahap tertentu akan kembali melimpah tanpa belenggu sanksi, tetapi ... (itu) tidak berarti kemurahan hati energi akan dicabut,” kata analis di pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.

Rusia memproduksi sekitar 9,2 juta barel per hari (bpd) minyak mentah pada tahun 2024, turun dari level tertinggi terbarunya sebesar 9,8 juta bpd pada tahun 2022 dan rekor 10,6 juta bpd pada tahun 2016, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) sejak tahun 1997.

Di Timur Tengah, Presiden AS Trump berjanji untuk melanjutkan serangan AS terhadap Houthi Yaman kecuali mereka mengakhiri serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Trump mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukungnya di Yaman. Jika AS bertindak melawan Iran, atau Houthi bertindak melawan produsen Arab lainnya, pasokan minyak global bisa menurun.

Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024, menurut EIA AS.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |