Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Sentuh Posisi USD 3.000

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menembus USD 3.000 per ounce untuk pertama kali pada Jumat, 15 Maret 2025. Lonjakan harga emas terjadi seiring tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap mitra dagang utama mengguncang pasar keuangan.

Hal itu juga mendorong investor ke aset safe haven untuk melindungi dari inflasi tinggi dan kemungkinan resesi.

Mengutip CNBC, Sabtu (15/3/2025), harga emas berjangka ditutup ke rekor baru di USD 3.001,1 per ounce setelah naik 13,6 persen sepanjang 2025. Pergerakan terbaru terjadi seiring pasar saham Amerika Serikat kehilangan USD 5 triliun dalam tiga minggu karena perang dagang Donald Trump menimbulkan kekacauan, kebingungan dan ketidakpastian.

Sekitar 52 persen manajer dana global mengatakan kepada Bank of America dalam sebuah survei kalau mereka melihat emas sebagai lindung nilai terbaik dalam perang dagang besar-besaran.

“Pemerintahan Trump yang mengeluarkan serangkaian ancaman tarif dan penyelarasan kembali hubungan internasional telah menambahkan lapisan baru ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik yang memberikan dorongan signifikan bagie mas,” ujar Senior Commodities Strategist BNP Paribas, David Wilson seperti dikutip dari CNBC.

Sementara itu, Senior Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali menuturkan, kenaikan harga emas di atas USD 3.000 merupakan pasar bull market ketiga yang paling signifikan bagi logam mulia dalam sejarah modern.

"Makroekonomi telah menjadi katalis utama di balik kenaikan harga emas baru-baru ini,” ujar Ghali.

Bank-bank sentral global juga telah membantu mendorong kenaikan harga emas, menambah cadangan logam mulia sebagai alternatif dolar Amerika Serikat (AS) dan treasury sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Adapun pemerintah masih khawatir AS dapat memakai dolar AS, mata uang cadangan dunia, sebagai senjata setelah aset Rusia dibekukan sebagai tanggapan atas invasi tersebut.

Di sisi lain, berdasarkan laporan World Gold Council, bank-bank sentral membeli 18 metrik ton emas pada Januari dengan Bank Sentral China melaporkan pembelian bersih dalam tiga bulan berturut-turut. Bank sentral menambambahkan 1.045 metrik ton ke cadangan emas global tahun lalu, menurut laporan dewan yang merupakan tahun ketiga berturut-turut pembeliannya melampaui 1.000 ton.

Promosi 1

Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Menguat Menuju USD 3.000

Sebelumnya, harga emas dunia melesat ke rekor tertinggi, dan hampir menyentuh posisi USD 3.000 per ounce pada perdagangan Kamis, 13 Maret 2025. Kenaikan harga emas didorong ketidakpastian tarif dagang yang meningkat dan taruhan pada pelonggaran kebijakan moneter oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Jumat (14/3/2025), harga emas di pasar spot naik 1,6 persen menjadi USD 2.977,36 per ounce. Harga emas itu merupakan rekor ke-12 hingga kini pada 2025.

Harga emas naik hampir 14 persen sepanjang 2025, setelah kenaikan yang solid 27 persen pada 2024. Sementara itu, harga emas berjangka AS bertambah 1,4 persen menjadi USD 2.989.

"Emas berada dalam pasar bull sekuler. Kami memperkirakan harga akan diperdagangkan di antara USD 3.000-USD 3.200 tahun ini," ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian seperti dikutip dari CNBC.

Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang berfluktuasi telah membantu emas, aset yang disukai oleh investor di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menuturkan, resesi akan “bermanfaat” untuk menerapkan kebijakan ekonomi Donald Trump.

Dibayangi Pertemuan The Fed

Hal yang menjadi perhatian berikutnya adalah pertemuan kebijakan moneter the Fed. Bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25 persen-4,50 persen pada Rabu depan.

"Dampak potensial dari tarif dan ancaman perdagangan tidak mungkin dimodelkan sehingga memaksa the Fed untuk mengukur data ekonomi guna membantunya menentukan langkah selanjutnya. Kami yakin the Fed terjebak dalam kondisi menunggu dan melihat," ujar CEO Sprott Asset Management, John Ciampaglia.

Adapun bank sentral telah menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September, tetapi menghentikan siklus pelonggarannya pada Januari. Pelaku pasar perkirakan bank sentral AS akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman pada Juni.

Di sisi lain, data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen tidak berubah secara tak terduga pada Februari, sementara indeks harga konsumen naik 0,2 persen bulan lalu setelah naik 0,5 persen pada Januari.

China Melanjutkan Pembelian Emas

"Permintaan ETF yang kuat dan pembelian bank sentral yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ketidakpastian yang berkelanjutan yang disebabkan oleh perubahan tarif benar-benar terus memicu minat terhadap emas,” ujar Analis Standard Chartered Suki Cooper.

Adapun SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas terbesar di dunia mengatakan kepemilikannya naik menjadi 907,82 metrik ton pada 25 Februari, tertinggi sejak Agustus 2023.

Sementara itu, China melanjutkan pembelian emas untuk bulan keempat berturut-turut pada Februari, demikian berdasarkan data the People’s Bank of China. Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 1,7 persen menjadi USD 33,79 per ounce.

“Penembusan kuat di atas USD 33,30 dapat membuka pintu menuju USD 34 untuk perak,” kata Analis FXTM, Lukman Otunuga.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |