Danantara: Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh Bukan Hanya Restrukturisasi

3 weeks ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh tengah jadi perhatian serius Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Persoalan ini disebut tak sebatas soal restrukturisasi utang.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, masalah utang Whoosh harus diselesaikan secara komprehensif. Lantaran, ada kaitannya dengan keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku induk usaha.

"Jadi bukan restrukturisasi, tapi Whoosh ini Harus dilakukan penyelesaian komprehensif. Karena keterkaitan dengan KAI juga," ucap Dony, ditemui di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Dia mengatakan, Danantara masih mencari mekanisme paling tepat dalam menyelesaikan masalah keuangan ini. Dia turut menyoroti manfaat adanya Whoosh bagi perekonomian, sehingga diperlukan langkah penyehatan.

"Jadi kita sedang mencari mekanisme yang terbaik mengenai penyelesaian Whoosh," katanya.

"Whoosh ini memberikan manfaat banyak untuk ekonomi, untuk masyarakat juga, tapi secara finansial cukup bermasalah, ini yang harus dipelajari sekarang," Dony menambahkan.

Dibereskan Danantara

Diberitakan sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) segera menyelesaikan masalah kereta cepat Whoosh. Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria menyebut hal itu sudah masuk dalam rencana kerja Danantara.

Adapun, restrukturisasi Kereta Cepat Whoosh jadi program prioritas Danantara. Hal yang sama juga jadi bagian prioritas PT Kereta Api Indonesia (Persero).

"Ini sedang dijajaki, sedang kita lakukan penjajakan. Tentu akan kita bereskan proses itu," kata Dony, di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Jadi Perhatian KAI

Dia turut merespons, persoalan ini telah juga dibahas KAI dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu. Dony juga telah membahasnya dengan Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin.

Wakil Menteri BUMN ini memastikan Danantara untuk segera menyelesaikan restrukturisasi Kereta Cepat Whoosh tersebut.

"Kemarin juga Dirut KAI sudah menyampaikan di DPR ya, akan kita selesaikan segera, dan termasuk ke dalam RKAP kita tahun ini ya," ucap Dony Oskaria.

Beban Proyek Whoosh

KAI punya porsi pengendali dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI merupakan konsorsium BUMN yang memegang saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Ada sejumlah beban utang yang ditanggung konsorsium dalam mengerjakan megaproyek kereta cepat Whoosh ini. Dalam catatan Liputan6.com, ada utang yang telah dicairkan China Development Bank (CDB) senilai Rp 6,89 triliun pada awal 2024 lalu ke KAI untuk menambal pembengkakan biaya pengerjaan proyek Whoosh.

Pencairan utang itu dibagi dalam dua fasilitas. Fasilitas A senilai USD 230.995.000 atau USD 230,9 juta. Angka ini setara dengan Rp 3,6 triliun (kurs: Rp 15.635). Kemudian, Fasilitas B dengan mata uang Yuan China (CNY) 1.542.787.560 atau setara USD 217.080.000 dengan kurs berlaku CNY 7,107 per dolar AS. Angka ini setara dengan Rp 3,39 triliun (kurs: Rp 15.635).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |