Danantara Pede Koperasi Desa Merah Putih Bisa Sukses Seperti di India dan Brazil

3 weeks ago 35

Liputan6.com, Jakarta - Managing Director Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar, menegaskan, program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang diluncurkan pemerintah dalam kerangka RPJMN 2025-2029 memiliki kesamaan dengan model pembangunan desa di negara lain. Salah satu contoh yang paling relevan datang dari India dengan program National Rural Livelihood Mission (NRLM).

Program tersebut telah menjadi ujung tombak dalam memperkuat inklusi keuangan di pedesaan India. Pemerintah India bekerja sama dengan perbankan nasional untuk memberikan akses pembiayaan, pelatihan, hingga penguatan kelompok masyarakat desa. Melalui mekanisme ini, desa-desa mampu menjadi lebih mandiri dalam mengelola potensi lokalnya.

"Program grassroots seperti ini sebenarnya sudah banyak dijalankan juga di negara berkembang lainnya. Sebagai contoh misalnya di India itu ada istilahnya National Rural Livelihood Mission. Di mana di situ pemerintah India hadir bekerjasama dengan bank-banknya untuk mentraining, mendorong financial inclusion, dan market access ke grassroots di perdesaan mereka," kata Reza dalam acara Economic Summit 2025, di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Selain itu, India juga mendorong terbentuknya self-help group atau kelompok swadaya masyarakat. Kelompok ini berperan besar dalam memberikan akses modal, memperkuat peran perempuan dalam ekonomi desa, sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan usaha mikro.

"Mereka juga ada self-help group, di mana sesama masyarakat desa membantu untuk financial inclusion dan juga women empowerment," ujarnya.

Menurut Reza, pola inisiatif seperti di India membuktikan dengan dukungan pemerintah, perbankan, dan masyarakat, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia dapat mengambil inspirasi untuk memperkuat KDKMP dengan strategi serupa.

Solidarity Economy dari Brazil

Selain India, Brazil juga menjadi negara yang sukses menghadirkan konsep ekonomi alternatif di pedesaan. Reza menyebutkan, di Brazil terdapat model yang dikenal dengan Solidarity Economy, di mana koperasi menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat desa.

Konsep ini berjalan dengan membedakan sistem ekonomi di perkotaan dan pedesaan. Jika kota cenderung berorientasi pada sistem pasar kapitalis, maka desa didorong menggunakan model ekonomi solidaritas yang menekankan kebersamaan, keadilan, dan pemerataan hasil. Dengan begitu, masyarakat desa tetap terlindungi dari ketimpangan ekonomi yang sering muncul akibat pasar bebas.

"Di Brazil juga menarik, ada yang namanya Solidarity Economy. Di mana koperasi itu menjadi driver untuk alternatif ekonomi, jadi di pusat, di perkotaannya mereka main dengan market system atau capitalist system, tapi di desanya mereka main dengan social atau solidarity economic concept," jelasnya.

KDKMP Sebagai Jalan Tengah Indonesia

Dengan belajar dari pengalaman India dan Brazil, Reza menilai Indonesia berada di jalur yang tepat dalam menghadirkan KDKMP sebagai instrumen pemerataan ekonomi.

Program ini menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat desa dengan dukungan negara, perbankan, serta BUMN yang memiliki peran strategis. Reza menyebut, KDKMP bukan sekadar koperasi tradisional, melainkan wadah kolektif yang memfasilitasi akses modal, penguatan usaha mikro, distribusi barang, hingga pengembangan potensi lokal. Dukungan dari Himbara dan BUMN semakin memperkokoh posisi desa sebagai basis pembangunan ekonomi nasional.

"KDKMP bukan hanya wadah simpan pinjam seperti tradisional koperasi yang kita tahu. KDKMP merupakan gerakan kolektif masyarakat desa untuk membangun ekonomi secara gotong-goyong," pungkasnya.

Danantara Bakal Investasi Pangan dan Kesehatan di Uni Eropa

Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, membuka peluang untuk menanamkan investasi di Eropa, khususnya pada bidang pangan dan kesehatan.

Peluang investasi ini dilirik setelah Indonesia dan Uni Eropa menjalin kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Rosan mengatakan, investasi ke Eropa ini tidak hanya berfokus untuk meraup keuntungan, tapi juga dalam rangka transfer knowledge.

"Saya sebagai pimpinan di Danantara melihat potensi kita nantinya berinvestasi ke Eropa, tentunya yang berhubungan dengan pangan dan healthcare. Sehingga teknologi-teknologi yang sudah maju di sana bisa kita terapkan juga di Indonesia," ujarnya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Bakal Diumumkan Segera

Kendati begitu, Rosan belum mau merinci berapa nilai investasi yang disiapkan untuk masuk ke Eropa. Namun, ia memberi sinyal itu bakal dilakukan dalam waktu dekat.

"Ya, sebentar lagi ada pengumumannya, saya belum bisa umumkan sekarang. Nilainya cukup signifikan," kata Rosan.

Namun, ia memberikan kisi-kisi bahwa Danantara bakal menanamkan modal di salah satu raksasa pangan dunia. Perusahaan tersebut nantinya akan balik berinvestasi di Tanah Air.

"Danantara investasinya nanti di perusahaan tersebut. Kemudian, perusahaan tersebut, yang merupakan salah satu perusahaan pangan terbesar di dunia, juga akan berinvestasi di Indonesia," tutur Rosan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |