Cengkeh Indonesia Terkena Radiasi Cs-137, Satgas Ungkap Syarat Mutlak Agar Rempah RI Tetap Laku di AS

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Radiasi Cesium-137 (Cs-137) menyebut ekspor rempah ke Amerika Serikat (AS) terganggu imbas kasus kontaminasi radiasi di produk cengkeh asal Indonesia. Eksportir diminta segera melakukan sertifikasi bebas kontaminasi radiasi Cs-137.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas, Bara Krishna Hasibuan menjelaskan, sertifikasi akan ditangani oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Lembaga itu akan melakukan pengetesan terhadap rempah, termasuk cengkeh, untuk dicek keamanannya.

"Jadi sekarang BPOM itu sedang konsentrasi melakukan capacity building. Nanti juga BPOM ada beberapa lab lagi di luar yang dimiliki oleh BPOM yang bisa digunakan untuk melakukan tes kontaminasi ini," ungkap Bara dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Dia berharap proses sertifikasi ini bisa berjalan cepat. Dengan begitu, proses ekspor rempah asal Indonesia ke AS bisa kembali pulih dan memberi keyakinan konsumen di Amerika Serikat.

"Tentu kita ingin mempercepat proses ini agar ekspor rempah (spices) ke AS bisa dipulihkan secepatnya, atau proses sertifikasi itu betul-betul dipercepat sehingga ekspor bisa segera dilakukan," tuturnya.

"Sehingga tetap saja nanti kita tetap bisa memenuhi kebutuhan di AS yang seperti anda katakan tadi menjelang Thanksgiving, Natal dan Tahun Baru," sambung Bara.

Promosi 1

Cengkeh Terkontaminasi Belum Kembali ke RI

Sebelumnya, pengembalian satu kontainer berisi cengkeh terkontaminasi radiasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137) molor dari target awal. Satuan Tugas Penanganan Radiasi Cs-137 telah bersiap untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas, Bara Krishna Hasibuan menerangkan, kontainer berisi cengkeh itu mulanya diperkirakan tiba pada 29 Oktober 2025. Namun, karena terkendala dalam pengapalannya, maka diperkirakan tiba di Indonesia pada 1 November 2025 mendatang.

"Terkait informasi satu kontainer yang berisi cengkeh suspect yang semula dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 29 Oktober mengalami delay dan diperkirakan akan tiba pada 1 November," ungkap Bara dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Siapkan Pengecekan Lanjutan

Dia menegaskan, tim Satgas telah bersiap untuk melakukan pengecekan lanjutan soal dugaan kontaminasi Cs-137 di produk cengkeh itu. Tim gabungan juga telah dibentuk sebagai tindak lanjutnya.

"Kami telah menyiapkan protokol penanganan komprehensif termasuk dengan dibentuknya gugus tugas yang terdiri dari Bapeten, BRIN, Bea Cukai, Otoritas Pelabuhan, BBKK dan instansi terkait," katanya.

Informasi, kasus ini bermula setelah FDA Amerika Serikat menemukan paparan zat radioaktif Cs-137 pada cengkeh dari Indonesia. Dalam laporannya, FDA mendeteksi paparan Cs-137 pada cengkeh yang dikirim oleh PT NJS, yang kemudian direspons dengan pemblokiran seluruh impor rempah dari perusahaan tersebut.

Cengkeh dari Lampung

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Penanganan Cs-137) telah mengonfirmasi bahwa produk cengkeh yang terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) berasal dari wilayah Lampung.

Temuan ini merupakan tindak lanjut dari laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang sebelumnya mendeteksi radioaktif pada cengkeh asal Indonesia.

Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan menjelaskan bahwa tim pemerintah segera dikirim untuk meninjau tiga lokasi pengolahan cengkeh di Surabaya, Jawa Timur.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |