DPR Khawatir Rencana Merger Pelita Air dan Garuda Indonesia, Begini Respons Bos Danantara

3 weeks ago 35

Liputan6.com, Jakarta - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Dony Oskaria menanggapi kekhawatiran anggota DPR mengenai rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia. 

Dony menilai kekhawatiran anggota Komisi VI DPR bukan sebagai penolakan rencana merger dua maskapai pelat merah tersebut. Namun, hal itu jadi sebuah peringatan agar aksi korporasi bisa berjalan dengan baik.

"Sebenernya bukan penolakan tetapi kita menghargai seperti saya sampaikan bahwa tentu pasti mereka sayang sama airlines-airlines kita," kata Dony, ditemui di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Dia menganggap, respons wakil rakyat itu menjadi suatu masukan yang penting. Terutama berkaitan dengan proses merger Pelita Air dan Garuda Indonesia.

"Mereka tidak ingin nanti justru akan membuat Pelita-nya jadi jelek. Ya ini satu warning buat kita ya. Jadi jangan selalu dilihat penolakan, bukan, tetapi peringatan, ingat-ingat jangan sampai nanti malah merger ini membawa Pelita-nya juga jadi jelek " tuturnya.

"Ya ini menjadi catatan bagi kami supaya dalam proses ini nanti tidak kemudian membuat Pelita-nya menjadi jelek. Tapi justru kita harapkan jadi lebih bagus," Dony menambahkan.

Anggota Komisi VI Tolak Merger Pelita-Garuda

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam mengungkapkan penolakan merger maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia. Dia khawatir penggabungan justru menciderai kinerja operasional Pelita Air, maskapai anak usaha PT Pertamina (Persero).

"Soal Pelita Air yang mau digabungkan dengan Garuda, saya sangat tidak setuju atas hal itu. Kami jujur ketika terdesak, ketika sudah tidak percaya lagi ke Garuda, naik kemarin ke Pelita ya tepat waktu juga ternyata, dan juga baik, bersih, pelayanan oke, makanan oke," kata Mufti Anam dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Garuda Indonesia, beberapa waktu lalu.

Dia menilai, kinerja Garuda Indonesia belum sepenuhnya baik sehingga dikhawatirkan akan membebani keuangan Pelita Air. Apalagi, menurut dia, Pelita sudah tidak lagi membebani keuangan Pertamina.

"Maka kami tidak mau untuk bagaimana Pelita Air yang waktu itu dibentuk, dibuat diperbaiki untuk bagaimana menjadi alternatif maskapai kita kemudian jadi tidak baik karena adanya Garuda," terangnya.

Merger Pelita Air-Garuda Indonesia Dikaji Danantara

Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengatakan rencana merger atau penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita Air masih tahap pengkajian.

Namun, dia menilai penggabungan atau merger dua maskapai tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan membuat iklim bisnis lebih efisien.

"Ya masih semua masih dikaji kok ya. Intinya untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas," kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Optimalkan Aset

Selain itu, kata dia, merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air dapat mengoptimalkan aset-aset yang ada. Kendati begitu, Rosan menyebut pihaknya masih mengevaluasi rencana tersebut.

"Dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," ujar dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menjajaki penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Sebab ingin mulai fokus dengan bisnis inti perusahaan, yakni migas dan energi terbarukan.

"Kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, dikutip dari Antara.

Perkuat Inti Bisnis Perusahaan

Penggabungan tersebut disebabkan oleh Pertamina yang ingin memperkuat inti bisnis perusahaan di sektor minyak dan gas (migas), serta energi terbarukan.

Oleh karena itu, lini usaha di luar inti bisnis Pertamina akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis sesuai dengan roadmap yang dikendalikan Danantara.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha, kami akan melakukan spin-off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara. Kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," kata dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |