Harga Emas Dapat Sentimen Positif dari Kebijakan Ekonomi Donald Trump

2 weeks ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga memberi kontribusi besar terhadap lonjakan harga emas.

Dalam perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025, harga emas dunia kembali mencetak rekor baru setelah menembus level USD 4.011 per troy ons. Bahkan tren kenaikan ini berpotensi berlanjut hingga menyentuh level USD 4.040 bahkan USD 4.065 dalam waktu dekat.

Ibrahim mengatakan, sejak awal Oktober, Trump kembali menaikkan tarif impor untuk sejumlah produk strategis, termasuk kendaraan transportasi hingga 50% pada awal November mendatang. 

Langkah proteksionis ini memicu ketegangan perdagangan dan meningkatkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global.

"Kemudian tanggal 1 November Trump pun juga dengan begitu gagah berani menerapkan biaya impor 50% untuk kendaraan transportasi. Ini yang membuat ketegangan tersendiri di Amerika,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).

Selain itu, ancaman government shutdown di AS juga memperburuk situasi. Negosiasi antara Partai Republik dan Demokrat terkait pemangkasan anggaran jaminan kesehatan masih buntu.

"Tentang masalah shutdown di mana Trump terus melakukan negosiasi dengan Partai Republik, dengan Partai Demokrat terutama dalam membahas tentang jaminan kesehatan,” ujarnya.

The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga

Menurut dia, Bank Sentral AS (The Fed) berpotensi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat untuk menstabilkan ekonomi.

"Dari shutdown ini yang saya tadi jelaskan bahwa ada kemungkinan besar Bank Sentral Amerika dalam pertemuan minggu ini, minggu depan, kemungkinan besar akan merungkan suku bunga 25 basis poin,” ujarnya.

Faktor Geopolitik Global Jadi Pendorong Utama Lonjakan Harga Emas

Selain itu, pemicu utama kenaikan harga emas adalah ketegangan geopolitik yang meluas, terutama di Eropa dan Timur Tengah. 

Ibrahim menjelaskan, konflik Rusia–Ukraina kembali memanas setelah serangan drone Ukraina ke kilang minyak Kirisi di Rusia pada 4 Oktober lalu. Kilang tersebut merupakan salah satu yang terbesar di Rusia dan diperkirakan akan tutup hingga satu bulan ke depan.

"Yang kita lihat bahwa kilang minyak ini walaupun serangannya tanggal 4 Oktober, kemungkinan besar akan tutup sampai satu bulan. Kilang minyak Kirisi ini adalah minyak terbesar di Rusia. Sehingga ini yang membuat permintaan untuk minyak mentah ini kemungkinan akan mengalami kenaikan,” ujarnya.

Faktor Lainnya

Tak hanya dari Rusia, situasi politik di Prancis juga menambah kekhawatiran investor. Krisis politik di negara tersebut muncul setelah Perdana Menteri mundur akibat mosi tidak percaya. Hingga kini, belum ada pengganti yang disepakati.

Sementara di Asia, Jepang juga menghadapi tekanan politik dan ekonomi. Perdebatan antara calon perdana menteri Takaichi dan Bank of Japan terkait arah suku bunga membuat yen melemah tajam. Kondisi ini semakin memperkuat posisi emas sebagai aset pilihan di tengah volatilitas pasar.

"BOJ menginginkan menaikan suku bunga, tapi Takaichi menginginkan tetap menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga. Ini yang membuat mata uang yen mengalami pelemahan yang cukup signifikan dan berdampak terhadap harga emas dunia. Itu dari Eropa dan Asia,” pungkasnya.

Harga Emas Dunia pada 8 Oktober 2025

Sebelumnya, harga emas melewati posisi USD 4.000 per ounce untuk pertama kali pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025. Hal itu membangun reli rekor harga emas di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Selain itu, harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mendorong investor berbondong-bondong membeli aset safe haven.

Selain harga emas, harag perak juga menguat ke rekor tertinggi pada perdagangan Rabu pekan ini. Hal itu menunjukkan investor ramai-ramai membeli logam mulia.

Mengutip CNBC, Kamis (9/10/2025), harga emas di pasar spot naik 1,52% menjadi USD 4.044,09 per ounce. Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember bertambah 1,7% ke posisi USD 4.070,5.

Harga perak bertambah 2,4% menjadi USD 48,97 per ounce, setelah sentuh level tertinggi di USD 49,57.

"Kekuatan emas mencerminkan latar belakang makroekonomi dan geopolitik yang sangat positif bagi aset-aset safe haven, ditambah kekhawatiran terhadap aset-aset safe haven tradisional lainnya," ujar Direktur Metals Focus, Matthew Piggott.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |