Harga Emas Antam Hari Ini 29 Desember 2025 Susut Rp 9.000, Simak Daftarnya di Sini

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam hari ini, Senin (29/12/2025) tergelincir dari harga tertinggi.

Hari ini, harga emas Antam lebih murah Rp 9.000 menjadi Rp 2.596.000 per gram. Sedangkan pada perdagangan Sabtu, harga emas Antam dibanderol Rp 2.605.000 per gram.

Harga buyback emas Antam juga turun Rp 9.000. Hari ini harga buyback emas Antam dipatok Rp 2.455.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 2.455.000 gram.

Untuk diketahui, rekor tertinggi harga emas Antam sebelumnya dicetak pada perdagangan Sabtu, 27 Desember 2025. Harga emas Antam dipatik Rp 2.605.000 per gram. Sedangkan harga buyback emas Antam Rp 2.464.000 per gram.

Informasi mengenai harga emas Antam ini bersumber dari situs resmi Logam Mulia, unit bisnis PT Aneka Tambang Tbk. Dengan demikian, data yang disajikan memiliki akurasi dan kredibilitas yang tinggi bagi publik.

Daftar Harga Emas Antam Hari Ini

Berikut daftar harga emas Antam hari ini, Senin (29/12/2025) yang berada di lokasi butik Antam:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp 1.348.000
  • Harga emas 1 gram: Rp 2.596.000.
  • Harga emas 2 gram: Rp 5.142.000.
  • Harga emas 3 gram: Rp 7.695.000.
  • Harga emas 5 gram: Rp 12.795.000.
  • Harga emas 10 gram: Rp 25.510.000.
  • Harga emas 25 gram: Rp 63.610.000.
  • Harga emas 50 gram: Rp 127.055.000.
  • Harga emas 100 gram: Rp 253.960.000.
  • Harga emas 250 gram: Rp 634.590.000.
  • Harga emas 500 gram: Rp 1.268.900.000.
  • Harga emas 1.000 gram: Rp 2.536.600.000

Harga Emas Makin Perkasa, Ketegangan AS dengan Sejumlah Negara jadi Pemicu

Sebelumnya, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilaimemanasnya situasi perpolitikan di Amerika Latin, antara Amerika Serikat dan Venezuela, dan Amerika Serikat (AS) dengan Nigeria, yaitu di Afrika berpotensi memberikan dampak besar terhadap stabilitas ekonomi global, terutama sektor energi serta mendorong kenaikan harga emas dunia.

Amerika Serikat dilaporkan melakukan operasi militer terhadap kelompok militan yang menguasai wilayah produksi minyak di Nigeria. Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran pengusaha minyak Amerika yang merasa dirugikan akibat terganggunya aktivitas produksi dan distribusi minyak mentah.

"Di mana pasukan Amerika melakukan penyerangan terhadap militan, militan Nigeria yang menguasai sebagian minyak mentah di Nigeria, dan kita harus tahu bahwa Presiden Donald Trump di media dia mengatakan bahwa Amerika akan melakukan serangan terhadap target militan di Nigeria," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Minggu (28/12/2025).

Nigeria sendiri merupakan salah satu produsen minyak utama dunia dan anggota OPEC, dengan produksi sekitar 1,3 juta barel per hari. Gangguan di negara tersebut berpotensi mengerek harga minyak global dan mendorong inflasi, yang pada akhirnya meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

"Sehingga Amerika melakukan penyerangan terhadap militan-militan yang kemungkinan besar akan membuat produksi minyak di Nigeria akan terhambat. Kita harus tahu bahwa Nigeria adalah salah satu negara anggota OPEC yang memproduksi diperkirakan 1,3 juta barel perhari. Itu yang pertama," kata Ibrahim.

Ketegangan AS–Venezuela

Selain Afrika, ketegangan geopolitik di Amerika Latin juga turut memperkuat sentimen positif bagi harga emas. Amerika Serikat dilaporkan terus melakukan penyanderaan terhadap kapal kargo Venezuela sebagai bagian dari sanksi ekonomi.

"Di Amerika Latin, antara Venezuela dan Amerika, ini pun juga terus dijadikan sebagai momok memanasnya situasi geopolitik. Karena Amerika sendiri terus melakukan penyanderaan terhadap kapal kargo," ujarnya.

Venezuela sendiri merupakan salah satu produsen minyak mentah penting dengan kapasitas produksi sekitar 1,1 juta barel per hari. Ketidakstabilan politik di negara tersebut dinilai dapat memengaruhi pasokan minyak global, sehingga memperbesar risiko geopolitik dan mendorong kenaikan harga emas dunia.

Risiko Geopolitik Dorong Emas Jadi Pilihan Safe Haven

Menurut Ibrahim, meningkatnya tensi geopolitik di Afrika dan Amerika Latin membuat pelaku pasar semakin berhati-hati. Investor global cenderung mengalihkan aset mereka dari instrumen berisiko ke aset yang lebih aman, seperti emas.

Ibrahim menilai eskalasi konflik di dua kawasan tersebut berpotensi berlanjut hingga awal 2026. Kondisi ini membuat ketidakpastian global masih tinggi dan sulit diprediksi, terutama terkait stabilitas energi dan inflasi dunia.

"Dan ini yang cukup menarik, kemungkinan besar masuk-masuk di awal-awal tahun 2026 kemungkinan akan semakin memanas. Itu dari tensi geopolitik di Amerika Latin dan Afrika," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |