Harga Emas Dunia Tembus USD 3.790, Analis Ramal Reli Berlanjut

4 weeks ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas global terus menunjukkan ketangguhan di tengah dinamika pasar. Sepanjang pekan terakhir September 2025, logam mulia ini berhasil mempertahankan reli penguatan dan bahkan mencatat level tertinggi mingguan.

Melansir Kitco News, Minggu (28/9/2025), emas spot dibuka pada level USD 3.687,74 per ons sebelum sempat menembus USD 3.700. Penguatan berlanjut di sesi Asia dan Eropa, hingga saat perdagangan Amerika Utara dibuka harga naik ke USD 3.717 per ons. Momentum ini terus berlanjut sampai penutupan bursa, dengan harga emas ditutup di USD 3.745 per ons.

Upaya emas menembus level USD 3.760 per ons sempat tertahan, namun harga tetap menguat mendekati USD 3.790 per ons, level tertinggi dalam sepekan. Kondisi ini memunculkan optimisme baru di kalangan analis terhadap prospek emas jangka pendek.

Sentimen Analis Masih Bullish

Survei mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis di Wall Street masih bersikap bullish. Dari 19 analis yang berpartisipasi, 84% memproyeksikan harga emas akan naik pekan depan, sementara sisanya memperkirakan bergerak sideways.

“Emas masih dalam tren naik sekuler terhadap semua mata uang,” kata Darin Newsom, Analis Pasar Senior di Barchart.com.

Tetap Menguat Meski Sudah Overbought

Pandangan serupa disampaikan Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International. Ia menyebut tren emas tetap kuat meski ada pandangan bahwa logam mulia itu sudah berada di area overbought.

“Dengan ancaman penutupan pemerintah AS dan lonjakan tagihan pengeluaran, saya melihat harga emas akan kembali naik minggu depan,” ujarnya.

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menilai meskipun data belanja konsumen dan inflasi terbaru tidak mendukung, faktor lain masih memberi dorongan.

“Narasi ekonomi AS dan laju penurunan suku bunga jelas kurang penting bagi emas dibanding faktor lainnya,” katanya.

Sementara itu, Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Options, menekankan penguatan emas juga dipicu melemahnya dolar AS. “Pasar bereaksi pada suku bunga, berapa banyak penurunan yang akan terjadi. Namun saya kira lemahnya dolar justru menjadi faktor utama pendorong emas,” tuturnya.

Dukungan Investor Ritel

Survei daring Kitco terhadap 265 investor ritel juga menunjukkan sentimen optimistis. Sebanyak 63% responden memprediksi harga emas naik, 21% memperkirakan turun, dan 16% sisanya menilai akan bergerak sideways.

Agenda Data Ekonomi

Pekan depan, fokus pasar akan tertuju pada sejumlah rilis data ekonomi AS. Agenda dimulai dengan Pending Home Sales (Senin), diikuti JOLTS Job Openings dan Consumer Confidence (Selasa), lalu ADP Nonfarm Payrolls serta ISM Manufacturing PMI (Rabu).

Hari Kamis akan dirilis klaim pengangguran mingguan, sebelum puncaknya pada laporan Nonfarm Payrolls September (Jumat pagi). Data tersebut dinilai penting untuk mengukur potensi pemangkasan suku bunga tambahan oleh The Fed pada Oktober. Rangkaian agenda ditutup dengan ISM Services PMI.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |