Daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Asia 2025, Ada dari Indonesia

1 week ago 18

1. Tan Su Shan – CEO DBS Group (Singapura)

Tan Su Shan dikenal sebagai sosok yang “hidup untuk pasar.” Bahkan saat melahirkan pada 1999, ia membawa terminal Bloomberg ke ruang bersalin demi memantau pergerakan yen. Kini, ia mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin DBS Group, bank terbesar di Asia Tenggara. Setelah lebih dari 15 tahun berkarier di DBS, Tan dipercaya menggantikan Piyush Gupta, tokoh legendaris yang mengubah DBS menjadi raksasa finansial kawasan.

Optimistis di tengah ketidakpastian global, Tan menekankan pentingnya inovasi dan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), yang ia sebut sebagai “pengubah permainan” bagi dunia perbankan.

Setelah satu dekade bekerja di Foxconn, Grace Wang mendirikan Luxshare bersama saudaranya pada 2004. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan itu menjelma menjadi tulang punggung rantai pasok global, terutama bagi Apple, yang memproduksi AirPods hingga merakit iPhone.

Dengan pendapatan lebih dari USD 37 miliar pada 2024 dan pencatatan ganda di bursa Shenzhen serta Hong Kong, Wang membawa Luxshare menjadi simbol ketahanan industri manufaktur Tiongkok di tengah tensi geopolitik dan kebijakan proteksionis dunia.

3. Meng Wanzhou (Sabrina Meng) – Deputy Chairwoman & CFO Huawei (Tiongkok)

Putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, ini kini memegang peran strategis sebagai salah satu ketua bergilir perusahaan. Meng memainkan peran penting dalam memperkuat posisi Huawei di tengah pembatasan ekspor chip oleh Amerika Serikat.

Dengan pendapatan mencapai USD 118 miliar pada 2024, Huawei membuktikan ketangguhannya sekaligus menjadi simbol kemandirian teknologi Tiongkok di panggung global.

4. Bonnie Y. Chan – CEO Hong Kong Exchanges and Clearing (Hong Kong SAR)

Bonnie Chan berada di garis depan kebangkitan pasar saham Hong Kong. Di bawah kepemimpinannya, Hong Kong Exchanges and Clearing (HKEX) kembali menjadi magnet bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Asia Tenggara untuk melantai di bursa.

Ia juga dikenal progresif dalam memperjuangkan keberagaman di dunia korporasi. Berkat kebijakan tegas HKEX, hampir seluruh perusahaan publik di Hong Kong kini memiliki perwakilan perempuan di jajaran dewan direksi.

5. Kathy Yang Chiu-chin – Rotating CEO Foxconn (Taiwan)

Kathy Yang mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki posisi CEO bergilir di Foxconn, raksasa manufaktur elektronik dunia.

Ia mengawasi operasi global pabrik Foxconn, termasuk logistik, kepatuhan perdagangan, hingga platform rantai pasok JUSDA. Di tengah lonjakan permintaan chip dan perangkat AI, kepemimpinan Yang membawa Foxconn membukukan rekor pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

6. Malina Ngai – Group CEO AS Watson (Hong Kong SAR)

Sebagai pemimpin jaringan ritel kesehatan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 gerai, Malina Ngai memimpin ekspansi besar-besaran AS Watson ke berbagai pasar Eropa dan Asia.

Bernaung di bawah konglomerasi CK Hutchison, Ngai sukses menjadikan bisnis ritel sebagai tulang punggung utama pendapatan grup. Di luar dunia bisnis, ia juga dikenal sebagai mantan atlet Hong Kong yang menanamkan semangat sportivitas dan disiplin dalam gaya kepemimpinannya.

7. Roshni Nadar Malhotra – Chairperson HCLTech (India)

Putri miliarder teknologi Shiv Nadar ini kini menjadi perempuan terkaya di India sekaligus simbol keberlanjutan kepemimpinan generasi baru.

Sebagai Ketua HCLTech, Roshni berfokus pada transformasi digital dan penerapan AI di sektor teknologi. Ia juga aktif dalam kegiatan filantropi, mendukung pendidikan di pedesaan dan pelestarian alam, serta mendorong lebih banyak perempuan berkarier di bidang teknologi.

8. Choi Soo-yeon – CEO Naver (Korea Selatan)

Choi Soo-yeon menjadi wajah baru kebangkitan teknologi Korea. Di bawah kepemimpinannya, Naver—raksasa teknologi di balik mesin pencari terbesar di Korea—terus memperluas bisnis e-commerce dan cloud computing.

Choi juga mendorong inovasi “sovereign AI”, model kecerdasan buatan yang disesuaikan dengan budaya dan konteks tiap negara. Visi ini membuat Naver menjadi pionir AI Asia yang berdaulat secara digital.

9. Makiko Ono – CEO Suntory Beverage & Food (Jepang)

Makiko Ono menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin perusahaan Jepang dengan valuasi di atas JPY 1 triliun. Di bawah kepemimpinannya, bisnis minuman non-alkohol Suntory mencetak rekor pendapatan pada tahun fiskal terakhir.

Ono ingin membuka lebih banyak peluang bagi perempuan di dunia korporasi Jepang, yang masih didominasi pria. “Kami membuka pintu agar generasi berikutnya bisa melangkah lebih jauh,” ujarnya kepada Fortune.

10. Mitsuko Tottori – Presiden dan CEO Japan Airlines (Jepang)

Mitsuko Tottori merupakan Wanita Perempuan pertama yang memimpin maskapai nasional Jepang, Perusahaan penerbangan terkenal asal Jepang, Japan Airlines. Ia memulai kariernya sebagai pramugari dan kepala bagian pelanggan.

Dibawah kepemimpinananya, maskapai ini melaporkan pendapatan sebesar USD 12,7 miliar untuk tahun fiskalnya (yang berakhir pada bulan Maret)—sebuah rekor bagi maskapai ini, karena wisatawan terus berdatangan ke Jepang.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |