Coca-Cola Punya CEO Baru di 2026, Ini Sosoknya

6 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Liputan6.com, Jakarta - Raksasa minuman global, Coca-Cola, resmi mengumumkan perubahan besar dalam jajaran kepemimpinannya. Chief Operating Officer (COO) perusahaan, Henrique Braun, ditunjuk untuk menggantikan James Quincey sebagai Chief Executive Officer (CEO) mulai 31 Maret 2026.

Dalam pernyataannya, Coca-Cola memastikan bahwa Braun tidak hanya akan mengambil alih posisi CEO, tetapi juga akan dinominasikan menjadi anggota dewan direksi. Sementara itu, Quincey yang saat ini berusia 60 tahun, akan tetap berada di lingkaran kepemimpinan sebagai ketua eksekutif dewan direksi.

Tonggak Kepemimpinan James Quincey Sejak 2017

James Quincey telah memimpin Coca-Cola sejak 2017 dan membawa perusahaan melewati berbagai fase penting. Ia dikenal sebagai sosok yang menggagas restrukturisasi sistem pembotolan melalui model baru, yang membantu meningkatkan efisiensi operasional di berbagai negara.

Selain itu, Quincey juga memimpin strategi perusahaan selama pandemi Covid 19, sekaligus mengarahkan fokus Coca-Cola pada produk-produk yang dianggap lebih sehat, merespons perubahan gaya hidup konsumen global.

Di bawah kepemimpinannya, Coca-Cola juga mencatatkan keunggulan signifikan terhadap pesaing lamanya, PepsiCo. Salah satu faktor pendorongnya adalah performa kuat bisnis “away from home” di restoran dan bioskop. Tidak hanya itu, Coca-Cola berhasil mempertahankan dominasi sebagai minuman soda terlaris di Amerika Serikat, sementara Sprite bahkan melampaui Pepsi dan menjadi soda nomor tiga di pasar tersebut.

Henrique Braun, Loyalis Coca-Cola Sejak 1996

Sementara itu, Henrique Braun bukanlah nama baru di lingkungan Coca-Cola. Pria berusia 57 tahun ini telah berkarier lebih dari 28 tahun di perusahaan tersebut sejak bergabung pada 1996 tahun yang sama ketika Quincey memulai perjalanannya di Coca-Cola.

Sebelum ditunjuk sebagai COO pada awal 2025, Braun telah memegang berbagai posisi strategis di pasar global, termasuk Amerika Latin dan Asia. Reputasinya dalam memimpin transformasi bisnis serta memahami dinamika konsumen global membuatnya menjadi pilihan ideal untuk kepemimpinan.

Dalam siaran persnya, perusahaan mengungkapkan bahwa Braun akan membawa fokus baru pada pencarian peluang pertumbuhan global, memperkuat pemahaman terhadap kebutuhan konsumen, serta mengakselerasi adopsi teknologi di seluruh lini bisnis.

Tantangan di Tengah Tren Penurunan Permintaan Soda

Perubahan pimpinan ini terjadi saat Coca-Cola sedang berusaha membalikkan tren penurunan permintaan terhadap minuman soda, yang selama ini menjadi kontributor utama pendapatan global perusahaan.

Pada kuartal ketiga tahun lalu, volume penjualan unit global Coca-Cola naik tipis 1%, setelah sempat mengalami penurunan pada periode sebelumnya. Meski demikian, konsumen berpenghasilan rendah disebut semakin menekan pengeluaran mereka untuk membeli minuman soda.

Quincey sebelumnya mengungkapkan bahwa perusahaan telah meluncurkan produk dengan ukuran lebih kecil dan harga lebih terjangkau untuk menarik kembali segmen tersebut. Namun, menariknya, produk premium seperti Smartwater dan Fairlife menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat, menandakan konsumen masih bersedia membayar lebih untuk merek tertentu.

Peluang dan Harapan di Bawah Braun

Dengan pengangkatan Henrique Braun sebagai CEO mulai 2026, Coca-Cola memasuki babak baru. Tugas besar menanti Braun, mulai dari memulihkan permintaan soda global, mengembangkan kategori minuman baru, hingga memperkuat teknologi dan digitalisasi di tengah persaingan industri yang makin ketat.

Meski demikian, rekam jejaknya selama hampir tiga dekade di Coca-Cola memberikan optimisme bahwa ia mampu mempertahankan dominasi perusahaan bahkan membawa Coca-Cola ke level pertumbuhan baru.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |