Dari Apartemen Sempit ke Meja Miliarder Dunia: Kisah Inspiratif CEO Google, Sundar Pichai

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Laporan pendapatan Alphabet yang melampaui ekspektasi belum lama ini bukan hanya menandai lonjakan harga saham Google, tetapi juga menandai babak baru dalam perjalanan luar biasa CEO-nya, Sundar Pichai.

Sejak awal 2023, kapitalisasi pasar Alphabet melesat lebih dari USD 1 triliun, memberikan keuntungan hampir 120% bagi para investornya. Di balik angka-angka besar ini, terselip kisah pribadi yang jauh lebih menginspirasi: lahir dari keluarga sederhana, Pichai kini resmi bergabung dalam jajaran miliarder dunia.

Dukutip dari mh.com.au, Jumat (25/7/2025), menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Pichai yang kini berusia 53 tahun ditaksir mencapai USD 1,1 miliar atau kurang lebih Rp 17,96 triliun (estimasi kurs Rp 16.330 per USD).

Ini merupakan pencapaian langka bagi seorang CEO yang bukan pendiri perusahaan — apalagi di industri teknologi yang dipenuhi tokoh besar seperti Mark Zuckerberg dan Jensen Huang, yang meraih kekayaan dari saham sejak awal membangun perusahaan mereka.

Lahir dan besar di Tamil Nadu, India Selatan, Pichai tumbuh dalam apartemen dua kamar tanpa mobil dan bahkan tanpa telepon hingga ia berusia 12 tahun. Ketika ia menerima beasiswa untuk kuliah pascasarjana di Stanford pada 1993, keluarganya harus mengorbankan lebih dari gaji tahunan ayahnya—sekitar USD 1.000 —demi membeli tiket pesawat ke Amerika.

Perjalanan Karier sang Miliarder

Pichai bergabung dengan Google pada 2004, dan selama lebih dari satu dekade, ia mendaki tangga karier melalui proyek-proyek kunci seperti pengembangan peramban Chrome dan sistem operasi Android.

Pada 2015, ia diangkat sebagai CEO Google, dan empat tahun kemudian memimpin seluruh induk usaha Alphabet. Agustus 2025 ini menandai 10 tahun masa kepemimpinan Pichai—terlama sepanjang sejarah Alphabet.

“Salah satu hal pertama saya lakukan sebagai CEO adalah mengarahkan perusahaan untuk fokus ke AI,” katanya dalam wawancara bersama Bloomberg pada Oktober lalu.

Visi jangka panjang itu membuahkan hasil. Alphabet mulai menggelontorkan investasi besar-besaran untuk kecerdasan buatan sejak mengakuisisi DeepMind pada 2014. Dalam setahun terakhir saja, perusahaan mengalokasikan lebih dari 50 miliar dolar AS untuk pengembangan teknologi AI—mulai dari pusat data, semikonduktor, hingga kapasitas energi.

Ekspansi terus berlanjut. Awal Juli ini, Alphabet mengumumkan akuisisi tenaga kerja dan lisensi dari startup pemrograman Windsurf senilai 2,4 miliar dolar AS. Tak heran, laporan keuangan kuartal terbaru langsung direspons positif: saham perusahaan naik 4,1% pada Kamis (24/7/2025).

Meski sempat turun setelah jam perdagangan karena kekhawatiran belanja modal yang membengkak, Pichai menjelaskan bahwa lonjakan investasi—yang diprediksi tembus 85 miliar dolar AS pada 2025—merupakan langkah strategis untuk memenuhi permintaan pelanggan cloud.

“Investasi kami dalam infrastruktur AI sangat penting untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari pelanggan cloud,” ujarnya dalam diskusi bersama analis.

Penjualan Saham

Yang menarik, sebagian besar kekayaan Pichai berasal dari tunai. Meski hanya memiliki 0,02% kepemilikan ekonomi di Alphabet (senilai sekitar 440 juta dolar AS), selama 10 tahun terakhir ia telah menjual saham senilai lebih dari USD 650 juta. Jika ia menahan semua saham itu, kekayaannya bisa mencapai lebih dari USD 2,5 miliar.

Pichai bukan satu-satunya miliarder non-pendiri di Alphabet. Eric Schmidt, mantan CEO Google, kini memiliki kekayaan sekitar USD 36,6 miliar, sebagian besar dari saham Alphabet.

Namun, perbandingan paling mencolok tentu dengan para pendiri: Larry Page dan Sergey Brin, yang kini berada di jajaran tujuh orang terkaya dunia, masing-masing dengan kekayaan lebih dari 170 miliar dolar AS.

Meski sudah masuk klub miliarder, Pichai belum berhenti bermimpi. Salah satu proyek pribadinya tahun ini adalah berinvestasi di dunia olahraga kriket, olahraga favoritnya sejak kecil. Ia bergabung dalam konsorsium eksekutif teknologi yang membeli 49% saham klub London Spirit di liga kriket The Hundred, dengan nilai investasi mencapai USD 182 juta.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |