Harga Emas Antam Cetak Rekor Termahal 6 Oktober 2025, Cek Rinciannya di Sini!

2 weeks ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali menyentuh rekor tertinggi awal perdagangan pekan ini Senin 6 Oktober 2025. Rekor termahal harga emas Antam ini melanjutkan apa yang sudah dibukukan pada pekan lalu.

Mengutip laman logammulia.com, Senin (6/10/2025), harga emas Antam naik Rp 11.000 menjadi Rp 2.250.000 per gram. Pada perdagangan Sabtu kemarin, harga emas Antam di angka Rp 2.239.000 per gram.

Demikian untuk harga pembelian kembali (buyback) juga juga mengalami kenaikan. Harga buyback emas Antam naik Rp 11.000 menjadi Rp 2.98.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 2.098.000 per gram.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.

Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:

1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), 3% bagi non-NPWPPPh 22 atas transaksi buyback emas antam akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.

Berikut daftar harga emas Antam hari ini, Senin (6/2025):

Daftar Harga Emas Antam

  • Harga emas 0,5 gram: Rp 1.175.000.
  • Harga emas 1 gram: Rp 2.225.000.
  • Harga emas 2 gram: Rp 4.444.000.
  • Harga emas 3 gram: Rp 6.646.000.
  • Harga emas 5 gram: Rp 11.054.000.
  • Harga emas 10 gram: Rp 22.030.000.
  • Harga emas 25 gram: Rp 54.912.500.
  • Harga emas 50 gram: Rp 109.705.000.
  • Harga emas 100 gram: Rp 219.290.000.⁠
  • Harga emas 250 gram: Rp 547.837.500.⁠
  • Harga emas 500 gram: Rp 1.095.375.000.⁠
  • Harga emas 1.000 gram: Rp 2.190.600.000.

Prediksi Akhir Tahun: Harga Emas Batangan Bisa Sentuh Rp 2,5 Juta per Gram

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, memperkirakan harga emas dunia berpeluang menguat hingga menyentuh level USD 4.000 per troy ounce pada akhir tahun ini.

Ia menilai, meskipun secara teknikal kenaikan emas sempat tertahan, potensi penguatan tetap terbuka jika sentimen geopolitik dan kebijakan moneter Amerika Serikat mengarah positif.

"Ada kemungkinan besar di akhir tahun ini kalau saya lihat secara teknikal fundamental dan supply dan demand kemungkinan besar di USD 4.000," kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

Ia menambahkan, pada proyeksi sebelumnya harga sempat diperkirakan bisa ke USD 4.150, namun kini lebih realistis di sekitar USD 4.000.

"Kalau kemarin, minggu kemarin arahnya adalah di USD 4.150 tapi kalau kita lihat sekarang adalah di USD 4.000," ujarnya.

Kenaikan tersebut, menurut Ibrahim, akan sangat dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral AS (The Fed) dalam memangkas suku bunga acuannya. Pasar saat ini menilai peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 98 persen.

Dalam penurunan suku bunga ini, ekspetasi pasar mencapai 98 persen dengan angka 25 basis poin sisanya yaitu hanya 2 persen ekspektasi penurunan 50 basis poin.

"Memang ada keinginan 50 basis poin tapi sesuai ekspetasi pasar itu 98 persen ya itu adalah penurunan suku bunga 25 basis poin. Dan sampai akhir tahun kemungkinan ada dua kali lagi penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin," jelasnya.

Maka dengan suku bunga yang lebih rendah, investor global biasanya akan beralih ke aset non-bunga seperti emas yang dinilai lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Faktor Geopolitik Masih Jadi Penentu

Selain kebijakan moneter, dinamika geopolitik global diperkirakan masih menjadi faktor utama yang menggerakkan harga emas. Konflik Rusia-Ukraina yang belum berakhir dan ketegangan di Eropa membuat permintaan terhadap logam mulia sebagai safe haven tetap tinggi.

Namun di sisi lain, meredanya konflik di Timur Tengah setelah Hamas menerima proposal perdamaian dari Presiden AS Donald Trump bisa sedikit menahan laju kenaikan emas. Proposal tersebut mendapat dukungan dari berbagai negara Arab dan diharapkan membawa stabilitas di kawasan.

"Nah, ini pun juga diaminin oleh negara-negara Muslim Arab bahwa tekanan yang diberikan oleh Trump diterima oleh Hamas dan kemungkinan besar ini akan membuat perdamaian di Timur Tengah akan tercapai. Nah, ini yang sedikit nanti menekan harga emas dunia," ujarnya.

Logam Mulia Domestik Berpotensi Tembus Rp 2,5 Juta

Kenaikan harga emas dunia berpotensi turut mendorong harga logam mulia di pasar domestik. Ibrahim memperkirakan, jika tren penguatan global berlanjut dan rupiah tidak terlalu menguat, harga emas batangan dalam negeri bisa mencapai Rp 2,5 juta per gram untuk kadar 99,99 persen.

"Nah kemudian di USD 4.000 logam mulianya kalau rupiahnya terus mengalami penguatan ada kemungkinan besar untuk logam mulianya itu adalah di Rp 2,5 juta per gram untuk logam mulia 199,99 dan mas perhiasan di 24 karat," ujarnya.

Namun, bila rupiah justru terus menguat terhadap dolar AS, harga emas domestik bisa tertahan di kisaran Rp 2,1–Rp 2,2 juta per gram. Hal ini karena penguatan rupiah menekan harga emas dalam negeri meski harga dunia naik.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |