Dolar Diprediksi Bakal Keok Dampak Penurunan Peringkat Utang AS

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di pembukaan perdagangan Senin pagi ini. Penguatan dolar AS ini diperkirakan bertahan sementara karena sentimen negatif penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (19/5/2025), rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan di Jakarta melemah sebesar 36 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 16.481 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.445 per dolar AS.

Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat karena penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Moody’s.

“Berita penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s mendorong pelemahan dolar AS,” katanya diktuip dari Antara, Senin.

Melansir Xinhua, disebutkan bahwa penurunan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 bakal meningkatkan tekanan ekonomi AS yang tengah menghadapi risiko resesi di tengah peningkatan tarif dan ekspektasi inflasi.

Moody’s menjadikan utang pemerintah dan pembayaran bunga AS sebagai alasan penurunan peringkat tersebut. Pemerintah dan Kongres AS dinilai gagal untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan kenaikan biaya bunga.

Potensi penguatan rupiah juga berasal dari ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) karena kondisi ekonomi AS yang melemah akibat kebijakan tarif AS yang menurunkan konsumsi juga memicu pelemahan dolar AS.

Presiden AS Donald Trump sendiri telah menuntut The Fed agar segera memangkas suku bunga lebih cepat.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi menguat ke kisaran Rp 16.350-Rp 16.400 per dolar AS.

Moody’s Pangkas Peringkat Utang Amerika Serikat, Ini Penyebabnya

Lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 16 Mei 2025. Langkah tersebut mengguncang pasar keuangan keuangan dan menaikkan suku bunga yang berpotensi menciptakan beban keuangan tambahan bagi warga AS yang telah berjuang melawan tarif dan inflasi.

Mengutip CNN, Senin (19/5/2025), dari tiga lembaga pemeringkat kredit utama, Moody’s adalah satu-satunya yang mempertahankan peringkat luar biasa AAA untuk utang AS. Moody’s mempertahankan peringkat kredit sempurna untuk AS sejak 1917.

 Saat ini peringkat kredit AS berada satu tingkat di bawah itu yakni Aa1, bergabung dengan Fitch Ratings dan S&P 500 yang menurunkan peringkat kredit mereka untuk utang AS masing-masing pada 2023 dan 2011.

Moody’s menyatakan, keputusan menurunkan peringkat utang dipengaruhi oleh peningkatan selama lebih dari satu dekade dalam utang pemerintah dan rasio pembayaran bunga ke tingkat yang jauh lebih tinggi daripada negara dengan peringkat yang sama.

Beban Ekonomi AS

Ke depan, Moody’s mengatakan, pihaknya prediksi kebutuhan pinjaman akan terus tumbuh dan membebani ekonomi AS secara keseluruhan.

“Pemerintahan Trump dan Partai Republik fokus pada perbaikan kekacauan Biden dengan memangkas pemborosan, penipuan dan penyalahgunaan dalam pemerintahan dan meloloskan RUU the One, Big, Beuatiful Bill untuk kembali menertibkan rumah kita,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Kush Desai.

“Jika Moody’s memiliki kredibilitas, mereka tidak akan tinggal diam saat bencana fiskal empat tahun terakhir terjadi,” ia menambahkan.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan tidak segera menanggapi CNN.

Moody’s awalnya memberi tahu Amerika Serikat tentang potensi penurunan peringkat pada November, saat itu mengutip peristiwa terkini yang menggambarkan perpecahan politik Amerika Serikat yang luar biasa.

Itu termasuk hampir gagal bayar Amerika musim panas lalu dan pemecatan Ketua DPR Kevin McCarthy, pertama kalinya dalam sejarah seorang ketua DPR dipecat selama sesi legislatif, dan ketidakmampuan Kongres untuk menunjuk penggantinya selama berminggu-minggu.

Prospek Stabil

Moody's mengatakan AS tidak dalam bahaya langsung untuk diturunkan peringkatnya lagi: Lembaga pemeringkat kredit tersebut menganggap prospek AS "stabil" sebagian karena "sejarah panjang kebijakan moneter yang sangat efektif yang dipimpin oleh Federal Reserve yang independen."

Namun, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengajukan pertanyaan apakah ia akan terus menghormati independensi bank sentral, dan sebelumnya mengancam akan memecat Ketua Jerome Powell.

Aa1 masih cukup kuat, meskipun berada di bawah sempurna. Lembaga pemeringkat tersebut mencatat bahwa sistem pemerintahan Amerika Serikat, meskipun tertantang, memberi Moody's keyakinan Amerika Serikat masih layak mendapatkan peringkat kredit yang hampir sempurna, jika bukan AAA.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |