Ekspor Indonesia Panen Tarif 0 Persen: Biskuit hingga Suku Cadang RI Siap Banjiri Pasar Kanada

3 weeks ago 41

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan kabar gembira bagi pelaku usaha di Tanah Air. Sebanyak 5.441 produk Indonesia dipastikan akan menikmati tarif 0 persen saat masuk ke Kanada. Produk-produk ini mencakup beragam sektor, mulai dari makanan olahan, biskuit, hingga suku cadang dan dekorasi rumah.

Direktur Jenderal Perundingan Perjanjian Internasional (PPI) Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan bahwa pemberlakuan tarif impor istimewa ini akan dimulai saat perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) resmi diimplementasikan, yang diperkirakan terjadi pada pertengahan tahun 2026.

"Produk makanan olahan, kue, biskuit, roti, kemudian produk manufaktur seperti kabel, kemudian serak optik, peralatan dekorasi rumah, suku cadang, aksesoris, otomotif, itu semua akan 0 persen. Tidak cuma itu saja, banyak sekali, ada 5.441," ujar Djatmiko dalam panel diskusi ICA-CEPA di kantor Kemendag, Jakarta, Senin.

Tarif 0 Persen Berlaku Bertahap: Target 95 Persen Produk

Pemberlakuan tarif 0 persen ini tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara bertahap. Dalam lima tahun pertama implementasi, sektor lain seperti kayu, buah-buahan, dan olahan kelautan akan menyusul menikmati tarif rendah ini.

Djatmiko menambahkan, dalam 10 tahun berikutnya, cakupan produk yang menikmati tarif 0 persen akan semakin meluas, termasuk ban, alas kaki, tekstil, audio, peralatan rumah tangga, dan furnitur.

"All in all, hampir mungkin 95 persen semua produk Indonesia itu akan menikmati tarif 0 persen ke pasar Kanada," jelasnya optimis.

Potensi Perdagangan Meningkat Drastis

Momen ini datang di tengah peningkatan signifikan total perdagangan kedua negara. Pada periode Januari-Juli 2025 saja, total perdagangan telah mencapai USD 2,72 miliar AS, dengan ekspor Indonesia ke Kanada sebesar USD 1,02 miliar AS.

Secara historis, Kanada merupakan mitra dagang yang penting. Pada tahun 2024, total perdagangan mencapai USD 3,58 miliar AS, meningkat tajam sebesar 48,7 persen dari USD 2,40 miliar AS pada tahun 2020. Ekspor utama Indonesia ke Kanada antara lain karet alam, alas kaki, kakao, dan bagian kendaraan bermotor.

Dengan adanya fasilitas tarif 0 persen melalui ICA-CEPA, diharapkan nilai ekspor Indonesia ke Kanada akan meningkat drastis, mengurangi defisit perdagangan, dan memperkuat posisi produk Indonesia di pasar global.

PM Kanada Carney Puji dan Kutip Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB

Sebelumnya, Perdana Menteri Kanada Mark Carney secara terbuka melayangkan pujian dan mengutip pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80. Pujian ini disampaikan dalam pertemuan bilateral penting di Ottawa, Kanada, pada Rabu (24/9/2025) sehari setelah Prabowo menyampaikan pidatonya di New York.

Carney secara spesifik menyebut pidato Prabowo sebagai "pidato yang fasih dan kuat", menyoroti pesan tentang harapan, optimisme, dan keyakinan tak tergoyahkan terhadap solidaritas semua bangsa. Momen ini menjadi penanda penting dalam hubungan diplomatik antara kedua negara.

Pujian tersebut tidak hanya memperkuat ikatan bilateral, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia di kancah internasional. Pertemuan ini juga bertepatan dengan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA), yang merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama Kanada dengan negara ASEAN.

Dalam pertemuan bilateral yang hangat, PM Kanada Mark Carney tidak ragu untuk mengapresiasi pidato Presiden Prabowo Subianto. Ia secara khusus menyoroti pesan Prabowo mengenai pentingnya tatanan multilateral yang adil dan inklusif bagi semua bangsa di dunia.

Carney mengutip langsung bagian pidato Prabowo yang menyatakan bahwa "perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukanlah hak istimewa segelintir orang." Kutipan ini menegaskan keselarasan pandangan kedua pemimpin mengenai pentingnya kesetaraan global.

Pujian ini disampaikan Carney di tengah dinamika perubahan global yang cepat, termasuk disrupsi sistem perdagangan, pergeseran geopolitik, serta revolusi AI. Menurut Carney, visi Prabowo menawarkan harapan dan optimisme di tengah tantangan tersebut.

Kedua pemimpin baru saja kembali dari Sidang Umum PBB ke-80 di New York, di mana pidato Prabowo menjadi sorotan. Hal ini menunjukkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan Indonesia memiliki resonansi kuat di panggung internasional.

Penguatan Kerja Sama Bilateral dan Kesepakatan Strategis

Pertemuan antara Presiden Prabowo dan PM Carney di Ottawa tidak hanya diwarnai pujian, tetapi juga menghasilkan capaian konkret. Salah satu yang paling signifikan adalah penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA).

ICA-CEPA merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama yang ditandatangani Kanada dengan negara anggota ASEAN, menandai babak baru dalam hubungan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan investasi.

Selain itu, kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Nasional Kanada. MoU ini bertujuan memperluas kerja sama di bidang pertahanan.

Kerja sama pertahanan ini mencakup partisipasi Kanada dalam latihan bersama Super Garuda Shield, menunjukkan komitmen bersama terhadap stabilitas regional. Presiden Prabowo juga telah mengundang PM Carney untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia, mempererat tali persahabatan. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |