Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah mengumumkan kesepakatan dagang menyeluruh yang mengenakan tarif 15% pada sebagian besar barang Eropa. Hal ini lebih rendah dari ancaman Trump untuk mengenakan tarif 30% jika tidak ada kesepakatan yang tercapai pada 1 Agustus.
Mengutip Yahoo Finance, Senin (28/7/2025), tarif atau pajak impor yang dibayarkan ketika warga Amerika Serikat membeli produk Eropa dapat menaikkan harga bagi konsumen AS. Selain itu mengurangi keuntungan bagi perusahaan Eropa dan mitra mereka yang mengimpor barang ke negara tersebut.
Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui mengenai kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa:
1.Masih Banyak Detail yang Harus Diputuskan
Pengumuman Trump dan von der Leyen yang disampaikan saat kunjungan Trump ke salah satu lapangan golf-nya di Skotlandia masih banyak detil yang harus dilengkapi.
Angka utama adalah tarif 15% untuk sebagian besar barang Eropa yang diimpor ke AS, termasuk mobil, chip komputer dan produk farmasi. Tarif ini lebih rendah dari 20% yang awalnya diusulkan Trump, dan lebih rendah dari ancamannya sebesar 50% dan 30%.
Von der Leyen menuturkan, kedua belah pihak sepakat untuk tidak mengenakan tarif sama sekali bagi kedua belah pihak untuk berbagai barang “strategis”. Pesawat dan suku cadangan pesawat, bahan kimia tertentu, peralatan semikonduktor, produk pertanian tertentu serta beberapa sumber daya alam dan bahan baku penting, detilnya masih kurang.
Ia mengatakan, kedua belah pihak akan terus berupaya untuk menambahkan lebih banyak produk ke dalam daftar.
Selain itu, Uni Eropa akan membeli apa yang disebut Trump senilai USD 750 miliar atau 638 miliar euro untuk gas alam, minyak dan bahan bakar nuklir untuk menggantikan pasokan energi Rusia. Nilai itu setara Rp 12.251 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.335). Eropa juga akan investasi tambahan USD 600 miliar atau Rp 9.801 triliun di Amerika Serikat.
Tarif Baja
2.Tarif 50% AS untuk baja tetap berlaku dan negara lain mungkin juga akan tetap berlaku
Trump menuturkan, tarif 50% AS untuk baja impor akan tetap berlaku. Von der Leyen menuturkan, kedua belah pihak sepakat melanjutkan negosiasi guna mengatasi kelebihan pasokan baja global, mengurangi tarif dan menetapkan kuota impor yakni menetapkan jumlah yang dapat diimpor, sering kali dengan tarif yang lebih rendah.
Trump menuturkan, produk farmasi tidak termasuk dalam kesepakatan itu. Von der leyen menuturkan, masalah farmasi “dibahas di lembar kertas terpisah” dari kesepakatan pada Minggu lalu.
Namun, dari mana USD 600 miliar untuk investasi tambahan itu akan berasal tidak disebutkan. Von der Leyen mengatakan, terkait produk pertanian, Uni Eropa menegaskan ada tarif yang tidak dapat diturunkan tanpa menyebutkan produk mana.
3.Tarif 15% Lebih Tinggi daripada Sebelumnya
Tarif 15% menghapus ancaman Trump untuk mengenakan tarif 30%. Akan tetapi, tarif ini masih jauh lebih tinggi daripada rata-rata tarif sebelum Trump menjabat yakni sekitar 1%, dan lebih tinggi daripada tarif dasar minimum Trump sebesar 10%.
Adapun tarif yang lebih tinggi atau pajak impor atas barang-barang Eropa berarti penjual di AS harus menaikkan harga bagi konsumen dengan risiko kehilangan pangsa pasar, atau menanggung biaya tambahan itu dalam bentuk keuntungan lebih rendah.
Tarif yang lebih tinggi akan merugikan penghasilan perusahaan Eropa dan memperlambat ekonomi.
Tarif dasar 10% yang diterapkan saat kesepakatan dinegosiasikan sudah cukup tinggi sehingga komisi eksekutif Uni Eropa memangkas proyeksi pertumbuhannya untuk tahun ini dari 1,3% menjadi 0,9%.
Von der Leyen menuturkan, tarif 15% adalah yang terbaik yang bisa dilakukan dan memuji kesepakatan itu karena mempertahankan akses ke pasar AS dan memberikan stabilitas dan prediktabilitas bagi perusahaan di kedua belah pihak.
Reaksi Pemimpin Eropa
Kanselir Jerman Friedrich Merz menyambut baik kesepakatan yang menghindari eskalasi yang tidak perlu dalam hubungan perdagangan transatlantik. “Kami mampu mempertahankan kepentingan inti kami. Saya sangat mengharapkan keringanan lebih lanut dalam perdagangan transatlantik,” ujar dia.
Federasi industri Jerman bersikap lebih blak-blakan. “Bahkan tarif 15% pun akan berdampak negatif yang sangat besar terhadap industri Jerman yang berorientasi ekspor,” kata salah satu anggota pimpinan federasi Wolfgang Niedermark,
Sementara itu, Global Chief Macro ING Bank, Carsten Brzeski menuturkan, tarif meski rendah daripada yang diancamkan. “Peringatan besar dari kesepakatan hari ini adalah belum ada bukti tertulis,” kata dia.
“Dengan mempertimbangkan pernyataan ini dan berdasarkan nilai nominalnya, kesepakatan hari ini jelas akan mengakhiri ketidakpastian beberapa bulan terakhir. Eskalasi ketegangan perdagangan AS-Uni Eropa akan menjadi risiko serius bagi perekonomian global,” kata Brzeski.
“Risiko ini tampaknya telah dihindari”
Dampak ke Produsen Mobil
Perusahaan mobil mengantisipasi dengan harga lebih tinggi. Saat ditanya apakah produsen mobil Eropa masih dapat menjual mobil dengan tarif 15%, von der Leyen menuturkan, tarif itu jauh lebih rendah daripada tarif saat ini sebesar 27,5%. Tarif itu merupakan tarif yang berlaku berdasarkan tarif 25% yang diberlakukan Trump untuk mobil dari semua negara, ditambah tarif mobil AS yang sudah berlaku sebelumnya sebesar 2,5%.
Dampaknya kemungkinan besar bagi beberapa perusahaan. Hal ini mengingat produsen mobil Volkswagen menuturkan alami rugi 1,3 miliar euro atau USD 1,5 miliar atau Rp 24,50 triliun (asumsi dolar AS terhadap rupiah 16.339) pada semester I 2025 akibat tarif lebih tinggi.
Diler Mercedes-Benz di AS mengatakan akan mempertahankan harga model 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut. Produsen mobil ini mendapatkan perlindungan tarif parsial karena memproduksi 35% kendaraan Mercedes-Benz yang dijual di AS di Tuscaloosa, Alabama. Namun, perusahaan memperkirakan harga alami kenaikan signifikan pada tahun-tahun mendatang.